2 Februari 2025

Ringkasan Khotbah
2 Februari 2025

Bahan Pertemuan Kelompok Kecil

BERHARAP PADA TUHAN

Kasih setia-Mu, ya TUHAN, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.

Mazmur 33 : 22

Imlek adalah momen istimewa bagi masyarakat Tionghoa untuk merayakan awal yang baru, penuh dengan harapan akan berkat, keberuntungan, dan kehidupan yang lebih baik. Berbagai tradisi seperti membersihkan rumah, memberi angpao, dan berkumpul bersama keluarga mencerminkan nilai-nilai pengharapan, pembaruan, dan kasih. Sebagai orang percaya, kita diingatkan bahwa pengharapan yang sejati datang dari Tuhan, sumber segala berkat yang sempurna. Mazmur 33:22 mengajarkan kepada kita bahwa kasih setia Tuhan adalah dasar pengharapan yang kokoh untuk masa depan yang penuh berkat.

Mazmur 33 adalah mazmur pujian yang mengungkapkan keagungan Tuhan sebagai Pencipta dan Pemelihara dunia. Ayat 22 menjadi puncak Mazmur ini, mengaitkan tindakan Allah yang menyatakan kasih setia dengan respons umat yang berharap kepada-Nya.

Maka ketika kita berharap pada Tuhan, ini berarti:

  1. Berharap pada kasih setia Tuhan yang menyertai kita
  2. Dalam tradisi Imlek, banyak orang berharap mendapatkan “berkat” berupa keberuntungan, kesehatan, dan kesejahteraan. Untuk mendapatkan itu semua, pada apa dan siapa kita berharap? Sebagai orang percaya Pemazmur mendorong kita untuk berharap pada TUHAN, yang kasih setia-Nya tidak pernah beranjak dari hidup kita, terus menyertai kita.

    “Kasih setia-Mu” (Ibrani: chesed): Mengacu pada kasih setia Allah yang tidak berubah, penuh komitmen, dan sering kali dikaitkan dengan perjanjian-Nya dengan umat-Nya. Chesed menggambarkan sifat Allah yang konsisten, penuh belas kasihan, dan tidak tergantung pada kondisi manusia.

    Tahun boleh berganti, dan kondisi hidup bisa berubah. Hari tertawa, besok mungkin menangis. Hari ini susah, besok mungkin senang, dan tidak yang abadi di bawah matahari. Namun demikian kasih setia tetap adanya. Inilah dirindukan oleh Pemazmur ketika berkata, “Kasih setia-Mu, ya TUHAN, kiranya menyertai kami.” Menyertai sepanjang perjalanan hidupnya di bawah matahari. Adakah ini juga menjadi kerinduanmu saat memasuki Imlek – tahun yang baru ini?

  3. Berharap pada Tuhan adalah Pilihan Iman kita
  4. Imlek juga menjadi waktu untuk refleksi dan memulai awal yang baru. Banyak orang menghadapi tahun baru dengan kekhawatiran—entah itu tentang pekerjaan, kesehatan, atau keluarga. Namun, Mazmur 33:22 mengajarkan bahwa pengharapan kepada Tuhan memberikan dasar yang kokoh di tengah ketidakpastian, dan ini menjadi pilihan imannya.

    Berharap pada Tuhan bukan sekadar menunggu tanpa arah, melainkan tindakan iman yang aktif. Ketika kita berharap kepada Tuhan, kita meletakkan seluruh kepercayaan kita kepada-Nya. Kita menyerahkan segala kekhawatiran, ketakutan, dan keraguan ke dalam tangan-Nya. Pengharapan ini bukanlah sesuatu yang pasif; sebaliknya, ini adalah langkah keberanian untuk percaya bahwa Tuhan memegang kendali, bahkan ketika situasi tampak tidak pasti.

    Ketika kita berharap kepada Tuhan, kita tidak bergantung pada nasib atau keberuntungan, tetapi pada karakter Tuhan yang setia dan berjanji untuk memelihara umat-Nya. Pengharapan kepada Tuhan tidak hanya membawa kedamaian, tetapi juga memberikan kekuatan untuk menghadapi tantangan hidup.

    Dan pengharapan kita pada Tuhan tidak akan pernah mengecewakan, seperti yang rasul Paulus katakan dalam Roma 5:5, “Pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus.”

    Ketika kita berharap kepada Tuhan, kita dapat yakin bahwa Dia bekerja untuk mendatangkan kebaikan dalam segala hal. Dia tidak pernah gagal memenuhi janji-Nya, meskipun cara dan waktunya sering kali berbeda dari yang kita harapkan.

    Mari di awal Tahun Baru Imlek ini, kita terus berharap hanya pada TUHAN yang kasih setia-Nya terus menyertai kita sepanjang tahun ke depan ini.

  1. Apa yang saat ini menjadi dasar pengharapan Anda?
  2. Apakah Anda terlalu bergantung pada hal-hal duniawi yang tidak pasti?
  3. Apakah pengharapan pada TUHAN menjadi pilihan iman Anda atau yang lainnya?
  4. Adakah kasih setia itulah yang Anda rindukan dalam hidup dan masa depanmu?
Hari Raya Imlek mengingatkan kita akan pentingnya pengharapan dan awal yang baru. Namun, sebagai umat percaya, kita tahu bahwa pengharapan yang sejati tidak terletak pada tradisi atau usaha manusia, tetapi pada Tuhan yang setia. Kasih setia-Nya adalah jaminan berkat dan kehidupan yang lebih baik. Mari kita berharap sepenuhnya kepada Tuhan, memercayakan hidup kita kepada-Nya, dan menjadi saluran berkat bagi sesama.

TUHAN, kita Engkau terus menaungi kami dengan kasih setia-Mu sepanjang tahun yang akan kami tempuh ke depan, Amin!

×

Mazmur 33 : 22

22 Kasih setia-Mu, ya TUHAN, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.

×

Mazmur 33

Puji-pujian kepada Allah Israel

1 Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar, dalam TUHAN! Sebab memuji-muji itu layak bagi orang-orang jujur.

2 Bersyukurlah kepada TUHAN dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali!

3 Nyanyikanlah bagi-Nya nyanyian baru; petiklah kecapi baik-baik dengan sorak-sorai!

4 Sebab firman TUHAN itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan.

5 Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia TUHAN.

6 Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya.

7 Ia mengumpulkan air laut seperti dalam bendungan, Ia menaruh samudera raya ke dalam wadah.

8 Biarlah segenap bumi takut kepada TUHAN, biarlah semua penduduk dunia gentar terhadap Dia!

9 Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada.

10 TUHAN menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa;

11 tetapi rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun.

12 Berbahagialah bangsa, yang Allahnya ialah TUHAN, suku bangsa yang dipilih-Nya menjadi milik-Nya sendiri!

13 TUHAN memandang dari sorga, Ia melihat semua anak manusia;

14 dari tempat kediaman-Nya Ia menilik semua penduduk bumi.

15 Dia yang membentuk hati mereka sekalian, yang memperhatikan segala pekerjaan mereka.

16 Seorang raja tidak akan selamat oleh besarnya kuasa; seorang pahlawan tidak akan tertolong oleh besarnya kekuatan.

17 Kuda adalah harapan sia-sia untuk mencapai kemenangan, yang sekalipun besar ketangkasannya tidak dapat memberi keluputan.

18 Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya,

19 untuk melepaskan jiwa mereka dari pada maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.

20 Jiwa kita menanti-nantikan TUHAN. Dialah penolong kita dan perisai kita!

21 Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya.

22 Kasih setia-Mu, ya TUHAN, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.

×

Roma 5 : 5

5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

×

Pengkhotbah 2 : 10-20

10 Aku tidak merintangi mataku dari apapun yang dikehendakinya, dan aku tidak menahan hatiku dari sukacita apapun, sebab hatiku bersukacita karena segala jerih payahku. Itulah buah segala jerih payahku.

11 Ketika aku meneliti segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan untuk itu dengan jerih payah, lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari.

12 Lalu aku berpaling untuk meninjau hikmat, kebodohan dan kebebalan, sebab apa yang dapat dilakukan orang yang menggantikan raja? Hanya apa yang telah dilakukan orang.

13 Dan aku melihat bahwa hikmat melebihi kebodohan, seperti terang melebihi kegelapan.

14 Mata orang berhikmat ada di kepalanya, sedangkan orang yang bodoh berjalan dalam kegelapan, tetapi aku tahu juga bahwa nasib yang sama menimpa mereka semua.

15 Maka aku berkata dalam hati: "Nasib yang menimpa orang bodoh juga akan menimpa aku. Untuk apa aku ini dulu begitu berhikmat?" Lalu aku berkata dalam hati, bahwa inipun sia-sia.

16 Karena tidak ada kenang-kenangan yang kekal baik dari orang yang berhikmat, maupun dari orang yang bodoh, sebab pada hari-hari yang akan datang kesemuanya sudah lama dilupakan. Dan, ah, orang yang berhikmat mati juga seperti orang yang bodoh!

17 Oleh sebab itu aku membenci hidup, karena aku menganggap menyusahkan apa yang dilakukan di bawah matahari, sebab segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin.

18 Aku membenci segala usaha yang kulakukan dengan jerih payah di bawah matahari, sebab aku harus meninggalkannya kepada orang yang datang sesudah aku.

19 Dan siapakah yang mengetahui apakah orang itu berhikmat atau bodoh? Meskipun demikian ia akan berkuasa atas segala usaha yang kulakukan di bawah matahari dengan jerih payah dan dengan mempergunakan hikmat. Inipun sia-sia.

20 Dengan demikian aku mulai putus asa terhadap segala usaha yang kulakukan dengan jerih payah di bawah matahari.

×

Pengkhotbah 2 : 24-25

24 Tak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada makan dan minum dan bersenang-senang dalam jerih payahnya. Aku menyadari bahwa inipun dari tangan Allah.

25 Karena siapa dapat makan dan merasakan kenikmatan di luar Dia?

×

1 Korintus 6 : 3b

3b Jadi apalagi perkara-perkara biasa dalam hidup kita sehari-hari.

×

1 Korintus 6 : 4

4 Sekalipun demikian, jika kamu harus mengurus perkara-perkara biasa, kamu menyerahkan urusan itu kepada mereka yang tidak berarti dalam jemaat?

×

1 Korintus 6 : 5

5 Hal ini kukatakan untuk memalukan kamu. Tidak adakah seorang di antara kamu yang berhikmat, yang dapat mengurus perkara-perkara dari saudara-saudaranya?

×

1 Korintus 6 : 7-8

7 Adanya saja perkara di antara kamu yang seorang terhadap yang lain telah merupakan kekalahan bagi kamu. Mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan? Mengapakah kamu tidak lebih suka dirugikan?

8 Tetapi kamu sendiri melakukan ketidakadilan dan kamu sendiri mendatangkan kerugian, dan hal itu kamu buat terhadap saudara-saudaramu.

×

1 Petrus 2 : 19-21

19 Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.

20 Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.

21 Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.

×

Matius 5 : 39-41

39 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.

40 Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.

41 Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.

×

Roma 12 : 17

17 Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!

×

1 Korintus 6 : 8

8 Tetapi kamu sendiri melakukan ketidakadilan dan kamu sendiri mendatangkan kerugian, dan hal itu kamu buat terhadap saudara-saudaramu.

×

1 Korintus 6 : 9-11

9 Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit,

10 pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

11 Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita.

×

1 Korintus 6 : 10

10 pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

×

1 Korintus 6 : 9

9 Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit,

×

1 Korintus 6 : 5-6

5 Hal ini kukatakan untuk memalukan kamu. Tidak adakah seorang di antara kamu yang berhikmat, yang dapat mengurus perkara-perkara dari saudara-saudaranya?

6 Adakah saudara yang satu mencari keadilan terhadap saudara yang lain, dan justru pada orang-orang yang tidak percaya?

Download Ringkasan Khotbah
Download Ringkasan Khotbah
Tutup Ringkasan Khotbah
Tutup Ringkasan Khotbah