Rabu, 21 Februari 2024
“Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.” (Amsal 30:8)
Pembahasan: Amsal 30:8 | Bacaan setahun: Ulangan 26:1-11
Ulangan 26 : 1-11
Mempersembahkan hasil pertama
1 “Apabila engkau telah masuk ke negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu, dan engkau telah mendudukinya dan diam di sana,
2 maka haruslah engkau membawa hasil pertama dari bumi yang telah kaukumpulkan dari tanahmu yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, dan haruslah engkau menaruhnya dalam bakul, kemudian pergi ke tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, untuk membuat nama-Nya diam di sana.
3 Dan sesampainya kepada imam yang ada pada waktu itu, haruslah engkau berkata kepadanya: Aku memberitahukan pada hari ini kepada TUHAN, Allahmu, bahwa aku telah masuk ke negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyang kita untuk memberikannya kepada kita.
4 Maka imam harus menerima bakul itu dari tanganmu dan meletakkannya di depan mezbah TUHAN, Allahmu.
5 Kemudian engkau harus menyatakan di hadapan TUHAN, Allahmu, demikian: Bapaku dahulu seorang Aram, seorang pengembara. Ia pergi ke Mesir dengan sedikit orang saja dan tinggal di sana sebagai orang asing, tetapi di sana ia menjadi suatu bangsa yang besar, kuat dan banyak jumlahnya.
6 Ketika orang Mesir menganiaya dan menindas kami dan menyuruh kami melakukan pekerjaan yang berat,
7 maka kami berseru kepada TUHAN, Allah nenek moyang kami, lalu TUHAN mendengar suara kami dan melihat kesengsaraan dan kesukaran kami dan penindasan terhadap kami.
8 Lalu TUHAN membawa kami keluar dari Mesir dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung, dengan kedahsyatan yang besar dan dengan tanda-tanda serta mujizat-mujizat.
9 Ia membawa kami ke tempat ini, dan memberikan kepada kami negeri ini, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
10 Oleh sebab itu, di sini aku membawa hasil pertama dari bumi yang telah Kauberikan kepadaku, ya TUHAN. Kemudian engkau harus meletakkannya di hadapan TUHAN, Allahmu; engkau harus sujud di hadapan TUHAN, Allahmu,
11 dan haruslah engkau, orang Lewi dan orang asing yang ada di tengah-tengahmu bersukaria karena segala yang baik yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu dan kepada seisi rumahmu.”
Pada umumnya, orang tidak menolak untuk menjadi kaya dan bisa menikmati makanan apapun yang dia mau. Tapi doa Agur ini terlihat tidak umum. Dia memohon supaya Tuhan tidak memberikannya kemiskinan pun kekayaan. Alasan permohonan ini ada di ayat selanjutnya. “Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku” (ay. 9). Doa yang tidak terlihat umum ini mengajarkan bahwa hidup dengan rasa cukup dalam Tuhan, sangat penting. Janganlah kemiskinan membuat kita mencuri untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kekayaan membuat kita menjauh dari Tuhan dan menyangkal Tuhan yang memberi berkat. Akan tetapi, ini bukan berarti kita tidak boleh kaya. Hidup merasa cukup dengan apa yang Tuhan berikan untuk kita nikmati, membuat kita mampu untuk bersyukur dan tidak melakukan hal-hal yang Tuhan tidak inginkan.
Mungkin masing-masing orang memiliki standar “cukup” yang berbeda; cukup jika mempunyai banyak unit kendaraan dan rumah mewah, cukup jika gaji dua sampai tiga digit, cukup jika anak-anak bisa sekolah di sekolah mahal, dst. Tetapi, banyak bagian Alkitab yang mengajarkan untuk hidup dengan rasa cukup, salah satunya 1 Tim. 6:8, “Asal ada makanan dan pakain cukuplah.” Makanan dan pakaian adalah kebutuhan dasar manusia dan jika hal ini tercukupi harusnya sudah bisa membuat kita merasa cukup dan bersyukur. Dalam doa Bapa Kami, “Berikanlah pada hari ini makanan kami yang secukupnya,” Tuhan Yesus sendiri mengajarkan supaya kita memohon Tuhan memberikan kita kebutuhan hidup yang cukup menurut standarnya Tuhan, bukan manusia. Tuhanlah yang jadi penentu, meski kita yang juga harus bekerja untuk mencukupkan kebutuhan kita. Adalah baik untuk mempercayakan sepenuhnya hidup kita kepada Tuhan sebab Tuhan tahu apa yang kita butuhkan. Hidup merasa cukup berarti seberapapun yang Tuhan berikan untuk menjadi bagian kita, harus disyukuri. Bersyukur jika Tuhan beri banyak, bersyukur jika Tuhan beri sedikit.
STUDI PRIBADI: Bagaimanakah kita meresponi berkat Tuhan yang kita nikmati setiap hari? Sudahkah kita merasa cukup dan puas dalam Tuhan, ataukah masih merasa kekurangan?
Pokok Doa: Berdoalah supaya kita tetap bisa bersyukur seberapapun berkat yang Tuhan beri, jika hidup berkelimpahan tidak sombong dan jika tidak sekaya orang lain tidak memiliki rasa iri dan tidak melakukan dosa.
Amsal 30 : 9
9 Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.
1 Timotius 6 : 8
8 Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
Matius 5 : 39
39 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
Matius 5 : 28
28 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
Markus 10 : 13-16
Yesus memberkati anak-anak
13 Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.
14 Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.
15 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."
16 Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.
Matius 19 : 13-15
Yesus memberkati anak-anak
13 Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.
14 Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga."
15 Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ.
Matius 5 : 22c
22c siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
Matius 23 : 17
17 Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu?
Matius 5 : 23-26
23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
25 Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.
26 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
1 Yohanes 4 : 20a
20a Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta,
1 Yohanes 4 : 20b
20b karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.