SABTU, 5 MARET 2022
“Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila aurat seorang laki-laki mengeluarkan lelehan, maka najislah ia karena lelehannya itu.” (Imamat 15:2)
Bacaan hari ini: Imamat 15 | Bacaan setahun: Imamat 15
Imamat 13
Ketidaktahiran pada laki-laki dan perempuan
1 TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun:
2 “Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila aurat seorang laki-laki mengeluarkan lelehan, maka najislah ia karena lelehannya itu.
3 Beginilah kenajisannya berhubung dengan lelehannya itu: bila auratnya membiarkan lelehan itu mengalir, atau bila auratnya menahannya, sehingga tidak mengeluarkan lelehan, maka itulah kenajisannya.
4 Setiap tempat tidur, yang ditiduri orang yang mengeluarkan lelehan itu menjadi najis, dan setiap barang yang didudukinya menjadi najis juga.
5 Setiap orang yang kena kepada tempat tidurnya haruslah mencuci pakaiannya, membasuh tubuhnya dengan air dan ia menjadi najis sampai matahari terbenam.
6 Siapa yang duduk di atas barang yang telah diduduki oleh orang yang demikian haruslah mencuci pakaiannya, membasuh tubuhnya dengan air, dan ia menjadi najis sampai matahari terbenam.
7 Siapa yang kena kepada tubuh orang yang demikian, haruslah mencuci pakaiannya, membasuh tubuhnya dengan air dan ia menjadi najis sampai matahari terbenam.
8 Apabila orang yang demikian meludahi orang yang tahir, haruslah orang ini mencuci pakaiannya, membasuh tubuhnya dengan air dan ia menjadi najis sampai matahari terbenam.
9 Dan setiap pelana yang diduduki orang yang demikian menjadi najis.
10 Setiap orang yang kena kepada sesuatu bekas tempat orang tadi menjadi najis sampai matahari terbenam. Siapa yang mengangkatnya, haruslah mencuci pakaiannya, membasuh tubuhnya dengan air dan ia menjadi najis sampai matahari terbenam.
11 Dan setiap orang yang kena pada orang yang demikian, sedang orang ini tidak mencuci tangan dahulu dengan air, haruslah mencuci pakaiannya, membasuh tubuhnya dengan air dan ia menjadi najis sampai matahari terbenam.
12 Kalau orang itu kena pada belanga tanah, itu haruslah dipecahkan, dan setiap perkakas kayu haruslah dicuci dengan air.
13 Apabila orang yang demikian sudah bersih dari lelehannya, ia harus menghitung tujuh hari lagi untuk dapat dinyatakan tahir, lalu mencuci pakaiannya, membasuh tubuhnya dengan air mengalir, maka ia menjadi tahir.
14 Pada hari yang kedelapan ia harus mengambil dua ekor burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati, dan datang ke hadapan TUHAN, ke pintu Kemah Pertemuan, dan menyerahkan burung-burung itu kepada imam.
15 Lalu imam harus mempersembahkannya, yang seekor sebagai korban penghapus dosa dan yang seekor lagi sebagai korban bakaran. Dengan demikian imam mengadakan pendamaian bagi orang itu di hadapan TUHAN karena lelehannya.
16 Apabila seorang laki-laki tertumpah maninya, ia harus membasuh seluruh tubuhnya dengan air dan ia menjadi najis sampai matahari terbenam.
17 Setiap pakaian dan setiap kulit, yang kena tumpahan mani itu, haruslah dicuci dengan air dan menjadi najis sampai matahari terbenam.
18 Juga seorang perempuan, kalau seorang laki-laki tidur dengan dia dengan ada tumpahan mani, maka keduanya harus membasuh tubuhnya dengan air dan mereka menjadi najis sampai matahari terbenam.
19 Apabila seorang perempuan mengeluarkan lelehan, dan lelehannya itu adalah darah dari auratnya, ia harus tujuh hari lamanya dalam cemar kainnya, dan setiap orang yang kena kepadanya, menjadi najis sampai matahari terbenam.
20 Segala sesuatu yang ditidurinya selama ia cemar kain menjadi najis. Dan segala sesuatu yang didudukinya menjadi najis juga.
21 Setiap orang yang kena kepada tempat tidur perempuan itu haruslah mencuci pakaiannya, membasuh tubuhnya dengan air dan ia menjadi najis sampai matahari terbenam.
22 Setiap orang yang kena kepada sesuatu barang yang diduduki perempuan itu haruslah mencuci pakaiannya, membasuh diri dengan air dan ia menjadi najis sampai matahari terbenam.
23 Juga pada waktu ia kena kepada sesuatu yang ada di tempat tidur atau di atas barang yang diduduki perempuan itu, ia menjadi najis sampai matahari terbenam.
24 Jikalau seorang laki-laki tidur dengan perempuan itu, dan ia kena cemar kain perempuan itu, maka ia menjadi najis selama tujuh hari, dan setiap tempat tidur yang ditidurinya menjadi najis juga.
25 Apabila seorang perempuan berhari-hari lamanya mengeluarkan lelehan, yakni lelehan darah yang bukan pada waktu cemar kainnya, atau apabila ia mengeluarkan lelehan lebih lama dari waktu cemar kainnya, maka selama lelehannya yang najis itu perempuan itu adalah seperti pada hari-hari cemar kainnya, yakni ia najis.
26 Setiap tempat tidur yang ditidurinya, selama ia mengeluarkan lelehan, haruslah baginya seperti tempat tidur pada waktu cemar kainnya dan setiap barang yang didudukinya menjadi najis sama seperti kenajisan cemar kainnya.
27 Setiap orang yang kena kepada barang-barang itu menjadi najis, dan ia harus mencuci pakaiannya, membasuh tubuhnya dengan air, dan ia menjadi najis sampai matahari terbenam.
28 Tetapi jikalau perempuan itu sudah tahir dari lelehannya, ia harus menghitung tujuh hari lagi, sesudah itu barulah ia menjadi tahir.
29 Pada hari yang kedelapan ia harus mengambil dua ekor burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati dan membawanya kepada imam ke pintu Kemah Pertemuan.
30 Imam harus mempersembahkan yang seekor sebagai korban penghapus dosa dan yang seekor lagi sebagai korban bakaran. Dengan demikian imam mengadakan pendamaian bagi orang itu di hadapan TUHAN, karena lelehannya yang najis itu.
31 Begitulah kamu harus menghindarkan orang Israel dari kenajisannya, supaya mereka jangan mati di dalam kenajisannya, bila mereka menajiskan Kemah Suci-Ku yang ada di tengah-tengah mereka itu.”
32 Itulah hukum tentang seorang laki-laki yang mengeluarkan lelehan atau yang tertumpah maninya yang menyebabkan dia najis,
33 dan tentang seorang perempuan yang bercemar kain dan tentang seseorang, baik laki-laki maupun perempuan, yang mengeluarkan lelehan, dan tentang laki-laki yang tidur dengan perempuan yang najis.
Imamat 19:2 berkata, “Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus.” Demikian juga, Imamat 20:7 berkata, “Maka kamu harus menguduskan dirimu, dan kuduslah kamu, sebab Akulah TUHAN, Allahmu.” Allah Yahweh, Allah yang kita sembah adalah Allah yang kudus, karena itu sebagai umat-Nya, kita pun dipanggil untuk hidup kudus.
Pasal 15 ini adalah bagian Alkitab yang menyebut bagian yang sangat bersifat pribadi diri manusia. Istilah “lelehan” (ay. 2-4, dst.) yang berulang kali disebut di pasal ini, berhubungan dengan kehidupan seksual manusia. Allah menuntut kekudusan hidup seksual, termasuk perilaku seksual umat- Nya. Bagi Allah, hidup kudus umat-Nya meliputi rohani dan jasmani, yang tidak terlihat dan yang terlihat, semuanya harus kudus di hadapan Tuhan, termasuk kehidupan yang paling pribadi sekalipun.
Allah juga peduli dengan kesehatan dan kebersihan secara jasmani. Selama “lelehan” itu berada di dalam tubuh manusia, “lelehan” ini menjadi sarana reproduksi bagi manusia, sesuai perintah Tuhan untuk berkembang biak dan beranak-cucu. Pada saat “lelehan” ini sudah tidak lagi ada di tubuh manusia, “lelehan” ini hanya menajiskan dan mengakibatkan kondisi kotor pada manusia. Karena itu, pembersihan diri (ay. 5) berupa mencuci pakaian dan membasuh tubuh serta permohonan pengampunan dosa di hadapan Allah (ay. 15), yang dilakukan imam, menjadi jalan keluar bagi umat Allah yang najis karena hal ini. Umat Allah yang menjalani hal ini, mengalami pembersihan diri secara keseluruhan, jasmani dan rohani, dari umat Tuhan yang najis karena “lelehan” ini.
Melalui bagian ini, sebagai umat tebusan Kristus, harus sadar betapa kita perlu untuk menjaga kekudusan kehidupan seksual di hadapan Allah. Melalui hidup setia kepada pasangan yang sudah Allah anugerahkan dalam pernikahan, menjadi bukti bahwa kita menghormati dan mengakui Allah serta kekudusan-Nya dalam kehidupan pernikahan kita. Inilah hidup yang menyembah Allah dalam seluruh aspek kehidupan, yakni hidup yang kudus di hadapan Allah yang Mahakudus.
STUDI PRIBADI: Adakah dosa pribadi ataupun dosa seksual yang ingin diakui di hadapan Tuhan? Jika ya, mintalah pengampunan Tuhan atas dosa pribadi dan dosa seksual Anda.
Pokok Doa: Berdoalah agar jemaat Tuhan memiliki kehidupan yang kudus, yang meliputi kehidupan yang paling pribadi maupun hidup seksual. Tuhan menuntut kekudusan hidup anak-anak Tuhan.