Ringkasan Khotbah
10 Maret 2024
Bahan Pertemuan Kelompok Kecil
MENASIHATI DAN MENGAMPUNI
Matius 18 : 15-35
Tentang menasihati sesama saudara
15Â “Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.
16Â Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan.
17Â Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.
18Â Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.
19Â Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.
20Â Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.”
Perumpamaan tentang pengampunan
21Â Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?”
22Â Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
23Â Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.
24Â Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.
25Â Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya.
26Â Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.
27Â Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
28Â Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu!
29Â Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan.
30Â Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya.
31Â Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.
32Â Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku.
33Â Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?
34Â Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
35Â Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.”
Menasihati atau menegur mereka yang berbuat kesalahan bukanlah hal yang mudah, termasuk kepada saudara-saudara seiman kita. Mungkin karena kita tidak mau disebut sebagai orang yang suka ikut campur kehidupan orang lain, atau kita kuatir relasi kita dengan orang tersebut akan memburuk. Sehingga kadang kita melempar masalah tersebut kepada orang lain untuk menyelesaikannya, atau mendiamkan saja tapi akhirnya malah menjadi bahan ‘gosip’ di antara saudara-saudara lain. Beberapa orang dengan cepat membawa maÂsalah tersebut dalam rapat gereja dengan berbagai alasan, namun malah memperbesar masalah dan kerusakan yang ditimbulkan. Bagaimana firman Tuhan mengingatkan akan hal ini?
Ada dua hal yang diingatkan firman Tuhan ketika kita menegur saudara seiman kita. Hal pertama adalah motivasinya, yaitu untuk “mendapatkan dia kembali,” artinya untuk mencegah dia jatuh terlampau dalam dan membawa dia kembali dalam pertobatan keÂpada Tuhan. Sehingga teguran ini bukan untuk mempermalukan saudara kita tersebut. Hal kedua adalah caranya. Tuhan Yesus berkata jika ada saudaramu yang berbuat dosa, maka hal pertama yang kita lakukan adalah menegur dia secara pribadi. Jika dia tidak mau menerima teguran dan bertobat, maka bawalah beberapa saksi untuk menegaskan agar orang tersebut benar-benar menyadari dosanya dan mau dibimbing dalam pertobatan. Kalau dia tetap tidak mau bertobat, maka bawalah persoalan tersebut kepada gereja, misalnya melalui tim hamba Tuhan atau tim pastoral gereja untuk membantu menyelesaikannya. Kalau sampai tahap ini saudara tersebut masih mengeraskan hati, maka firman Tuhan mengatakan “pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau pemungut cukai.” Maksudnya adalah gereja harus mengambil sikap tegas dengan tujuan supaya tidak membiarkan saudara itu terus di jalan yg salah dan menghindarkannya menjadi batu sandungan atau contoh yang tidak baik bagi saudara-saudara lainnya.
Bagaimana jika saudara tersebut kemudian menyadari dosanya dan mau dibimbing dalam pertobatan? Maka hal kedua yang menjadi pertanyaan adalah apakah kita juga mau mengampuni dan menerima dia kembali? lni pun tidak mudah, apalagi jika saudara seiman tersebut berbuat salah kepada kita atau kita ikut menanggung konsekuensi dari kesalahan yang diperbuatnya. Namun firman Tuhan mengingatkan kita untuk selalu menÂgampuni saudara kita dengan segenap hati. Mengapa harus seperti itu? Bukan karena mengampuni orang lain adalah sebuah kewajiban agama bagi kita, melainkan karena kita telah lebih dahulu menerima pengampunan yang tak ternilai dari Allah dalam Tuhan Yesus. Digambarkan oleh Tuhan Yesus lewat perumpamaan sebagai seorang hamba yang berhutang 10 ribu talenta, sebuah hutang yang tak mungkin terbayarkan, tetapi beroleh be las kasihan dari raja. Sang raja mengharapkan agar hamba yang telah menerima belas kasihan yang begitu besar itu kemudian mau menghidupinya dan menyatakannya kepada saudaranya.
Memang perumpamaan tentang pengampunan ini memberikan sebuah peringatan keÂpada kita bahwa ternyata tidak mudah untuk menghidupi belas kasihan Allah yang telah kita terima dalam Tuhan Yesus. Semua tidak terjadi secara otomatis, karena seringkali kita dikuasai oleh perasaan dan pikiran kita sendiri yang begitu cepat melupakan segala karya Allah dalam hidup kita. Persis seperti yang digambarkan dalam diri hamba yang baru saja menerima belas kasihan raja itu.
Bagaimana kemudian kita menghidupi bagian firman Tuhan hari ini, tentang menasihati dan mengampuni? Tentu kita tidak menunggu atau menemukan ada orang yang berbuat salah lebih dahulu, tetapi kita bisa memulainya dengan menghidupi belas kasihan Allah yang telah kita terima dalam Tuhan Yesus. Biarlah kasih Allah itu yang menjadi motivasi kita dalam kehidupan kita, baik ketika kita melayani di gereja, hidup bersama keluarga kita, atau ketika kita melakukan segala pekerjaan kita. Sehingga hati kita dituntun-Nya untuk peka akan apa yang Allah kehendaki ketika kita perlu menegur saudara yang berÂbuat salah atau memberikan pengampunan kepada mereka yang bersalah kepada kita. Atau kita bisa mulai menghidupi firman Tuhan ini dengan mengingat adakah orangÂorang tertentu yang selama ini tidak menyenangkan bagi kita, namun kita tidak bisa menghindar untuk melayani bersama dengannya. Mungkin itu rekan dalam kemajelisan, atau rekan dalam pengurus komisi, atau yang lain. Maukah kita meminta pertolongan dan petunjuk kepada Tuhan akan apa yang harus kita lakukan agar kita tidak terus mendiÂamkan perasaan yang tidak baik kepada saudara kita dalam pelayanan kita.
Kiranya Allah menolong kita menghidupi firman-Nya ini. Amin.
Lukas 9 : 43b-45
(9-43b) Ketika semua orang itu masih heran karena segala yang diperbuat-Nya itu, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya:
44 "Dengarlah dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia."
45 Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya.
Lukas 9 : 46
46 Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka.
Lukas 9 : 47
47 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya,
Lukas 9 : 48
48 dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar."
Matius 18 : 10
10 Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.
Lukas 18 : 15
15 Maka datanglah orang-orang membawa anak-anaknya yang kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka. Melihat itu murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.
Matius 6 : 26
26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
Matius 6 : 32
32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
Matius 6 : 33
33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Roma 14 : 17
17 Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
Matius 6 : 34
34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
1 Korintus 12 : 11
11 Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
- Refleksikan kembali perasaan dan pikiran Anda ketika mendengarkan firman Tuhan ini di gereja. Apa 1 pesan yang paling Anda ingat dari firman Tuhan ini?
- Apa alasan yang biasanya menghalangi Anda untuk menegur atau mengingatkan saudara seiman yang berbuat dosa? Apa yang kemudian Anda lakukan jika mengetahui bahwa perbuatannya tidak bisa dibiarkan terus menerus?
- Salah satu alasan yang dikuatirkan terhadap saudara yang pernah berbuat dosa tetapi bertobat adalah dia akan mengulangi kembali dosa yang sama atau jatuh dalam dosa yang lain. Maka, bagaimana tindakan gereja seharusnya kepada jemaat yang sudah pernah mengalami hal seperti itu?
- Pernahkah Anda belajar mengampuni orang yang bersalah kepada Anda atau men jengkelkan Anda? Apa yang terjadi waktu itu dan bagaimana cara Tuhan menolong Anda waktu itu untuk menghidupi firman-Nya ini?
- Doakan anggota GDG Anda agar setiap orang ditolong Tuhan untuk menghidupi firman Tuhan ini.
- Adakah saudara seiman yang menjadi beban bagi kelompok GDG Anda, mungkin perbuatannya menggelisahkan Anda dan rekan-rekan GDG? Berdoalah kepada Tuhan untuk meminta pertolongan dan kekuatan akan apa yang perlu Anda dan kelompok Anda lakukan bagi saudara tersebut.