Ringkasan Khotbah
17 November 2024
Bahan Pertemuan Kelompok Kecil
JANGAN JADIKAN AKU MISKIN ATAU KAYA
Amsal 30 : 7-9
7 Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati, yakni:
8 Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.
9 Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.
Sebuah ungkapan populer mengatakan bahwa ada tiga godaan besar yang dihadapi manusia. Selain tahta (simbol dari kedudukan, jabatan, popularitas) dan cinta (simbol dari seks, lawan jenis), harta adalah salah satunya. Nyatanya, bukan hal yang mengagetkan bila kita mendengar seseorang berani melakukan apa yang jahat dan bahkan menjijikkan demi mengejar kekayaan. Tentu saja, ini tidak berarti bahwa semua orang kaya pasti akan terjerumus dalam kejahatan. Kenyataan ini hanyalah pengingat betapa kekayaan mudah sekali membuat kita jatuh.
Selain kejahatan, kekayaan juga berpeluang besar mendorong seseorang jatuh dalam kesombongan. Dalam tahap yang awal, seseorang dengan kekayaan bisa tergoda bersikap arogan terhadap orang lain. Ia merasa diri lebih tinggi dari orang lain dan terkadang merendahkan atau menindas mereka. Dalam tahap yang lebih parah, seseorang yang tidak waspada dengan kekayaan bisa berubah menjadi sombong terhadap Tuhan dan merasa tidak membutuhkan-Nya.
Agur menyadari godaan ini dengan baik: kekayaan bisa membuat seseorang menyangkal Tuhan, bahkan meremehkan Tuhan (ay. 9a, “Siapa Tuhan itu?”). Ini sejalan dengan peringatan Tuhan Yesus bahwa kekayaan memang bisa membuat seseorang menjadi sombong dan mengabaikan Tuhan (Luk. 12:13-21). Menyadari potensi kejatuhan itu, Agur berdoa agar Tuhan tidak memberinya kekayaan sepanjang ia hidup (“sebelum aku mati”). Doa Agur ini jelas sangat kontras dengan semangat jaman ini yang mengejar dan memuliakan kekayaan. Meski demikian, kita perlu jelas bahwa doa Agur ini tidak berarti kita tidak boleh menjadi kaya; apa yang dilarang Alkitab ialah menginginkan dan mengejar kekayaan (bnd. Ams. 23:4-5; 1Tim. 6:9) bukan mendapatkannya.
Menariknya, Agur tidak lantas terjebak pada ekstrim lain yang melihat kemiskinan dan kesengsaraan sebagai hal yang baik. Ia menyadari bahwa kemiskinan juga memiliki godaan besar yang bisa menjatuhkan seseorang. Seseorang yang miskin rentan sekali dengan godaan untuk mencuri, dan dengan berbuat demikian ia mempermalukan nama Tuhan. Itulah sebabnya Agur tidak berdoa meminta kemiskinan kepada Allah. Apa ia yang minta dari Tuhan ialah kecukupan: agar ia bisa menikmati makanan yang menjadi bagiannya. Ini senada dengan Doa Bapa Kami yang mengajar kita meminta agar Tuhan memberikan kita makanan yang secukupnya untuk hari ini. Agur sadar kekayaan dan kemiskinan bisa membuat seseorang menjadi curang atau penuh dusta (ay. 7a). Karena itu, jalan keluarnya bukan berpindah dari satu ekstrim ke ekstrim lain, melainkan mencoba ada di tengah: hidup dalam kesederhanaan dan kecukupan.
Dari sini ada tiga implikasi penting yang bisa kita pelajari. Pertama, jangan minta kekayaan atau kemiskinan. Mintalah kecukupan. Kekayaan dan kemiskinan sama-sama bisa menjatuhkan, karena itu minta Tuhan memberi apa yang kita perlukan. Bila Tuhan merasa perlu memberi kita kelebihan, Ia pasti akan memberi lebih. Mintalah juga agar Tuhan menolong kita hidup dalam kesederhanaan dan rasa cukup, serta memampukan kita menjadi bendahara harta yang baik.
Kedua, kekayaan dan teologi kecukupan. Kalau hari ini Tuhan memberi kelebihan, itu bukan berarti kita boleh memanjakan diri sepuas hati. Tentu saja kita berhak memakai apa yang Tuhan beri untuk kebutuhan dan kesenangan kita. Akan tetapi, dalam terang teologi kecukupan, kelebihan ialah kesempatan untuk memberi dan berbagi lebih banyak, bukan sekadar memakai lebih banyak.
Ketiga, kemiskinan dan teologi kecukupan. Seringkali kemiskinan muncul karena kita tidak belajar mencukupkan diri dengan baik. Hidup kita hancur karena kita memenuhi keserakahan dan gaya hidup, bukan kebutuhan kita. dalam terang teologi kecukupan, kekurangan bisa jadi adalah undangan ilahi agar kita mullai belajar berpada dengan apa yang ada dan mengingat bahwa, “God suffices our needs, not our greed” (D. A. Carson).
Amsal 30 : 9a
9a Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu?
Lukas 12 : 13-21
Orang kaya yang bodoh
12:13-21
13 Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus, "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku."
14 Tetapi Yesus berkata kepadanya, "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?"
15 Kata-Nya lagi kepada mereka, "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung pada kekayaannya itu."
16 Kemudian Ia menyampaikan kepada mereka suatu perumpamaan, "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.
17 Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.
18 Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya semua gandum dan barang-barangku.
19 Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, engkau memiliki banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!
20 Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil darimu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?
21 Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."
Amsal 23 : 4-5
4 Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini.
5 Kalau engkau mengamat-amatinya, lenyaplah ia, karena tiba-tiba ia bersayap, lalu terbang ke angkasa seperti rajawali.
1 Timotius 6 : 9
9 Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
Amsal 30 : 7a
7a Dua hal aku mohon kepada-Mu,
Mazmur 73 : 17
17 sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka.
Mazmur 73 : 18-20
18 Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka, Kaujatuhkan mereka sehingga hancur.
19 Betapa binasa mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis oleh karena kedahsyatan!
20 Seperti mimpi pada waktu terbangun, ya Tuhan, pada waktu terjaga, rupa mereka Kaupandang hina.
Mazmur 73 : 21-24
21 Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya,
22 aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu.
23 Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku.
24 Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan.
Mazmur 73 : 25-28
25 Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.
26 Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.
27 Sebab sesungguhnya, siapa yang jauh dari pada-Mu akan binasa; Kaubinasakan semua orang, yang berzinah dengan meninggalkan Engkau.
28 Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah; aku menaruh tempat perlindunganku pada Tuhan ALLAH, supaya dapat menceritakan segala pekerjaan-Nya.
Matius 11 : 28
28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
Matius 28 : 20
20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman."
Roma 12 : 17
17 Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!
1 Korintus 6 : 8
8 Tetapi kamu sendiri melakukan ketidakadilan dan kamu sendiri mendatangkan kerugian, dan hal itu kamu buat terhadap saudara-saudaramu.
1 Korintus 6 : 9-11
9 Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit,
10 pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
11 Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita.
1 Korintus 6 : 10
10 pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
1 Korintus 6 : 9
9 Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit,
1 Korintus 6 : 5-6
5 Hal ini kukatakan untuk memalukan kamu. Tidak adakah seorang di antara kamu yang berhikmat, yang dapat mengurus perkara-perkara dari saudara-saudaranya?
6 Adakah saudara yang satu mencari keadilan terhadap saudara yang lain, dan justru pada orang-orang yang tidak percaya?
- Bagikan pada anggota yang lain apa hal yang paling membekas bagi Anda dari kotbah hari Minggu kemarin (Ilustrasi? Poin kotbah? Suasana hati Anda? Dsb)? Mengapa?
- Apakah bahaya dari kekayaan yang diungkapkan Agur? Apakah Anda menyadari bahaya lain dari kekayaan?
- Apakah bahaya dari kemiskinan yang diungkapkan Agur? Apakah Anda menyadari bahaya lain dari kemiskinan?
- Apakah Anak Tuhan tidak boleh mendapatkan kekayaan? Mengapa?
- Apakah Anda setuju mengenai teologi kecukupan dalam Alkitab? Bagaimana Anda mencoba menghidupinya secara praktis?