Ringkasan Khotbah
7 April 2024
Bahan Pertemuan Kelompok Kecil
YESUS DAN MURID YANG RAGU
Yohanes 20 : 24-29
Yesus menampakkan diri kepada Tomas
24 Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ.
25 Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: “Kami telah melihat Tuhan!” Tetapi Tomas berkata kepada mereka: “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.”
26 Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!”
27 Kemudian Ia berkata kepada Tomas: “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.”
28 Tomas menjawab Dia: “Ya Tuhanku dan Allahku!”
29 Kata Yesus kepadanya: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”
Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!"
(Yoh. 20:27-28)
Tentu kita pernah mendengar seseorang berkata, “jika ada bukti di depan mata, barulah saya percaya!” Perkataan ini menunjukkan bahwa kebenaran suatu hal itu terhubung dengan pembuktian; tanpa pembuktian, maka suatu hal itu dinilai tidak eksis atau hanya kebohongan belaka. Penilaian kebenaran eksistensi semacam ini kita jumpai dalam hidup keseharian kita. Tanpa bukti, sesuatu yang kita katakan atau sebutkan akan mudah dianggap sebagai kebohongan.
Hal inilah yang menjadi perhatian Tomas, ketika para murid lainnya memberitahukan bahwa sang guru, Yesus Kristus, telah bangkit dari kematian dan menampakkan diri kepada mereka. Tomas berkata: “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.” Ketidakpercayaan Tomas ini sangat beralasan, sebab penderitaan dan kematian yang dialami oleh sang guru sangat mengerikan dan tidak mungkin bagi-Nya untuk hidup kembali, apalagi keyakinan terhadap kebangkitan orang mati merupakan momentum eskatologis (peristiwa akhir zaman) bagi orang Yahudi.
Namun Yesus Kristus yang telah bangkit dari kematian tidak membiarkan Tomas terus menerus berada dalam keraguannya. Disebutkan bahwa delapan hari kemudian, ketika para murid sedang berkumpul dan Tomas bersama mereka, sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!” Maka Yesus langsung tertuju pada Tomas dan berkata: “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.”
Ketika melihat Yesus, sang guru, yang telah bangkit dari kematian, dengan lubang paku di tangan dan lubang tombak di lambung, Tomas segera tersungkur dan menjawab Yesus: “Ya Tuhanku dan Allahku!” Keraguannya tentang kebangkitan Yesus telah menjadi runtuh seketika dan segera Tomas memiliki sebuah pengakuan dan keyakinan iman yang melampaui keyakinan monoteismenya kala itu. Ia menyebut Yesus secara ekslusif: “Tuhanku dan Allahku!” Pengakuan Tomas ini bukanlah emosional sesaat, sebab pernyataan iman ini digerakkan oleh bukti, bahwa ia telah melihat sang guru benar-benar hidup, dan sang guru itu, bukanlah orang lain yang serupa (mirip) dengannya, sebab Ia memiliki lubang di tangan dan di lambung-Nya, yang berarti kebangkitan Yesus adalah sebuah fakta (nyata), yang membuktikan bahwa Dia adalah Sang Kristus, Anak Allah yang hidup, Juruselamat manusia, seperti yang pernah dikatakan-Nya sebelumnya; Ia akan menderita, mati dan bangkit dari kematian. Yesung sungguh-sungguh Tuhan dan Allah.
Sekalipun Yesus membuktikan kebangkitan-Nya kepada Tomas dan membuatnya tidak lagi berada dalam keraguan, namun Yesus berkata kepadanya: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” Apa maksud perkataan Yesus ini? Apakah Yesus tidak menghargai tuntutan pembuktian Tomas setelah ia melihat bukti kebangkitan-Nya? Tentu tidak demikian!
Perkataan Yesus ini merupakan sebuah antisipasi untuk waktu mendatang bagi mereka yang akan percaya kepada-Nya melalui pemberitaan kesaksian para murid. Orang-orang itu tidak akan lagi melihat Yesus yang bangkit secara fisik atau langsung seperti para murid. Namun mereka yang percaya para kesaksian mereka disebut “berbahagia,” sebab mereka percaya bukan karena melihat, tetapi karena iman melalui pemberitaan Injil. Itulah sebabnya Petrus berkata kepada mereka yang percaya kepada Kristus, walaupun mereka tidak pernah melihat-Nya sebagai sebuah sukacita yang besar dan mencapai tujuan iman, yaitu keselamatan jiwa. “Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu” (1Ptr. 1:8-9).
Demikianlah pula dengan kita pada masa kini. Jika kita menuntut kebenaran Kebangkitan Kristus atau fakta sejarah Kristus, kita dapat menemukannya melalui catatan sejarah masa itu, kesaksian Injil (Matius-Yohanes), Kitab Perjanjian Baru lainnya (Kis-Why), dan tulisan lainnya setelah paska rasuli. Namun demikian, iman melampaui fakta. Iman tidak meniadakan fakta, tetapi juga tidak bergantung pada fakta saja. Iman kepada Kristus itu berarti percaya dan menyerahkan diri kita kepada-Nya sesuai kesaksian para murid sebagai saksi mata tentang Kristus. Sikap ini juga teraktualisasi dalam hidup keseharian iman kita. Walaupun Tuhan tidak menyatakan bukti yang kita harapkan atau doakan, bukan berarti Ia tidak mengasihi kita, atau mengingkari janji-Nya. Iman melampau bukti. Jika kita percaya kepada-Nya, kita tidak akan mengikari-Nya, walaupuan Ia tidak membuktikan pertolongan-Nya, atau tidak memenuhi kehendak kita. Polikarpus, seorang murid rasul Yohanes, mengatakan kalimat terakhirnya yang terkenal, “Selama 86 tahun aku telah mengabdi kepada Kristus dan Ia tidak pernah menyakitiku. Bagaimana aku dapat mencaci Raja [Kristus] yang telah menyelamatkanku?” Ia martir karena iman kepada Kristus. Itulah iman. Iman melampaui bukti yang kita lihat. Mari kita kita hidup “not by sight, but by faith.”
1 Petrus 8-9
8 Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan,
9 karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.
Lukas 9 : 46
46 Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka.
Lukas 9 : 47
47 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya,
Lukas 9 : 48
48 dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar."
Matius 18 : 10
10 Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.
Lukas 18 : 15
15 Maka datanglah orang-orang membawa anak-anaknya yang kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka. Melihat itu murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.
Matius 6 : 26
26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
Matius 6 : 32
32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
Matius 6 : 33
33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Roma 14 : 17
17 Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
Matius 6 : 34
34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
1 Korintus 12 : 11
11 Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
- Apa yang Anda dapatkan dari Khotbah Minggu ini, baik dari ilustrasi, penjelasan materi atau impresi yang Tuhan berikan bagi Anda? Sharingkanlah dengan rekan-rekan Anda!
- Mengapa manusia selalu menuntut bukti atau sesuatu yang dapat dilihatnya sebagai kebenaran?
- Apakah sikap Tomas yang meminta bukti itu salah? Bagaimana menurut Anda? Jelaskan alasnnya!
- Apakah korelasi bukti dengan iman? Jelaskan!
- Maukah Anda hidup “by faith, not by sight?” Apapun yang terjadi, tidak mengingkari iman Anda kepada Yesus.
- Maukah Anda mempelajari sejarah dan tulisan para rasul Kristus agar iman Anda semakin diteguhkan?
- Berdoalah bagi jemaat yang sedang bergumul dengan kehidupan mereka agar mereka hidup dengan iman dan bukan hanya bergantung pada kondisi mereka.
- Doakan pula pertumbuhan iman bersama sebagai komunitas umat Tuhan
- Saling mendoakan antar anggota kelompok.