10 November 2024

Ringkasan Khotbah
10 November 2024

Bahan Pertemuan Kelompok Kecil

HANYA ENGKAU YANG KUINGINI

Mazmur 73

Tahun 2023 lalu saat menghadiri peringatan Hari Ulang Tahun Kepolisian Negara Republik Indonesia ke 77, Presiden Joko Widodo mengingatkan masih adanya persepsi: “Hukum tajam ke bawah tapi tumpul ke atas”. Presiden mengatakan soal penegakan hukum di Indonesia yang kadang terasa masih belum adil dan sering berpihak kepada kelompok atau orang-orang tertentu.

Situasi dan ketimpangan seperti ini juga dirasakan oleh Asaf, sehingga ia kemudian menuangkannya dalam bentuk syair di Mazmur 73 ini. Mazmur ini menggambarkan kegalauan hati Asaf saat ia melihat kenyataan hidup yang terpampang jelas di hadapannya.

Mazmur ini dimulai dengan kebenaran yang secara umum diyakini oleh banyak orang. Apakah itu? “Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya” (ayat 1). Kebenaran inilah yang awalnya dipegang oleh Asaf dan banyak orang juga. Awalnya Asaf meyakini, kalau seseorang itu memiliki hati yang tulus dan bersih, maka Allah akan berbaik hati kepadanya. Keadaan orang yang tulus dan bersih hatinya seharusnya berjalan lancar dan aman-aman saja, jauh dari segala kesulitan, tantangan dan pencobaan.

Sayangnya kenyataan hidup yang dia lihat dan alami ternyata tidak selalu sama persis dengan kebenaran yang ia pegang. Asaf mulai merasakan kecemburuan yang besar sewaktu membandingkan keberadaan dirinya dengan orang fasik yang jahat. Perhatikan ungkapan Asaf di dalam ayat ke 2 yang menggambarkan kegelisahan hatinya melihat perbedaan antara orang fasik yang jahat dengan dirinya. Kemudian dalam bahasa puitis, ia melukiskan keadaan orang fasik (ayat 3 – 12) yang tampak baik, berlimpah harta dan hidupnya senang. Sampai-sampai Asaf mempertanyakan apakah Tuhan Allah tidak tahu dan tidak mengerti keadaan sebenarnya. Keadaan bertambah suram sewaktu ia memperhatikan kondisi dirinya yang jauh berbeda dengan kehidupan orang fasik dalam ayat 13-16. Di dalamnya Asaf dengan jujur mengungkapkan keinginan hatinya untuk serupa dengan orang-orang fasik tersebut.

Akan tetapi di ayat 17, kita melihat perubahan Asaf terjadi sewaktu ia berada di Bait Allah, berjumpa dengan Allah secara pribadi. Dua hal yang Allah kerjakan bagi Asaf. Pertama, Asaf melihat dengan jelas (ayat 18-20), bagaimana Allah tidak diam dan bertindak membalas kejahatan orang-orang fasik. Yang ke dua, Allah memberikan penghiburan dan kekuatan, bahwa Dia tidak pernah meninggalkan Asaf ditengah segala ketidakmengertian dan situasi yang tampak tidak adil baginya itu (ayat 21-24)

Barulah di bagian akhir pergumulannya (ayat 25-28), Asaf mengerti apa yang paling dirindukannya, yang paling diinginkan hatinya. Sekarang iman dan pengharapannya dia taruh bukan pada hal-hal lahiriah dan duniawi, seperti yang ia bayangkan sebelumnya. Meskipun hidupnya tidak seperti orang-orang fasik yang kelihatan bahagia dan beruntung, ia tidak lagi iri hati. Ia mengerti, memiliki Allah di dalam hidupnya jauh lebih berharga. Allah tidak seperti para penguasa yang dapat bertindak tidak adil, karena Allah tetap menjaga dan menyertai Asaf di setiap fase hidupnya.

Asaf melihat sebuah kebenaran dari sudut pandang berbeda dari sebelumnya. Sekarang ia yakin bahwa mereka yang mengasihi Tuhan, tidak selalu akan lancar dan lurus saja jalan hidupnya. Ia bisa saja berjalan di atas jalan berkelok-kelok dan berbatu-batu. Kesulitan, masalah berat, dan berbagai rintangan bisa menghampiri hidup orang percaya. Apakah berarti Allah melupakan dan meninggalkan? Tidak sama sekali tidak.

Justru hal yang paling berharga bagi orang percaya adalah karena ia memiliki Kristus. Di saat ia mengalami kesusahan dan beban yang berat, Kristus yang memberikan undangan: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Mat. 11:28). Dia juga yang berjanji bahwa, “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat.28:20).

Pergumulan Asaf kiranya menolong kita sebagai jemaat Tuhan yang hidup di masa kini, untuk memiliki keyakinan yang sama seperti Asaf tentang Allah di dalam kehidupannya. Kristus tidak pernah meninggalkan dan melupakan kita di dalam pergumulan kita.

×

Mazmur 73

Pergumulan dan pengharapan

73:1-28
1 Mazmur Asaf. Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya.

2 Tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris aku tergelincir.

3 Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik.

4 Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka;

5 mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain.

6 Sebab itu mereka berkalungkan kecongkakan dan berpakaian kekerasan.

7 Karena kegemukan, kesalahan mereka menyolok, hati mereka meluap-luap dengan sangkaan.

8 Mereka menyindir dan mengata-ngatai dengan jahatnya, hal pemerasan dibicarakan mereka dengan tinggi hati.

9 Mereka membuka mulut melawan langit, dan lidah mereka membual di bumi.

10 Sebab itu orang-orang berbalik kepada mereka, mendapatkan mereka seperti air yang berlimpah-limpah.

11 Dan mereka berkata: "Bagaimana Allah tahu hal itu, adakah pengetahuan pada Yang Mahatinggi?"

12 Sesungguhnya, itulah orang-orang fasik: mereka menambah harta benda dan senang selamanya!

13 Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah.

14 Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi.

15 Seandainya aku berkata: "Aku mau berkata-kata seperti itu," maka sesungguhnya aku telah berkhianat kepada angkatan anak-anakmu.

16 Tetapi ketika aku bermaksud untuk mengetahuinya, hal itu menjadi kesulitan di mataku,

17 sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka.

18 Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka, Kaujatuhkan mereka sehingga hancur.

19 Betapa binasa mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis oleh karena kedahsyatan!

20 Seperti mimpi pada waktu terbangun, ya Tuhan, pada waktu terjaga, rupa mereka Kaupandang hina.

21 Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya,

22 aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu.

23 Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku.

24 Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan.

25 Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.

26 Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.

27 Sebab sesungguhnya, siapa yang jauh dari pada-Mu akan binasa; Kaubinasakan semua orang, yang berzinah dengan meninggalkan Engkau.

28 Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah; aku menaruh tempat perlindunganku pada Tuhan ALLAH, supaya dapat menceritakan segala pekerjaan-Nya.

×

Mazmur 73 : 1

1 Mazmur Asaf. Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya.

×

Mazmur 73 : 2

2 Tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris aku tergelincir.

×

Mazmur 73 : 3-12

3 Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik.

4 Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka;

5 mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain.

6 Sebab itu mereka berkalungkan kecongkakan dan berpakaian kekerasan.

7 Karena kegemukan, kesalahan mereka menyolok, hati mereka meluap-luap dengan sangkaan.

8 Mereka menyindir dan mengata-ngatai dengan jahatnya, hal pemerasan dibicarakan mereka dengan tinggi hati.

9 Mereka membuka mulut melawan langit, dan lidah mereka membual di bumi.

10 Sebab itu orang-orang berbalik kepada mereka, mendapatkan mereka seperti air yang berlimpah-limpah.

11 Dan mereka berkata: "Bagaimana Allah tahu hal itu, adakah pengetahuan pada Yang Mahatinggi?"

12 Sesungguhnya, itulah orang-orang fasik: mereka menambah harta benda dan senang selamanya!

×

Mazmur 73 : 13-16

13 Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah.

14 Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi.

15 Seandainya aku berkata: "Aku mau berkata-kata seperti itu," maka sesungguhnya aku telah berkhianat kepada angkatan anak-anakmu.

16 Tetapi ketika aku bermaksud untuk mengetahuinya, hal itu menjadi kesulitan di mataku,

×

Mazmur 73 : 17

17 sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka.

×

Mazmur 73 : 18-20

18 Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka, Kaujatuhkan mereka sehingga hancur.

19 Betapa binasa mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis oleh karena kedahsyatan!

20 Seperti mimpi pada waktu terbangun, ya Tuhan, pada waktu terjaga, rupa mereka Kaupandang hina.

×

Mazmur 73 : 21-24

21 Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya,

22 aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu.

23 Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku.

24 Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan.

×

Mazmur 73 : 25-28

25 Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.

26 Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.

27 Sebab sesungguhnya, siapa yang jauh dari pada-Mu akan binasa; Kaubinasakan semua orang, yang berzinah dengan meninggalkan Engkau.

28 Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah; aku menaruh tempat perlindunganku pada Tuhan ALLAH, supaya dapat menceritakan segala pekerjaan-Nya.

×

Matius 11 : 28

28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

×

Matius 28 : 20

20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman."

×

Roma 12 : 17

17 Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!

×

1 Korintus 6 : 8

8 Tetapi kamu sendiri melakukan ketidakadilan dan kamu sendiri mendatangkan kerugian, dan hal itu kamu buat terhadap saudara-saudaramu.

×

1 Korintus 6 : 9-11

9 Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit,

10 pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

11 Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita.

×

1 Korintus 6 : 10

10 pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

×

1 Korintus 6 : 9

9 Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit,

×

1 Korintus 6 : 5-6

5 Hal ini kukatakan untuk memalukan kamu. Tidak adakah seorang di antara kamu yang berhikmat, yang dapat mengurus perkara-perkara dari saudara-saudaranya?

6 Adakah saudara yang satu mencari keadilan terhadap saudara yang lain, dan justru pada orang-orang yang tidak percaya?

  1. Bagikan pada anggota yang lain apa hal yang paling membekas bagi Anda dari kotbah hari Minggu kemarin dari Mazmur 73 (Ilustrasi? Poin kotbah? Suasana hati Anda? Dsb)?
  2. Apa yang menjadi kegelisahan Asaf dan bagaimana dengan kkondisi kita saat ini?
  3. Bagaimana Asaf dapat mengalami sebuah perubahan cara pandang dan imannya kepada Allah?
  4. Pelajaran dan kebenaran apa yang Anda dapatkan dari pergumulan dan jawaban Tuhan bagi Asaf?
Coba tuliskan dan doakan respons Anda sewaktu mempelajari kebenaran Allah dalam minggu ini dan bagaimana kebenaran itu mengubah hidup Anda?
Berdoalah agar kita sebagai jemaat GKA Gloria boleh terus menaruh iman dan pengharapan kita di dalam Kristus dalam menghadapi berbagai kesulitan dan tekanan di dalam kehidupan ini
Download Ringkasan Khotbah
Download Ringkasan Khotbah
Tutup Ringkasan Khotbah
Tutup Ringkasan Khotbah