Ringkasan Khotbah
21 Juli 2024
Bahan Pertemuan Kelompok Kecil
PENGAMPUNAN DOSA DALAM YESUS
1 Yohanes 1 : 5-10
Allah adalah terang
5 Inilah berita yang telah kami dengar dari Dia dan kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.
6 Jika kita katakan bahwa kita mempunyai persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan tidak melakukan kebenaran.
7 Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari segala dosa.
8 Jika kita berkata bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
10 Jika kita berkata bahwa kita tidak pernah berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.
Yohanes kerap menggunakan metafora antara terang dan gelap untuk menggambarkan kehadiran Allah dan hidup yang jauh dari Allah. Terang membantu manusia menghindari bahaya dan mencapai tujuan yang diinginkan. Ketika manusia berjalan dalam kegelapan, mereka bisa saja tersandung sesuatu, atau kepala terbentur sesuatu. Kegelapan menghalangi kemampuan mereka untuk mencapai tujuan. Sebaliknya terang mengubah semua itu. Terang menunjukkan adanya bahaya dan membebaskannya dari ketakutan yang mengintai. Tidak heran, Yohanes menggunakan terang sebagai kehidupan penuh harapan dan menjanjikan tujuan Allah dalam hidup setiap orang percaya. Secara khusus, pada bagian ini Rasul Yohanes menjelaskan landasan pentingnya hidup di dalam terang dan implikasi apa yang seharusnya terjadi ketika terang itu mengubah hidup orang-orang percaya.
Allah adalah Terang (ay. 5). Allah adalah terang dan di dalam-Nya tidak ada kegelapan menjelaskan bahwa Allah adalah satu-satunya standar kebenaran, sumber dan ukuran dari segala yang benar. Cara lain untuk mengatakannya adalah bahwa tidak ada yang benar-benar dipahami sampai memahaminya dalam terang Allah. Inilah sebabnya penulis Amsal mengatakan, “Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan” (Amsal 1:7). Dia adalah sumber dari segala yang benar dan apa pun yang benar adalah benar, karena sesuai dengan-Nya. Agustinus mengatakan, “All truth is God’s truth.” Segala sesuatu yang benar merupakan kebenaran Allah. Ia menjelaskan ketika Allah adalah standar kebenaran, maka segala sesuatu harus berlandaskan kepada Dia. Oleh sebab itu manusia perlu bergantung pada wahyu Allah untuk memahami kebenaran – baik itu teologis, ilmiah, pengalaman kehidupan, dll. Tanpa terang Kristus manusia tidak akan dapat melihat kebenaran.
Hidup dalam Terang Kristus (ay. 6-7). Tidak ada seorang pun, yang telah mengenal Allah, dapat hidup dalam “kegelapan” dosa. Ini bukan berarti bahwa hidup orang percaya itu sempurna. Kadang kala orang percaya masih jatuh ke dalam dosa. Namun, tidak hidup di dalam kegelapan. Kegagalan manusia adalah kegagalan di dalam terang Kristus. Terang Kristus membuat manusia sadar, bahkan menyorot dengan jelas keadaan manusia di hadapan Allah. Persahabatan dengan Allah tidak akan lepas dari kesadaran untuk melihat diri sendiri sebagaimana adanya, dan senantiasa memohonkan pengampunan-Nya. Pdt. Rahmiati Tanudjaja kerap mengatakan, “Kenal Allah, kenal diri, tahu diri.” Mengenal Allah yang benar membawa manusia untuk mengenal diri sendiri dan implikasinya adalah sikap tahu diri. Ada golongan orang percaya yang lebih suka mengisi pengetahuan imannya tetapi tidak suka berdisiplin dalam melakukannya di kehidupan sehari-hari. Banyak orang bangga dengan apa yang ia tahu, tetapi tidak malu ketika tidak melakukannya. Hidup dalam terang Kristus berarti menjadi tahu siapa diri sendiri dan bersikap sebagaimana harusnya di hadapan Allah.
Hidup dalam Pengampunan Kristus (ay. 8-10). Manusia tidak dapat mengaku memiliki hubungan dengan Allah jika terus-menerus senang di dalam dosa. Terang Kristus bukan saja memampukan manusia untuk melihat siapa dirinya, tetapi juga bebas dari kegelapan. Mengakui dosa adalah langkah pertama menuju pengampunan dan penyucian oleh darah Yesus. Sebaliknya, mengklaim ketidakberdosaan bukan hanya penipuan diri sendiri tetapi juga penghujatan terhadap Allah, yang adalah terang dan kebenaran. Mengakui dosa membawa manusia ke dalam terang, di mana ia dapat disucikan dan memiliki persekutuan yang benar dengan Allah dan sesama.
Kebenaran bahwa Allah adalah terang dan di dalam-Nya tidak ada kegelapan adalah dasar kehidupan Kristen yang penuh sukacita dan harapan. Ini mengarahkan manusia untuk hidup dalam terang, mengakui dosa-dosa, dan mencari pengampunan Allah. Persekutuan dengan Allah dan sesama orang percaya adalah buah dari berjalan dalam terang dan mengakui kebenaran-Nya.
1 Yohanes 1 : 5
5 Inilah berita yang telah kami dengar dari Dia dan kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.
Amsal 1 : 7
7 Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.
1 Yohanes 1 : 6-7
6 Jika kita katakan bahwa kita mempunyai persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan tidak melakukan kebenaran.
7 Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari segala dosa.
1 Yohanes 1 : 8-10
8 Jika kita berkata bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
10 Jika kita berkata bahwa kita tidak pernah berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.
1 Korintus 6 : 2b
2b Dan jika penghakiman dunia berada dalam tangan kamu, tidakkah kamu sanggup untuk mengurus perkara-perkara yang tidak berarti?
1 Korintus 6 : 3b
3b Jadi apalagi perkara-perkara biasa dalam hidup kita sehari-hari.
1 Korintus 6 : 4
4 Sekalipun demikian, jika kamu harus mengurus perkara-perkara biasa, kamu menyerahkan urusan itu kepada mereka yang tidak berarti dalam jemaat?
1 Korintus 6 : 5
5 Hal ini kukatakan untuk memalukan kamu. Tidak adakah seorang di antara kamu yang berhikmat, yang dapat mengurus perkara-perkara dari saudara-saudaranya?
1 Korintus 6 : 7-8
7 Adanya saja perkara di antara kamu yang seorang terhadap yang lain telah merupakan kekalahan bagi kamu. Mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan? Mengapakah kamu tidak lebih suka dirugikan?
8 Tetapi kamu sendiri melakukan ketidakadilan dan kamu sendiri mendatangkan kerugian, dan hal itu kamu buat terhadap saudara-saudaramu.
1 Petrus 2 : 19-21
19 Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
20 Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.
21 Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
Matius 5 : 39-41
39 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
40 Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.
41 Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.
Roma 12 : 17
17 Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!
1 Korintus 6 : 8
8 Tetapi kamu sendiri melakukan ketidakadilan dan kamu sendiri mendatangkan kerugian, dan hal itu kamu buat terhadap saudara-saudaramu.
1 Korintus 6 : 9-11
9 Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit,
10 pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
11 Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita.
1 Korintus 6 : 10
10 pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
1 Korintus 6 : 9
9 Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit,
1 Korintus 6 : 5-6
5 Hal ini kukatakan untuk memalukan kamu. Tidak adakah seorang di antara kamu yang berhikmat, yang dapat mengurus perkara-perkara dari saudara-saudaranya?
6 Adakah saudara yang satu mencari keadilan terhadap saudara yang lain, dan justru pada orang-orang yang tidak percaya?
- Bagikan pada anggota yang lain apa hal yang paling membekas bagi Anda dari kotbah hari Minggu kemarin (Ilustrasi? Poin kotbah? Suasana hati Anda? Dsb)? Mengapa?
- Apakah maksudnya ketika dikatakan hidup dalam terang Kristus berarti hidup dalam kebenaran-Nya?
- Bagaimana terang Kristus mempu mengubahkan kehidupan kita?
- Doakan mereka yang masih senang hidup di dalam dosa agar terang Kristus mengubahkan mereka.
- Doakan agar kita mengalami pertobatan setiap hari dari dosa-dosa kita.