Senin, 19 Juli 2021
Bacaan hari ini: Bilangan 20:1-13 | Bacaan setahun: Ayub 5-7, 2 Timotius 4
“Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka.” (Bilangan 20:12)
Bilangan 20 : 1-13
Miryam mati
1 Kemudian sampailah orang Israel, yakni segenap umat itu, ke padang gurun Zin, dalam bulan pertama, lalu tinggallah bangsa itu di Kadesh. Matilah Miryam di situ dan dikuburkan di situ.
Dosa Musa dan Harun
2 Pada suatu kali, ketika tidak ada air bagi umat itu, berkumpullah mereka mengerumuni Musa dan Harun,
3 dan bertengkarlah bangsa itu dengan Musa, katanya: “Sekiranya kami mati binasa pada waktu saudara-saudara kami mati binasa di hadapan TUHAN!
4 Mengapa kamu membawa jemaah TUHAN ke padang gurun ini, supaya kami dan ternak kami mati di situ?
5 Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membawa kami ke tempat celaka ini, yang bukan tempat menabur, tanpa pohon ara, anggur dan delima, bahkan air minumpun tidak ada?”
6 Maka pergilah Musa dan Harun dari umat itu ke pintu Kemah Pertemuan, lalu sujud. Kemudian tampaklah kemuliaan TUHAN kepada mereka.
7 TUHAN berfirman kepada Musa:
8 “Ambillah tongkatmu itu dan engkau dan Harun, kakakmu, harus menyuruh umat itu berkumpul; katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu supaya diberi airnya; demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta ternaknya.”
9 Lalu Musa mengambil tongkat itu dari hadapan TUHAN, seperti yang diperintahkan-Nya kepadanya.
10 Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan jemaah itu di depan bukit batu itu, berkatalah ia kepada mereka: “Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?”
11 Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air, sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum.
12 Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: “Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka.”
13 Itulah mata air Meriba, tempat orang Israel bertengkar dengan TUHAN dan Ia menunjukkan kekudusan-Nya di antara mereka.
Ayub 5
1 Berserulah–adakah orang yang menjawab engkau? Dan kepada siapa di antara orang-orang yang kudus engkau akan berpaling?
2 Sesungguhnya, orang bodoh dibunuh oleh sakit hati, dan orang bebal dimatikan oleh iri hati.
3 Aku sendiri pernah melihat orang bodoh berakar, tetapi serta-merta kukutuki tempat kediamannya.
4 Anak-anaknya selalu tidak tertolong, mereka diinjak-injak di pintu gerbang tanpa ada orang yang melepaskannya.
5 Apa yang dituainya, dimakan habis oleh orang yang lapar, bahkan dirampas dari tengah-tengah duri, dan orang-orang yang dahaga mengingini kekayaannya.
6 Karena bukan dari debu terbit bencana dan bukan dari tanah tumbuh kesusahan;
7 melainkan manusia menimbulkan kesusahan bagi dirinya, seperti bunga api berjolak tinggi.
8 Tetapi aku, tentu aku akan mencari Allah, dan kepada Allah aku akan mengadukan perkaraku.
9 Ia melakukan perbuatan-perbuatan yang besar dan yang tak terduga, serta keajaiban-keajaiban yang tak terbilang banyaknya;
10 Ia memberi hujan ke atas muka bumi dan menjatuhkan air ke atas ladang;
11 Ia menempatkan orang yang hina pada derajat yang tinggi dan orang yang berdukacita mendapat pertolongan yang kuat;
12 Ia menggagalkan rancangan orang cerdik, sehingga usaha tangan mereka tidak berhasil;
13 Ia menangkap orang berhikmat dalam kecerdikannya sendiri, sehingga rancangan orang yang belat-belit digagalkan.
14 Pada siang hari mereka tertimpa gelap, dan pada tengah hari mereka meraba-raba seperti pada waktu malam.
15 Tetapi Ia menyelamatkan orang-orang miskin dari kedahsyatan mulut mereka, dan dari tangan orang yang kuat.
16 Demikianlah ada harapan bagi orang kecil, dan kecurangan tutup mulut.
17 Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa.
18 Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula.
19 Dari enam macam kesesakan engkau diluputkan-Nya dan dalam tujuh macam engkau tidak kena malapetaka.
20 Pada masa kelaparan engkau dibebaskan-Nya dari maut, dan pada masa perang dari kuasa pedang.
21 Dari cemeti lidah engkau terlindung, dan engkau tidak usah takut, bila kemusnahan datang.
22 Kemusnahan dan kelaparan akan kautertawakan dan binatang liar tidak akan kautakuti.
23 Karena antara engkau dan batu-batu di padang akan ada perjanjian, dan binatang liar akan berdamai dengan engkau.
24 Engkau akan mengalami, bahwa kemahmu aman dan apabila engkau memeriksa tempat kediamanmu, engkau tidak akan kehilangan apa-apa.
25 Engkau akan mengalami, bahwa keturunanmu menjadi banyak dan bahwa anak cucumu seperti rumput di tanah.
26 Dalam usia tinggi engkau akan turun ke dalam kubur, seperti berkas gandum dibawa masuk pada waktunya.
27 Sesungguhnya, semuanya itu telah kami selidiki, memang demikianlah adanya; dengarkanlah dan camkanlah itu!”
Ayub 6
Ayub kecewa terhadap sahabat-sahabatnya
1 Lalu Ayub menjawab:
2 “Ah, hendaklah kiranya kekesalan hatiku ditimbang, dan kemalanganku ditaruh bersama-sama di atas neraca!
3 Maka beratnya akan melebihi pasir di laut; oleh sebab itu tergesa-gesalah perkataanku.
4 Karena anak panah dari Yang Mahakuasa tertancap pada tubuhku, dan racunnya diisap oleh jiwaku; kedahsyatan Allah seperti pasukan melawan aku.
5 Meringkikkah keledai liar di tempat rumput muda, atau melenguhkah lembu dekat makanannya?
6 Dapatkah makanan tawar dimakan tanpa garam atau apakah putih telur ada rasanya?
7 Aku tidak sudi menjamahnya, semuanya itu makanan yang memualkan bagiku.
8 Ah, kiranya terkabul permintaanku dan Allah memberi apa yang kuharapkan!
9 Kiranya Allah berkenan meremukkan aku, kiranya Ia melepaskan tangan-Nya dan menghabisi nyawaku!
10 Itulah yang masih merupakan hiburan bagiku, bahkan aku akan melompat-lompat kegirangan di waktu kepedihan yang tak kenal belas kasihan, sebab aku tidak pernah menyangkal firman Yang Mahakudus.
11 Apakah kekuatanku, sehingga aku sanggup bertahan, dan apakah masa depanku, sehingga aku harus bersabar?
12 Apakah kekuatanku seperti kekuatan batu? Apakah tubuhku dari tembaga?
13 Bukankah tidak ada lagi pertolongan bagiku, dan keselamatan jauh dari padaku?
14 Siapa menahan kasih sayang terhadap sesamanya, melalaikan takut akan Yang Mahakuasa.
15 Saudara-saudaraku tidak dapat dipercaya seperti sungai, seperti dasar dari pada sungai yang mengalir lenyap,
16 yang keruh karena air beku, yang di dalamnya salju menjadi cair,
17 yang surut pada musim kemarau, dan menjadi kering di tempatnya apabila kena panas;
18 berkeluk-keluk jalan arusnya, mengalir ke padang tandus, lalu lenyap.
19 Kafilah dari Tema mengamat-amatinya dan rombongan dari Syeba mengharapkannya,
20 tetapi mereka kecewa karena keyakinan mereka, mereka tertipu setibanya di sana.
21 Demikianlah kamu sekarang bagiku, ketika melihat yang dahsyat, takutlah kamu.
22 Pernahkah aku berkata: Berilah aku sesuatu, atau: Berilah aku uang suap dari hartamu,
23 atau: Luputkan aku dari tangan musuh, atau: Tebuslah aku dari tangan orang lalim?
24 Ajarilah aku, maka aku akan diam; dan tunjukkan kepadaku dalam hal apa aku tersesat.
25 Alangkah kokohnya kata-kata yang jujur! Tetapi apakah maksud celaan dari pihakmu itu?
26 Apakah kamu bermaksud mencela perkataan? Apakah perkataan orang yang putus asa dianggap angin?
27 Bahkan atas anak yatim kamu membuang undi, dan sahabatmu kamu perlakukan sebagai barang dagangan.
28 Tetapi sekarang, berpalinglah kepadaku; aku tidak akan berdusta di hadapanmu.
29 Berbaliklah, janganlah terjadi kecurangan, berbaliklah, aku pasti benar.
30 Apakah ada kecurangan pada lidahku? Apakah langit-langitku tidak dapat membeda-bedakan bencana?”
Ayub 7
Hidup itu berat
1 “Bukankah manusia harus bergumul di bumi, dan hari-harinya seperti hari-hari orang upahan?
2 Seperti kepada seorang budak yang merindukan naungan, seperti kepada orang upahan yang menanti-nantikan upahnya,
3 demikianlah dibagikan kepadaku bulan-bulan yang sia-sia, dan ditentukan kepadaku malam-malam penuh kesusahan.
4 Bila aku pergi tidur, maka pikirku: Bilakah aku akan bangun? Tetapi malam merentang panjang, dan aku dicekam oleh gelisah sampai dinihari.
5 Berenga dan abu menutupi tubuhku, kulitku menjadi keras, lalu pecah.
6 Hari-hariku berlalu lebih cepat dari pada torak, dan berakhir tanpa harapan.
7 Ingatlah, bahwa hidupku hanya hembusan nafas; mataku tidak akan lagi melihat yang baik.
8 Orang yang memandang aku, tidak akan melihat aku lagi, sementara Engkau memandang aku, aku tidak ada lagi.
9 Sebagaimana awan lenyap dan melayang hilang, demikian juga orang yang turun ke dalam dunia orang mati tidak akan muncul kembali.
10 Ia tidak lagi kembali ke rumahnya, dan tidak dikenal lagi oleh tempat tinggalnya.
11 Oleh sebab itu akupun tidak akan menahan mulutku, aku akan berbicara dalam kesesakan jiwaku, mengeluh dalam kepedihan hatiku.
12 Apakah aku ini laut atau naga, sehingga Engkau menempatkan penjaga terhadap aku?
13 Apabila aku berpikir: Tempat tidurku akan memberi aku penghiburan, dan tempat pembaringanku akan meringankan keluh kesahku,
14 maka Engkau mengagetkan aku dengan impian dan mengejutkan aku dengan khayal,
15 sehingga aku lebih suka dicekik dan mati dari pada menanggung kesusahanku.
16 Aku jemu, aku tidak mau hidup untuk selama-lamanya. Biarkanlah aku, karena hari-hariku hanya seperti hembusan nafas saja.
17 Apakah gerangan manusia, sehingga dia Kauanggap agung, dan Kauperhatikan,
18 dan Kaudatangi setiap pagi, dan Kauuji setiap saat?
19 Bilakah Engkau mengalihkan pandangan-Mu dari padaku, dan membiarkan aku, sehingga aku sempat menelan ludahku?
20 Kalau aku berbuat dosa, apakah yang telah kulakukan terhadap Engkau, ya Penjaga manusia? Mengapa Engkau menjadikan aku sasaran-Mu, sehingga aku menjadi beban bagi diriku?
21 Dan mengapa Engkau tidak mengampuni pelanggaranku, dan tidak menghapuskan kesalahanku? Karena sekarang aku terbaring dalam debu, lalu Engkau akan mencari aku, tetapi aku tidak akan ada lagi.”
2 Timotius 4
Penuhilah panggilan pelayananmu
1 Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya:
2 Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
3 Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
4 Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.
5 Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!
6 Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat.
7 Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.
8 Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.
Pesan terakhir
9 Berusahalah supaya segera datang kepadaku,
10 karena Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia dan Titus ke Dalmatia.
11 Hanya Lukas yang tinggal dengan aku. Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku.
12 Tikhikus telah kukirim ke Efesus.
13 Jika engkau ke mari bawa juga jubah yang kutinggalkan di Troas di rumah Karpus dan juga kitab-kitabku, terutama perkamen itu.
14 Aleksander, tukang tembaga itu, telah banyak berbuat kejahatan terhadap aku. Tuhan akan membalasnya menurut perbuatannya.
15 Hendaklah engkau juga waspada terhadap dia, karena dia sangat menentang ajaran kita.
16 Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorangpun yang membantu aku, semuanya meninggalkan aku–kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka–,
17 tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa.
18 Dan Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di sorga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.
Salam
19 Salam kepada Priska dan Akwila dan kepada keluarga Onesiforus.
20 Erastus tinggal di Korintus dan Trofimus kutinggalkan dalam keadaan sakit di Miletus.
21 Berusahalah ke mari sebelum musim dingin. Salam dari Ebulus dan Pudes dan Linus dan Klaudia dan dari semua saudara.
22 Tuhan menyertai rohmu. Kasih karunia-Nya menyertai kamu!
Berada dalam situasi sulit yang penuh tekanan tentu bukanlah hal yang mudah bagi setiap orang. Kekeruhan pikiran serta emosi yang tidak stabil cenderung mendorong seseorang untuk bertindak secara gegabah. Akibatnya, konsekuensi yang fatal harus dihadapi akibat kesalahan kecil yang diperbuatnya.
Musa pun pernah mengalami hal yang serupa ketika memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir. Musa menghadapi bangsa Israel yang terus bersungut-sungut akibat situasi buruk yang terus dialami semenjak keluar dari tanah Mesir. Kondisi ini semakin parah dikarenakan mereka tidak lagi memiliki air untuk mereka minum di tengah padang gurun. Jiwa kepemimpinan yang baik serta hati lembutnya (Bilangan 12:3) tidak serta-merta membuat Musa mampu mengendalikan emosinya dengan baik. Ia menjadi marah dan melakukan hal yang tidak berkenan di hadapan Allah. Kesalahan yang terlihat “simpel” ini pun mendatangkan konsekuensi yang fatal bagi Musa. Ia tidak dapat masuk ke negeri yang telah dijanjikan Allah tersebut karena tidak menghormati kekudusan Allah.
Sebagai anak Tuhan, kita pun tidak kebal terhadap situasi serupa. Hadirnya berbagai tantangan, pergumulan, persoalan, dan musibah dalam kehidupan kita membuat kita sulit sekali bertahan dalam menjaga kekudusan hidup kita. Tidak jarang kita pun jatuh ke dalam dosa baik dalam perkara kecil maupun besar. Mengungkapkan perasaan kita bukanlah hal yang salah bila diiringi dengan sikap dan batasan yang benar. Jangan biarkan emosi menguasai hati dan pikiran sehingga kita justru menghakimi Allah. Kiranya firman Tuhan ini mengingatkan kita sekali lagi untuk terus menghormati Allah dan percaya akan kemahakuasaan-Nya. Dialah Allah yang sama yang telah memimpin kehidupan kita sejauh ini dan akan terus menyertai kita di hari-hari yang akan datang.
STUDI PRIBADI : Mengapa Allah tidak mengindahkan apa yang telah dilakukan oleh Musa? Seberapa jauh kedewasaan emosi kita untuk tetap percaya dan menghormati Allah dalam situasi-situasi mendesak, yang kita hadapi?
Pokok Doa : Berdoalah agar setiap anak Tuhan, termasuk kita, senantiasa hidup takut akan Allah sekalipun berada dalam situasi yang tidak mudah.