29 September 2024

Ringkasan Khotbah
29 September 2024

Bahan Pertemuan Kelompok Kecil

PADANG GURUN : TEMPAT PEMBELAJARAN

Ulangan 8 : 1-10

Pada tanggal 19 Oktober 2014, Paul David Tripp didiagnosa mengalami sakit gagal ginjal akut. Dari penyakit ini, beliau belajar sesuatu dan pembelajaran itu dituangkan dalam buku yang beliau tulis, “Penderitaan.” Ketidaknyamanan mengajar kita banyak hal. Demikian juga, ketidaknyamanan yang dialami orang Israel mengajar kita tentang pentingnya kerendahanhatian.

Allah Mengajar Pentingnya Kerendahhatian

Bangsa Israel ada di Mesir selama 430 tahun (Kel. 12:40), tetapi menurut Rabbi Dovid Rosenfeld, Israel menjadi budak di Mesir sekitar 86-116 tahun. Israel menjerit kepada Allah agar mereka dilepaskan dan Allah berjanji akan melepaskan mereka dan membawanya ke Kanaan (Kel. 3:17). Setelah Allah benar-benar melepaskan mereka dari Mesir menuju Kanaan, Ia sebenarnya dapat menuntun mereka melewati jalur cepat yang memerlukan waktu kurang lebih 2 minggu, tetapi Dia menuntun mereka melewati padang gurun selama 40 tahun hingga tiba di Kanaan. Mengapa? Ulangan 8:2 memberikan jawabannya yaitu Dia ingin merendahkan hati umat-Nya dan menguji hati mereka. Sebagai bangsa yang sudah menjadi budak di Mesir selama sekitar 86-116 tahun, mereka sudah terbiasa bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu. Hal ini mengakibatkan hidup mereka berpusat pada diri mereka dan menjadi sombong. Ketika ada hal yang tidak nyaman menimpa mereka, mereka langsung mengomel dan minta kembali ke Mesir (Kel. 14:2-12).

Sama seperti bangsa Israel, kita pasti sombong. Bapa Gereja Agustinus dan Jonathan Edwards berkata, “Kesombongan adalah awal dari semua dosa. Kesombongan adalah dosa terburuk.” Apa arti kesombongan? William H. Willimon, John Piper, dan Joel Beeke menjelaskan: Kesombongan adalah sengaja menyerang Allah, lalu menganggap diri sebagai Pencipta dan bukan makhluk ciptaan dan menikmati kepuasan diri. Anda pasti tahu film “Titanic,” film yang menceritakan sebuah kapal yang megah dan menekankan keamanan bagi para penumpangnya. Thomas Andrews, pencipta Titanic berkata, “Kapal ini takkan pernah tenggelam, bahkan oleh Tuhan sekalipun.” Ironisnya, kapal ini tenggelam dan terbelah dua setelah menabrak gunung es. Nah, masalahnya, Jonathan Edwards berkata: kesombongan adalah dosa yang paling rahasia dari semua dosa. James Bryan Smith menjelaskan salah satu bentuknya yaitu kesombongan bersembunyi di balik kebaikan. Misalnya, kita bercerita tentang keluarga kita yang baik dan membagikannya di media sosial. Hal ini tidak salah, tetapi motivasinya adalah agar orang yang membaca berita itu memuji kita (Kehidupan yang Baik dan Indah, 145).

Allah membenci kesombongan (Ams. 16:5a), sehingga Dia bermaksud merendahkan hati orang Israel yang sombong. John Calvin, Randy Smith, dan Anthony A. Hoekema mendefinisikan tentang kerendahhatian: menempatkan Allah sebagai Allah dan Raja dan menempatkan diri sendiri menurut perspektif Allah yang tepat yaitu pribadi yang mirip Allah sekaligus ciptaan Allah yang bergantung mutlak pada-Nya. Ini berbeda dengan konsep dunia. “Dunia mengajarkan: kita adalah pusat alam semesta dan tidak perlu Allah, tetapi Alkitab mengajarkan: Allah adalah Pencipta dan pusat alam semesta dan yang terhebat dan kita sangat perlu Dia.”

Bagaimana cara Allah membuat umat-Nya rendah hati? Pertama, Allah memberi kesulitan kepada umat-Nya. Di ayat 3a dijelaskan Dia “mengizinkan” mereka mengalami kelaparan, tetapi pada waktu lapar, mereka mengomel dan ingin kembali ke Mesir (Kel. 16:1-3). Mereka mengomel merupakan tanda mereka tidak mau dilepaskan Allah dari Mesir kalau ujung-ujungnya mereka mengalami kesulitan. Ini berarti hati orang-orang Israel bukan pada Allah, tetapi pada kenyamanan hidup dan kesombongan. Melalui kesulitan dan respons terhadapnya, Dia ingin menguji hati kita apakah kita benar-benar percaya kepada-Nya atau percaya diri? “Allah memberikan kesulitan kepada umat-Nya yang merasa hebat tanpa-Nya agar kita sadar bahwa kita tidak bisa apa-apa tanpa-Nya.” Oleh karena itu, pekalah terhadap setiap kesulitan yang kita hadapi dengan rencana-Nya.

Kedua, Allah memberikan kekuatan dan pengharapan di dalam kesulitan. Di ayat 3b-4, 7-10, Dia yang “mengizinkan” umat-Nya lapar adalah Dia yang memberikan kekuatan agar mereka sampai di Kanaan tanpa kekurangan apa pun dan pengharapan bahwa Kanaan jauh lebih indah dari apa yang mereka bayangkan. Setelah memberikan kesulitan, Allah memberikan pengharapan di balik kesulitan itu agar umat-Nya dapat kembali kepada-Nya. “Ketika kita merasa diri hebat dan tidak perlu Allah, Allah memberikan kesulitan dan kekuatan dan pengharapan dalam kesulitan agar kita sadar Allah itu terhebat dan kita sangat perlu Dia.”

Kekuatan dan pengharapan di dalam kesulitan yang terpenting adalah Allah mengutus Kristus untuk menebus dosa kita dan menyadarkan kita bahwa jangan sombong dengan perbuatan baik kita karena perbuatan baik kita tidak mungkin menyelamatkan kita. Oleh karena itu, solusi lepas dari kesombongan adalah pandanglah salib Kristus, berpuas di dalam-Nya, dan teladani-Nya. Di salib, Kristus memang tampak lemah (1Kor. 1:18, 22-23), tetapi justru salib Kristus adalah kuasa atau kekuatan Allah (Rm. 1:16). Di dalam salib Kristus, kita mendapat kepuasan sejati karena Dia memberikan hidup yang berkelimpahan atau hidup sejati (Yoh. 10:10b). “Kesombongan adalah dosa menyerang Allah dan menikmati kepuasan diri, tetapi Allah mengutus Kristus untuk membebaskan kita dari kuasa dosa, sehingga kita yang percaya kepada Kristus menikmati kepuasan di dalam Dia.” Ketika kita mendapatkan kepuasan di dalam Kristus, maka kita akan meneladani kerendahhatian dari Kristus yang adalah Allah menjadi manusia rela melayani sebanyak mungkin orang, bukan untuk dilayani (Mat. 20:28). Dengan kata lain, Timothy Keller berkata, “Kepercayaan bahwa Anda diterima oleh Allah karena anugerah membuat kita menjadi rendah hati.” Sudahkah Anda rendah hati?

“Padang gurun mengajar orang Kristen bahwa kita ditebus Kristus dan dilahirbarukan Roh Kudus agar kita menyadari kerendahan dan kelemahan kita sambil bergantung kepada Allah.”

×

Keluaran 12 : 40

40 Lamanya orang Israel diam di Mesir adalah empat ratus tiga puluh tahun.

×

Keluaran 3 : 17

17 Jadi Aku telah berfirman: Aku akan menuntun kamu keluar dari kesengsaraan di Mesir menuju ke negeri orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.

×

Ulangan 8 : 2

2 Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.

×

Keluaran 14 : 2-12

2 "Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka balik kembali dan berkemah di depan Pi-Hahirot, antara Migdol dan laut; tepat di depan Baal-Zefon berkemahlah kamu, di tepi laut.

3 Maka Firaun akan berkata tentang orang Israel: Mereka telah sesat di negeri ini, padang gurun telah mengurung mereka.

4 Aku akan mengeraskan hati Firaun, sehingga ia mengejar mereka. Dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku, sehingga orang Mesir mengetahui, bahwa Akulah TUHAN." Lalu mereka berbuat demikian.

5 Ketika diberitahukan kepada raja Mesir, bahwa bangsa itu telah lari, maka berubahlah hati Firaun dan pegawai-pegawainya terhadap bangsa itu, dan berkatalah mereka: "Apakah yang telah kita perbuat ini, bahwa kita membiarkan orang Israel pergi dari perbudakan kita?"

6 Kemudian ia memasang keretanya dan membawa rakyatnya serta.

7 Ia membawa enam ratus kereta yang terpilih, ya, segala kereta Mesir, masing-masing lengkap dengan perwiranya.

8 Demikianlah TUHAN mengeraskan hati Firaun, raja Mesir itu, sehingga ia mengejar orang Israel. Tetapi orang Israel berjalan terus dipimpin oleh tangan yang dinaikkan.

9 Adapun orang Mesir, segala kuda dan kereta Firaun, orang-orang berkuda dan pasukannya, mengejar mereka dan mencapai mereka pada waktu mereka berkemah di tepi laut, dekat Pi-Hahirot di depan Baal-Zefon.

10 Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh, maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel dan mereka berseru-seru kepada TUHAN,

11 dan mereka berkata kepada Musa: "Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir?

12 Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini."

×

Amsal 16 : 5a

5a Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi TUHAN;

×

Ulangan 8 : 3a

3a Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar

×

Keluaran 16 : 1-3

1 Setelah mereka berangkat dari Elim, tibalah segenap jemaah Israel di padang gurun Sin, yang terletak di antara Elim dan gunung Sinai, pada hari yang kelima belas bulan yang kedua, sejak mereka keluar dari tanah Mesir.

2 Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel kepada Musa dan Harun;

3 dan berkata kepada mereka: "Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan."

×

Ulangan 8 : 3b-4

3b dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.

4 Pakaianmu tidaklah menjadi buruk di tubuhmu dan kakimu tidaklah menjadi bengkak selama empat puluh tahun ini.

×

Ulangan 8 : 7-10

7 Sebab TUHAN, Allahmu, membawa engkau masuk ke dalam negeri yang baik, suatu negeri dengan sungai, mata air dan danau, yang keluar dari lembah-lembah dan gunung-gunung;

8 suatu negeri dengan gandum dan jelainya, dengan pohon anggur, pohon ara dan pohon delimanya; suatu negeri dengan pohon zaitun dan madunya;

9 suatu negeri, di mana engkau akan makan roti dengan tidak usah berhemat, di mana engkau tidak akan kekurangan apapun; suatu negeri, yang batunya mengandung besi dan dari gunungnya akan kaugali tembaga.

10 Dan engkau akan makan dan akan kenyang, maka engkau akan memuji TUHAN, Allahmu, karena negeri yang baik yang diberikan-Nya kepadamu itu.

×

1 Korintus 1 : 18

18 Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.

×

1 Korintus 1 : 22-23

22 Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,

23 tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: Untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,

×

Roma 1 : 16

16 Sebab aku tidak malu terhadap Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.

×

Yohanes 10 : 10b

10b Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dengan berlimpah-limpah.

×

Matius 20 : 28

28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

×

1 Korintus 6 : 10

10 pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

×

1 Korintus 6 : 9

9 Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit,

×

1 Korintus 6 : 5-6

5 Hal ini kukatakan untuk memalukan kamu. Tidak adakah seorang di antara kamu yang berhikmat, yang dapat mengurus perkara-perkara dari saudara-saudaranya?

6 Adakah saudara yang satu mencari keadilan terhadap saudara yang lain, dan justru pada orang-orang yang tidak percaya?

  1. Apakah kita sombong?
    1. Apakah saya marah ketika orang lain berpikir buruk tentang saya?
    2. Apakah saya frustrasi ketika orang lain tidak berterima kasih kepada saya?
    3. Apakah saya suka membicarakan prestasi saya masa lalu kepada orang lain?
    4. Apakah saya mengeluh ketika menghadapi kesulitan?
  2. Sudahkah kita rendah hati?
    1. Beranikah kita mengakui dosa dan kelemahan kita di hadapan Allah?
    2. Beranikah kita meminta orang lain menegur kita jika kita salah?
    3. Apa respons kita ketika kita dipuji?
    4. Apa respons kita ketika orang lain dipuji?
Sebutkan langkah praktis Anda untuk rendah hati dan bergantung pada Allah.
Meminta Allah yang telah menyelamatkan kita di dalam Kristus memampukan kita untuk terus-menerus rendah hati dan bergantung pada-Nya.
Download Ringkasan Khotbah
Download Ringkasan Khotbah
Tutup Ringkasan Khotbah
Tutup Ringkasan Khotbah