Meneladani Yesus Saat Dianiaya

Sabtu, 20 Juni 2020

Bacaan hari ini: Kisah Para Rasul 7:54-8:1a Bacaan setahun: 2 Tawarikh 13-14, Efesus 3



“Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka! Dan dengan perkataan ini meninggallah ia.” (Kisah Para Rasul 7:60)

Teguran keras atas dosa-dosa yang dilakukan orang Yahudi, termasuk anggota Mahkamah Agama dan juga karena Stefanus meninggikan Yesus sebagai Tuhan yang telah mereka bunuh, membuat mereka sakit hati dan sangat marah. Mereka menganggap Stefanus menghujat Allah. Alkitab menggambarkan dengan kalimat, “mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka mereka menyambut dengan gertakan gigi.” Akibatnya mereka melakukan sesuatu yang brutal. Sambil berteriak-teriak dan menutup telinga mereka menyerbu Stefanus, menyeretnya ke luar kota lalu melempari Stefanus dengan batu. Apa reaksi Stefanus?

Stefanus tidak memaki atau mengutuki mereka. Stefanus juga tidak protes kepada Tuhan, mengapa ia harus mengalami semua penderitaan ini di saat ia melayani Tuhan? Stefanus hanya berlutut, dan hanya 2 kalimat ia ucapkan: “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.” Stefanus tahu apa yang ia lakukan adalah benar, dan ia siap menjalani apa yang Tuhan ijinkan terjadi dengan ketaatan dan kesetiaan. Stefanus tahu, jika saat itu ia mati, maka Tuhan Yesus sudah menyambutnya. Penglihatan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah, memberi kekuatan dan keyakinan kepadanya. Selanjutnya Stefanus berkata: “Tuhan, janganlah Kau tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Stefanus tidak hanya mengampuni orang-orang yang telah menganiaya dirinya, namun ia juga berdoa dan memohonkan agar Tuhan mengampuni dosa mereka. Doa Stefanus juga merupakan doa Tuhan Yesus ketika Ia disalibkan. Stefanus menghidupi apa yang ia percayai, Stefanus meneladani Yesus yang adalah Tuhan baginya.

Hidup sebagai pengikut Kristus tidaklah berarti bebas dari kesulitan bahkan mungkin juga ancaman dan aniaya. Bagaimana kita menyikapi hal tersebut? Apa kita mampu untuk taat menjalani, tetap setia kepada Tuhan Yesus dan memberikan pengampunan kepada orang yang menganiaya kita? Mungkin tidak mudah bagi kita, tapi itulah yang dikehendaki Allah. Yesus dan Stefanus telah meneladankannya kepada kita, dan kitapun bisa melakukannya dengan pertolongan Tuhan dan komitmen kita.

STUDI PRIBADI : Mengapa Stefanus tetap tenang dan sabar menghadapi penganiayaan yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan anggota Mahkamah Agama?

Pokok Doa : Berdoa agar setiap anak Tuhan dimampukan untuk hidup taat dan setia kepada Tuhan Yesus dalam keadaan apapun, serta punya hati yang mau mengampuni dengan tulus. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *