Ringkasan Khotbah
22 September 2024
Bahan Pertemuan Kelompok Kecil
KANAAN : PENGINTAI YANG BERTIKAI
Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!" Tetapi orang-orang yang pergi ke sana bersama-sama dengan dia berkata: "Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita.
Bilangan 13:30-31
Musa mengutus 12 orang untuk mengintai tanah Kanaan yang akan diberikan Tuhan kepada orang Israel. Setelah mereka mengintai 40 hari lamanya, maka pulanglah mereka dan memberikan laporan kepada Musa. Namun laporan itu membelah 12 pengintai itu menjadi 2 kelompok, bukan karena mereka melihat situasi yang berbeda. Mereka melihat tanah Kanaan yang subur dan menjanjikan, “berlimpah-limpah susu dan madunya” demikian kata mereka (Bil. 13:27). Mereka juga melihat bahwa para penduduk Kanaan adalah orang-orang besar yang kuat. Akan tetapi, perbedaan yang terjadi adalah ketika mereka menyikapi apa yang mereka lihat itu, terutama ketika dikaitkan dengan Tuhan yang menjanjikan tanah Kanaan itu kepada mereka.
Ada 10 pengintai yang mengatakan bahwa orang-orang Israel tidak akan mampu mengalahkan penduduk Kanaan. Mereka bahkan menyampaikan kabar busuk tentang Kanaan, yaitu penduduknya memakan manusia dan betapa kecilnya orang Israel di hadapan penduduk Kanaan seperti raksasa dengan belalang. Mereka melihat situasi dan menilainya dengan pikiran dan perasaan mereka sendiri. Apa yang menjadi peringatan dari sikap seperti ini? Jika kita melihat Bilangan 14, maka muncullah sikap untuk melawan Musa dan bahkan berani memberontak kepada Tuhan. Celakanya lagi, sikap dan hasutan 10 pengintai ini menular kepada orang-orang Israel lainnya hingga mereka berani merencanakan untuk kembali ke Mesir (Bil. 14:1-10). Sebenarnya sikap seperti ini bukan ‘ujuk-ujuk’ muncul saat itu, melainkan memang sudah menjadi kebiasaan yang muncul ketika orang Israel menghadapi kesulitan dan tantangan dalam perjalanan menuju tanah Kanaan. Padahal firman Tuhan juga mencatat bahwa berulang kali mereka juga mengalami pertolongan demi pertolongan dari Tuhan. Bagi mereka, Tuhan haruslah selalu berbuat apa yang baik, dengan memberikan situasi yang baik dan menghindarkan mereka dari kesulitan. Akhirnya mereka tidak tahan lagi dengan segala situasi yang ada dan memilih meninggalkan Tuhan untuk kembali ke Mesir. Syukurnya adalah Tuhan tidak membiarkan pemberontakan itu, walau Tuhan tetap menyatakan penghukuman-Nya.
Sebaliknya, hanya Yosua dan Kaleb yang menyikapi apa yang mereka lihat itu dalam iman kepada Tuhan. Memang yang dilihat mereka adalah hal-hal yang bisa jadi membawa ketakutan atau kekuatiran, tetapi mereka tetap percaya akan penyertaan Tuhan berkaitan dengan tanah perjanjian ini. Oleh karena itu Kaleb kemudian mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa dengan berkata: “Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!” (Bil. 13:30). Ini bukan berpikir positif, tetapi beriman kepada janji penyertaan Tuhan di tengah kesulitan sekalipun. Sehingga walau memang ada kekuatiran atau ketakutan, namun bukan perasaan dan pikiran mereka berdua yang menguasai sikap dan tingkah laku mereka, melainkan Kaleb dan Yosua menundukkannya pada kehendak Tuhan.
Tentunya untuk menjadi orang beriman seperti Kaleb dan Yosua bukan proses semalam jadi, melainkan sebuah proses perjalanan iman bersama Tuhan. Apa yang bisa menjadi pelajaran bagi kita?
Pertama, berhati-hati dengan sikap keras kepala atau suka bersungut-sungut seperti orang Israel, dan jangan kita juga mempunyai prasangka yang salah terhadap Tuhan terutama ketika hidup kita sedang dalam kesulitan. Oleh karena hal seperti itu tanpa disadari akan makin menggerus kehidupan iman kita dan menjadikan kita tidak peka lagi akan Tuhan. Pada akhirnya, pikiran dan perasaan kita yang menguasai kita yang bisa muncul dalam tindakan tindakan yang melukai sesama dan menentang Tuhan.
Kedua, belajar untuk selalu percaya dan taat pada pimpinan Tuhan dalam segala situasi, serta tidak mengabaikan begitu saja segala karya dan penyertaan-Nya yang telah kita alami dalam hidup kita (jangan take for granted kepada Tuhan). Situasi sulit bisa jadi akan kita hadapi, tetapi bagaimana kita berjalan dalam tuntunan Tuhan walau bisa jadi ada kekuatiran yang kita rasakan. Terkadang kita sebenarnya tahu apa yang Tuhan ingin kita lakukan dalam situasi sulit tersebut. Namun bisa jadi kita takut rugi atau kita kuatir karena kita tidak tahu dampak dari ketaatan kita itu, sehingga akhirnya kita lebih memilih pertimbangan dan keputusan kita sendiri yang bisa kita prediksi.
Ketiga, jadilah saudara seiman yang saling menguatkan dan bukan saling menjatuhkan atau memprovokasi sesuatu yang tidak baik. Jadilah seperti Kaleb dan Yosua yang menguatkan sesama saudara seiman ketika menghadapi situasi yang sulit, dan bukan seperti 10 pengintai yang lain yang malah membesar-besarkan situasi dan berujung kepada perlawanan terhadap Tuhan. Bukan berarti kita menyepelekan situasi yang memang sulit dan berat, namun bagaimana di tengah situasi tersebut kita tetap belajar untuk menaruh iman kepada Tuhan dengan cara memilih dan melakukan apa yang dikehendaki-Nya.
- Refleksikan kembali perasaan dan pikiran Anda ketika mendengarkan firman Tuhan ini di gereja. Apa 1 pesan yang paling Anda ingat dari firman Tuhan ini?
- Apa bahaya bersungut-sungut ketika menghadapi kesulitan kehidupan? Apakah itu berarti kita dilarang untuk berkeluh kesah atau curhat kepada orang lain di dalam pergumulan kita? Jika itu dua hal yang berbeda, bagaimana membedakannya?
- Apa yang Anda bisa lakukan atau biasa lakukan untuk tidak mengabaikan begitu saja segala karya penyertaan Tuhan dalam hidup Anda? (tidak take for granted karya Tuhan dalam hidup Anda)
- Dalam kondisi apa biasanya Anda lebih dikuasai pikiran dan tindakan Anda sendiri daripada mencari pimpinan Tuhan? Bagaimana mengatasi hal itu?
- Saling mendoakan pergumulan anggota kelompok GDG Anda. Doakan saudara seiman Anda, yang sedang menghadapi situasi sulit dan merasa kuatir, agar tetap berjalan dalam penyerahan kepada Tuhan dengan mencari kehendak Tuhan dan taat akan pimpinan-Nya.
- Doakan agar kelompok GDG Anda adalah komunitas di mana Tuhan boleh berkarya menyatakan kasih dan penyertaan-Nya lewat keberadaan Anda dan rekan-rekan Anda.