Rabu, 28 September 2022
“Itulah yang masih merupakan hiburan bagiku, bahkan aku akan melompat-lompat kegirangan di waktu kepedihan yang tak kenal belas kasihan, sebab aku tidak pernah menyangkal firman Yang Mahakudus.” (Ayub 6:10)
Bacaan hari ini: Ayub 6:1-30 | Bacaan setahun: Ayub 5-6
Ayub 5
1 Berserulah–adakah orang yang menjawab engkau? Dan kepada siapa di antara orang-orang yang kudus engkau akan berpaling?
2 Sesungguhnya, orang bodoh dibunuh oleh sakit hati, dan orang bebal dimatikan oleh iri hati.
3 Aku sendiri pernah melihat orang bodoh berakar, tetapi serta-merta kukutuki tempat kediamannya.
4 Anak-anaknya selalu tidak tertolong, mereka diinjak-injak di pintu gerbang tanpa ada orang yang melepaskannya.
5 Apa yang dituainya, dimakan habis oleh orang yang lapar, bahkan dirampas dari tengah-tengah duri, dan orang-orang yang dahaga mengingini kekayaannya.
6 Karena bukan dari debu terbit bencana dan bukan dari tanah tumbuh kesusahan;
7 melainkan manusia menimbulkan kesusahan bagi dirinya, seperti bunga api berjolak tinggi.
8 Tetapi aku, tentu aku akan mencari Allah, dan kepada Allah aku akan mengadukan perkaraku.
9 Ia melakukan perbuatan-perbuatan yang besar dan yang tak terduga, serta keajaiban-keajaiban yang tak terbilang banyaknya;
10 Ia memberi hujan ke atas muka bumi dan menjatuhkan air ke atas ladang;
11 Ia menempatkan orang yang hina pada derajat yang tinggi dan orang yang berdukacita mendapat pertolongan yang kuat;
12 Ia menggagalkan rancangan orang cerdik, sehingga usaha tangan mereka tidak berhasil;
13 Ia menangkap orang berhikmat dalam kecerdikannya sendiri, sehingga rancangan orang yang belat-belit digagalkan.
14 Pada siang hari mereka tertimpa gelap, dan pada tengah hari mereka meraba-raba seperti pada waktu malam.
15 Tetapi Ia menyelamatkan orang-orang miskin dari kedahsyatan mulut mereka, dan dari tangan orang yang kuat.
16 Demikianlah ada harapan bagi orang kecil, dan kecurangan tutup mulut.
17 Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa.
18 Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula.
19 Dari enam macam kesesakan engkau diluputkan-Nya dan dalam tujuh macam engkau tidak kena malapetaka.
20 Pada masa kelaparan engkau dibebaskan-Nya dari maut, dan pada masa perang dari kuasa pedang.
21 Dari cemeti lidah engkau terlindung, dan engkau tidak usah takut, bila kemusnahan datang.
22 Kemusnahan dan kelaparan akan kautertawakan dan binatang liar tidak akan kautakuti.
23 Karena antara engkau dan batu-batu di padang akan ada perjanjian, dan binatang liar akan berdamai dengan engkau.
24 Engkau akan mengalami, bahwa kemahmu aman dan apabila engkau memeriksa tempat kediamanmu, engkau tidak akan kehilangan apa-apa.
25 Engkau akan mengalami, bahwa keturunanmu menjadi banyak dan bahwa anak cucumu seperti rumput di tanah.
26 Dalam usia tinggi engkau akan turun ke dalam kubur, seperti berkas gandum dibawa masuk pada waktunya.
27 Sesungguhnya, semuanya itu telah kami selidiki, memang demikianlah adanya; dengarkanlah dan camkanlah itu!”
Ayub 6 : 1-30
Ayub kecewa terhadap sahabat-sahabatnya
1 Lalu Ayub menjawab:
2 “Ah, hendaklah kiranya kekesalan hatiku ditimbang, dan kemalanganku ditaruh bersama-sama di atas neraca!
3 Maka beratnya akan melebihi pasir di laut; oleh sebab itu tergesa-gesalah perkataanku.
4 Karena anak panah dari Yang Mahakuasa tertancap pada tubuhku, dan racunnya diisap oleh jiwaku; kedahsyatan Allah seperti pasukan melawan aku.
5 Meringkikkah keledai liar di tempat rumput muda, atau melenguhkah lembu dekat makanannya?
6 Dapatkah makanan tawar dimakan tanpa garam atau apakah putih telur ada rasanya?
7 Aku tidak sudi menjamahnya, semuanya itu makanan yang memualkan bagiku.
8 Ah, kiranya terkabul permintaanku dan Allah memberi apa yang kuharapkan!
9 Kiranya Allah berkenan meremukkan aku, kiranya Ia melepaskan tangan-Nya dan menghabisi nyawaku!
10 Itulah yang masih merupakan hiburan bagiku, bahkan aku akan melompat-lompat kegirangan di waktu kepedihan yang tak kenal belas kasihan, sebab aku tidak pernah menyangkal firman Yang Mahakudus.
11 Apakah kekuatanku, sehingga aku sanggup bertahan, dan apakah masa depanku, sehingga aku harus bersabar?
12 Apakah kekuatanku seperti kekuatan batu? Apakah tubuhku dari tembaga?
13 Bukankah tidak ada lagi pertolongan bagiku, dan keselamatan jauh dari padaku?
14 Siapa menahan kasih sayang terhadap sesamanya, melalaikan takut akan Yang Mahakuasa.
15 Saudara-saudaraku tidak dapat dipercaya seperti sungai, seperti dasar dari pada sungai yang mengalir lenyap,
16 yang keruh karena air beku, yang di dalamnya salju menjadi cair,
17 yang surut pada musim kemarau, dan menjadi kering di tempatnya apabila kena panas;
18 berkeluk-keluk jalan arusnya, mengalir ke padang tandus, lalu lenyap.
19 Kafilah dari Tema mengamat-amatinya dan rombongan dari Syeba mengharapkannya,
20 tetapi mereka kecewa karena keyakinan mereka, mereka tertipu setibanya di sana.
21 Demikianlah kamu sekarang bagiku, ketika melihat yang dahsyat, takutlah kamu.
22 Pernahkah aku berkata: Berilah aku sesuatu, atau: Berilah aku uang suap dari hartamu,
23 atau: Luputkan aku dari tangan musuh, atau: Tebuslah aku dari tangan orang lalim?
24 Ajarilah aku, maka aku akan diam; dan tunjukkan kepadaku dalam hal apa aku tersesat.
25 Alangkah kokohnya kata-kata yang jujur! Tetapi apakah maksud celaan dari pihakmu itu?
26 Apakah kamu bermaksud mencela perkataan? Apakah perkataan orang yang putus asa dianggap angin?
27 Bahkan atas anak yatim kamu membuang undi, dan sahabatmu kamu perlakukan sebagai barang dagangan.
28 Tetapi sekarang, berpalinglah kepadaku; aku tidak akan berdusta di hadapanmu.
29 Berbaliklah, janganlah terjadi kecurangan, berbaliklah, aku pasti benar.
30 Apakah ada kecurangan pada lidahku? Apakah langit-langitku tidak dapat membeda-bedakan bencana?”
Fokus renungan hari ini terletak pada ayat 10c, yang berkata: “Sebab aku tidak pernah menyangkal firman yang Mahakudus.” Salah satu penyebab Tuhan murka terhadap sahabat-sahabat Ayub adalah karena nasihat mereka membawa Ayub semakin tidak bersandar kepada Tuhan. Nasihat sahabat-sahabat Ayub ini justru membuat Ayub menjadi kecewa terhadap diri mereka sendiri.
Renungan hari ini berfokus kepada pribadi Ayub yang tidak pernah menyangkal Firman. Dalam kehidupan ini, tidak dapat dipungkiri acapkali orang-orang Kristen melawan Firman Tuhan. Ketika Firman Tuhan berkata: “Jangan membunuh!”, justru ada orang-orang Kristen yang melakukan pembunuhan. Ketika Firman Tuhan berkata agar: “Mengasihi sesamamu!”, tetap ada saja orang-orang Kristen yang tidak mengasihi sesamanya.
Karena itu, pada hari ini kita diingatkan kembali oleh Firman Tuhan agar menjadi orang-orang Kristen yang taat kepada Firman Tuhan. Adalah berbahaya, apabila ada orang-orang Kristen yang tidak mau taat Firman Tuhan. Kita perlu memahami, bahwa salah satu pedoman hidup anak-anak Tuhan adalah Firman Tuhan. Di dalam kitab Mazmur 119:105, dikatakan: “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”
Jadi, Pemazmur menegaskan kepada setiap kita bahwa Firman Tuhan adalah laksana sebuah pelita yang menerangi setiap jalan kehidupan kita. Tanpa Firman, jangan berharap hidup kita akan terus berada di jalan Tuhan. Dengan demikian, seharusnya kita menjadi anak-anak Tuhan yang mau mendengarkan Firman Tuhan dengan setia. Lebih dari itu, bukan hanya mendengarkan saja, tetapi juga menjadi pelaku-pelaku Firman.
Ambillah keputusan seperti Ayub untuk tidak menyangkal firman Tuhan dengan sungguh-sungguh. Kita perlu melakukan apa yang Tuhan perintahkan kepada kita sehingga Tuhan akan dimuliakan melalui hidup dan karya kita. Sebaliknya, ketika kita menyangkali firman Allah, maka kita sedang berada di bawah murka-Nya.
STUDI PRIBADI: Apakah kita masih tetap berkomitmen untuk mendengarkan dan menaati Firman Tuhan setiap harinya? Mengapa kita perlu berkomitmen demikian?
Pokok Doa: Berdoalah, agar kiranya kita tetap terus setia dan berkomitmen untuk mentaati perintah Tuhan melalui Firman-Nya.