Ringkasan Khotbah
20 Oktober 2024
Bahan Pertemuan Kelompok Kecil
ESTER - BERANI BAYAR HARGA
Ester 4 : 15-17
15 Maka Ester menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Mordekhai:
16 “Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.”
17 Maka pergilah Mordekhai dan diperbuatnyalah tepat seperti yang dipesankan Ester kepadanya.
Calculated risk taker (Pengambil resiko yang diperhitungkan) adalah sebuah istilah yang cukup umum di kalangan pengusaha. Istilah tersebut mengacu pada orang-orang yang berani mengambil keputusan yang berisiko dengan mempertimbangkan tingkat keuntungan atau kerugian yang akan diperoleh ketika keputusan tersebut diambil. Bila tingkat risiko kerugian cukup tinggi, seseorang umumnya akan menunda bahkan membatalkan pelaksanaan keputusan tersebut. Perhitungan untung-rugi ini tampaknya juga bisa terjadi di dalam kehidupan rohani kita sebagai pengikut Kristus. Mengikut Dia dan mendedikasikan diri sepenuhnya seringkali membuat kita mengorbankan banyak hal, seperti waktu, tenaga, beban pikiran, bahkan nyawa kita sendiri. Kondisi seperti inilah yang membuat kita mempertimbangkan ulang, terus menghidupi iman kita atau mundur sehingga tidak ada lagi yang perlu dikorbankan.
Dilema ini juga dialami oleh seorang yang bernama Ester. Ia adalah seorang wanita Yahudi yang dipercaya sebagai Ratu Persia pada zaman pemerintahan Raja Ahasyweros. Sekalipun ia sangat dikasihi oleh sang raja (Est. 2:17), ia diperhadapkan dengan sebuah rencana pembantaian massal akan dirinya dan seluruh kaumnya (Est. 3:9). Rencana tersebut diketahui oleh Mordekhai yang adalah paman sekaligus pengasuh Ester sehingga ia melaporkan rencana jahat tersebut kepada Ratu Ester dan memohon bantuannya (Est. 4:7). Kondisi tersebut memaksa Ester untuk mengambil pilihan yang sulit. Ia menghadap raja untuk memperjuangkan kaumnya atau diam dan tidak melakukan apa-apa.
Menghadap raja secara inisiatif pada saat itu menimbulkan sebuah dilema besar bagi Ester karena beberapa hal. Pertama, hukum kerajaan yang memungkinkan siapapun yang menghadap raja tanpa dipanggil dapat dihukum mati. Kedua, Ester belum dipanggil raja selama 30 hari. Ketiga, Ester harus mengungkapkan identitas dirinya sebagai orang Yahudi yang belum diketahui oleh raja. Keempat, laporan itu dapat disalahpahami raja sebagai bentuk penghinaan sebab raja seolah tidak bijaksana dan mudah terhasut oleh orang lain. Di sisi lain, tidak menghadap raja dan diam juga tidak memberikan keuntungan bagi Ester. Ia pun akan termasuk dalam pemusnahan massal yang direncanakan Haman sebab ia adalah orang Yahudi (Est. 4:13-14).
Dalam kondisi tersebut, Ratu Ester memilih untuk membayar harga sebagai orang Yahudi. Ia memberanikan diri mengungkapkan siapa identitasnya dan menghadap raja dengan segala kemungkinan buruk yang ada. Setidaknya ada dua karakteristik menarik yang muncul dari keberanian Ester menanggapi desakan ini. Pertama, kerendahan hati. Ester segera memohon Mordekhai dan seluruh orang Yahudi berpuasa bagi dia (Est. 4:16). Ia menyadari peran komunal yang begitu signifikan di dalam misi penyelamatan seluruh umat Yahudi ini. Sekalipun dirinya diharapkan menjadi “juru selamat” pada saat itu, kondisi tersebut tidak membuatnya memiliki sindrom “juru selamat” (saviour syndrome). Ia memilih untuk berjuang bersama-sama dengan orang Yahudi lainnya. Kedua, kebergantungan penuh pada Allah. Kondisi mendesak tersebut tentu membuat Ester khawatir bahkan ketakutan. Alih-alih memikirkan perencanaannya sendiri, Ester justru memilih untuk berpuasa dan memohon pertolongan Tuhan. Sekalipun kata Allah tidak muncul di sana, sikap hati Ester memperlihatkan bahwa ia tidak mau bergerak jika Allah tidak menghendaki ia melakukannya. Ia berserah kepada Tuhan dan secara aktif menjalankan peran yang seharusnya ia lakukan.
Keputusan Ester diakhiri dengan sebuah kalimat, “Jika aku harus mati, biarlah aku mati!” Hal ini menunjukkan bagaimana kesiapan dan kerelaan Ester untuk membayar harga dalam menghidupi identitasnya sebagai orang Yahudi. Ia tidak lagi menutupi identitas diri yang sebenarnya sebagai umat pilihan Allah. Ia rela mendedikasikan dirinya dan posisinya demi kepentingan Allah. Akibat keputusannya itu, seluruh umat Yahudi di Susan terselamatkan. Bukankah hal yang sama juga dilakukan oleh Kristus untuk setiap umat percaya? Perbedaannya adalah Kristus benar-benar mati dan tidak diluputkan dari maut seperti halnya Ester. Namun, Dia adalah Allah yang menang atas maut dan menyelamatkan umat percaya dari kuasa dosa. Kuasa kematian dan kebangkitan Kristus itulah yang memampukan orang percaya untuk dapat meneladani Kristus yang berani bayar harga dalam menghidupi identitas mereka sebagai pengikut-pengikut-Nya.
Ester 2 : 17
17 Maka Ester dikasihi oleh baginda lebih dari pada semua perempuan lain, dan ia beroleh sayang dan kasih baginda lebih dari pada semua anak dara lain, sehingga baginda mengenakan mahkota kerajaan ke atas kepalanya dan mengangkat dia menjadi ratu ganti Wasti.
Ester 3 : 9
9 Jikalau baik pada pemandangan raja, hendaklah dikeluarkan surat titah untuk membinasakan mereka; maka hamba akan menimbang perak sepuluh ribu talenta dan menyerahkannya kepada tangan para pejabat yang bersangkutan, supaya mereka memasukkannya ke dalam perbendaharaan raja."
Ester 4 : 7
7 dan Mordekhai menceritakan kepadanya segala yang dialaminya, serta berapa banyaknya perak yang dijanjikan oleh Haman akan ditimbang untuk perbendaharaan raja sebagai harga pembinasaan orang Yahudi.
Ester 4 : 13-14
13 maka Mordekhai menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Ester: "Jangan kira, karena engkau di dalam istana raja, hanya engkau yang akan terluput dari antara semua orang Yahudi.
14 Sebab sekalipun engkau pada saat ini berdiam diri saja, bagi orang Yahudi akan timbul juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain, dan engkau dengan kaum keluargamu akan binasa. Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu."
Ester 4 : 16
16 "Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati."