Tahir Dan Najis

JUMAT, 4 MARET 2022

“Orang yang sakit kusta harus berpakaian yang cabik-cabik, rambutnya terurai dan lagi ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis!” (Imamat 13:45)

Bacaan hari ini: Imamat 13 | Bacaan setahun: Imamat 13-14

Karantina merupakan salah satu kata yang sering kita dengar di masa pandemi Covid 19 ini. Seseorang yang terkena Covid 19, atau yang pernah kontak dengan penderita Covid 19, atau yang menunjukkan gejala Covid 19, harus dikarantina guna memutus mata rantai penyebaran Covid 19. Di dalam Imamat 13 ini, kita juga menjumpai orang yang harus dikarantina, yaitu mereka yang diduga terkena kusta.

Penyakit kusta yang dicatat di Alkitab ini sejenis penyakit kulit yang berbahaya dan menular. Oleh sebab itu, orang yang sakit kulit seperti kusta, harus menunjukkan diri kepada imam. Jika dilihat penyakit itu belum benar- benar kusta, maka ia harus dikurung (dikarantina) selama 7 hari. Setelah 7 hari, imam akan periksa, jika masih belum sembuh tapi tidak menunjukkan bahwa itu adalah kusta, maka ia kembali dikarantina 7 hari. Setelah 7 hari diperiksad penyakit kulit itu memudar dan tidak meluas, imam menyatakan ia tahir (bersih). Jika imam menyatakan seseorang kena kusta, maka imam menyatakan ia najis (kotor). Orang sakit kusta harus berpakaian yang cabik- cabik, rambutnya terurai, harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis! Ia harus tinggal terasing di luar perkemahan (ay.45-46). Bahkan berkembang anggapan: penyakit kusta adalah kutukan dari Tuhan, melihat dari kisah Miryam, Gehazi (bujang Elia), raja Uzia yang langsung kena kusta karena dosa yang mereka lakukan. Mereka menderita secara fisik karena penyakit kusta menggerogoti dan merusak tubuh. Menderita secara psikis karena mereka harus meneriakkan diri najis, hidup terasing, dianggap kena kutukan Tuhan dan kenyataan bahwa belum ada obat untuk sakit kusta. Hanya Allah yang bisa menyembuhkan penyakit kusta secara ajaib.

Kusta menggambarkan dosa manusia. Dosa begitu najis dan bahaya, membawa kita pada hukuman kekal (terpisah dari Allah selamanya). Hanya Allah melalui Tuhan Yesus yang sanggup menyembuhkan dosa, yang telah mati disalib dan bangkit, Ia telah menahirkan dosa-dosa kita. Bagaimana kita memandang dosa? Apakah kita ingin dan sudah ditahirkan dari dosa? Datang dan percayalah kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamat-Mu!

STUDI PRIBADI: Bagaimana respons kita jika kita telah dibebaskan dari dosa yang sangat menjijikkan dan membahayakan jiwa kita?

Pokok Doa: Berdoalah bagi setiap anak Tuhan agar mau memberitakan Injil kabar baik kepada orang di sekitarnya yang belum dibebaskan dari dosa. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *