Tantangan Iman

Rabu, 27 November 2024


“dan katakanlah kepadanya: Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang, janganlah takut dan janganlah hatimu kecut karena kedua puntung kayu api yang berasap ini, yaitu kepanasan amarah Rezin dengan Aram dan anak Remalya... Dan Samaria ialah ibu kota Efraim, dan anak Remalya ialah kepala Samaria. Jika kamu tidak percaya, sungguh, kamu tidak teguh jaya.” (Yesaya 7:4, 9)


Pembahasan: Yesaya 7:9 | Ayat Bacaan: Yesaya 7:1-9

Pernahkah kita merasakan krisis yang membuat kita takut? Yesaya 7 ini menceritakan mengenai raja Ahaz yang mengalami krisis. Ahaz, raja kerajaan Yehuda (Israel Selatan) sedang menghadapi ancaman dari kerajaan Aram dan kerajaan Israel Utara. Rezin, Raja Aram dan Pekah, anak Remalya, Raja Israel Utara, sedang bersatu memerangi Yehuda. Akibat ancaman itu, Raja Ahaz merasa takut dan cemas.

Tuhan mengutus nabi Yesaya untuk mengingatkan Ahaz agar tetap teguh, tenang, tidak takut, dan tidak membiarkan hatinya menjadi lemah. Pertama, Ahaz diingatkan akan tindakan Allah di masa lalu. Tuhanlah yang memimpin umat Israel untuk masuk ke tanah Kanaan. Kemudian Yesaya memintanya untuk tenang. Ketenangan ini bukan berarti sepi tanpa suara, ataupun pasif, tapi tidak cemas atau gelisah. Saat krisis melanda, Ahaz memerlukan ketenangan dan keyakinan di dalam Tuhan.

Selanjutnya, Tuhan menghendaki agar mereka tidak menjadi takut dengan mengingat pemeliharaan, penyertaan dan janji Tuhan yang sudah ditunjukkan bagi Abraham, Musa, bahkan Yosua yang sudah menuntun mereka memasuki dan menempati tanah Kanaan hingga saat itu. Berikutnya, Allah meminta agar umat-Nya tidak menjadi kecut hati atau “berkecil hati” seolah-olah sudah tidak memiliki kekuatan apa pun. Tuhan menyatakan bahwa kedua kerajaan itu seperti “dua puntung kayu api yang berasap,” yang artinya sebenarnya sudah mau mati, tetapi masih menunjukkan sisa-sisa kekuatannya, karena Tuhan sudah mengalahkan mereka. Janji penyertaan Tuhan inilah yang seharusnya menjadi landasan kekuatan Raja Ahas dan segenap umat Allah.

Ketika kita berhadapan dengan situasi yang tidak menentu, maka kita perlu melihat kembali perspektif kita tentang Tuhan. Dia adalah Allah yang beserta dengan kita dan berkuasa menolong kita. Terkadang kita tidak mampu memahami rencana-Nya, tapi Ia selalu mengasihi dan menyertai kita. Karena itu, milikilah iman yang teguh dan hati yang selalu bersandar hanya kepada-Nya.

STUDI PRIBADI: Hal apakah yang sering membuat kita merasa cemas dan berkecil hati? Bagaimana kita dapat memiliki kekuatan dalam menghadapi tantangan hidup sehari-hari?

Pokok Doa: Berdoalah agar setiap orang Kristen dapat memiliki iman yang teguh dan menang dalam menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari.

Sharing Is Caring :

×

Yesaya 7 : 1-9

Yesaya dan raja Ahas

7:1-9
1 Dalam zaman Ahas bin Yotam bin Uzia, raja Yehuda, maka Rezin, raja Aram, dengan Pekah bin Remalya, raja Israel, maju ke Yerusalem untuk berperang melawan kota itu, namun mereka tidak dapat mengalahkannya.

2 Lalu diberitahukanlah kepada keluarga Daud: "Aram telah berkemah di wilayah Efraim," maka hati Ahas dan hati rakyatnya gemetar ketakutan seperti pohon-pohon hutan bergoyang ditiup angin.

3 Berfirmanlah TUHAN kepada Yesaya: "Baiklah engkau keluar menemui Ahas, engkau dan Syear Yasyub, anakmu laki-laki, ke ujung saluran kolam atas, ke jalan raya pada Padang Tukang Penatu,

4 dan katakanlah kepadanya: Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang, janganlah takut dan janganlah hatimu kecut karena kedua puntung kayu api yang berasap ini, yaitu kepanasan amarah Rezin dengan Aram dan anak Remalya.

5 Oleh karena Aram dan Efraim dengan anak Remalya telah merancang yang jahat atasmu, dengan berkata:

6 Marilah kita maju menyerang Yehuda dan menakut-nakutinya serta merebutnya, kemudian mengangkat anak Tabeel sebagai raja di tengah-tengahnya,

7 maka beginilah firman Tuhan ALLAH: Tidak akan sampai hal itu, dan tidak akan terjadi,

8 sebab Damsyik ialah ibu kota Aram, dan Rezin ialah kepala Damsyik. Dalam enam puluh lima tahun Efraim akan pecah, tidak menjadi bangsa lagi.

9 Dan Samaria ialah ibu kota Efraim, dan anak Remalya ialah kepala Samaria. Jika kamu tidak percaya, sungguh, kamu tidak teguh jaya."

×

Yesaya 5 : 2

2 Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lobang tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang asam.

×

Pengkhotbah 2 : 24

24 Tak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada makan dan minum dan bersenang-senang dalam jerih payahnya. Aku menyadari bahwa inipun dari tangan Allah.

×

Pengkhotbah 2 : 25

25 Karena siapa dapat makan dan merasakan kenikmatan di luar Dia?

×

Pengkhotbah 2 : 26

26 Karena kepada orang yang dikenan-Nya Ia mengaruniakan hikmat, pengetahuan dan kesukaan, tetapi orang berdosa ditugaskan-Nya untuk menghimpun dan menimbun sesuatu yang kemudian harus diberikannya kepada orang yang dikenan Allah. Inipun kesia-siaan dan usaha menjaring angin.

×

Yohanes 10 : 10

10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dengan berlimpah-limpah.

×

Mazmur 88 : 7-8

6 (88-7) Telah Kautaruh aku dalam liang kubur yang paling bawah, dalam kegelapan, dalam tempat yang dalam.

7 (88-8) Aku tertekan oleh panas murka-Mu, dan segala pecahan ombak-Mu Kautindihkan kepadaku. Sela

×

Mazmur 88 : 9a

8 (88-9a) Telah Kaujauhkan kenalan-kenalanku dari padaku,

×

Mazmur 88 : 9b

8 (88-9b) telah Kaubuat aku menjadi kekejian bagi mereka. Aku tertahan dan tidak dapat keluar;"

×

Mazmur 88 : 14

13 (88-14) Tetapi aku ini, ya TUHAN, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu.

×

Mazmur 88 : 16

15 (88-16) Aku tertindas dan menjadi inceran maut sejak kecil, aku telah menanggung kengerian dari pada-Mu, aku putus asa.

×

Mazmur 88 : 17-18

16 (88-17) Kehangatan murka-Mu menimpa aku, kedahsyatan-Mu membungkamkan aku,

17 (88-18) mengelilingi aku seperti air banjir sepanjang hari, mengepung aku serentak.

×

Mazmur 88 : 19

18 (88-19) Telah Kaujauhkan dari padaku sahabat dan teman, kenalan-kenalanku adalah kegelapan.

×

Mazmur 88 : 2, 10

1 (88-2) Ya TUHAN, Allah yang menyelamatkan aku, siang hari aku berseru-seru, pada waktu malam aku menghadap Engkau.

9 (88-10) mataku merana karena sengsara. Aku telah berseru kepada-Mu, ya TUHAN, sepanjang hari, telah mengulurkan tanganku kepada-Mu.

×

Mazmur 88 : 14-15

13 (88-14) Tetapi aku ini, ya TUHAN, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu.

14 (88-15) Mengapa, ya TUHAN, Kaubuang aku, Kausembunyikan wajah-Mu dari padaku?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *