11 Februari 2024

Ringkasan Khotbah
11 Februari 2024

Bahan Pertemuan Kelompok Kecil

Penyalur Berkat Yang Berkenan

Matius 6 : 1-4

Dalam ajaran agama, konsep memberi bukan hanya sekadar tindakan fisik memberikan bantuan atau benda kepada sesama, tetapi juga mengandung makna yang lebih dalam. Memberi dengan tulus, tanpa pamrih, dan tanpa mengharapkan pujian dari manusia adalah prinsip yang ditekankan dalam banyak ajaran keagamaan, termasuk ajaran Yesus Kristus dalam Injil Matius.

Salah satu ajaran yang menggugah dari Injil Matius 6:1-4 adalah tentang sedekah, yang tidak hanya diartikan sebagai memberikan sesuatu kepada fakir miskin atau yang membutuhkan, tetapi juga sebagai tindakan mengalirkan berkat yang diterima dari Tuhan kepada sesama kita. Namun, dalam melakukannya, terdapat prinsip-prinsip penting yang diajarkan Yesus.

Pertama, Yesus menegaskan agar kita tidak melakukannya demi pujian manusia. Memberi sedekah bukan untuk mendapatkan sorakan atau penghargaan dari orang lain. Tindakan baik seharusnya dilakukan dengan niat yang murni sebagai pengabdian kepada Tuhan, bukan untuk memperoleh popularitas atau pujian dari dunia luar.

Kedua, Yesus mengajarkan agar sedekah diberikan secara tersembunyi. Artinya, tindakan baik yang kita lakukan tidak perlu dipublikasikan atau diumumkan kepada semua orang. Tuhan yang melihat perbuatan tersembunyi akan memberikan balasan yang layak atas tindakan tersebut.

Dari ajaran ini, tergambar pentingnya motivasi yang mendasari perbuatan baik kita. Apakah kita melakukannya demi memenuhi ekspektasi manusia atau sebagai wujud pengabdian tulus kepada Tuhan? Fokusnya bukan hanya pada tindakan fisik, tetapi juga pada keikhlasan hati. Tuhan menginginkan kita untuk bertindak tidak demi popularitas, tetapi untuk memuliakan-Nya.

Kendala utama dalam menerapkan ajaran ini adalah terjebaknya kita dalam keinginan untuk diperhatikan dan diakui oleh manusia. Kita mungkin tergoda untuk memperoleh pengakuan atas perbuatan baik yang kita lakukan. Mengatasi kendala ini membutuhkan introspeksi diri yang mendalam dan memperkuat hubungan pribadi dengan Tuhan.
Bagaimana kita dapat menjadi penyalur berkat yang berkenan di mata Tuhan? Hal pertama yang perlu dilakukan adalah memeriksa motivasi di balik setiap tindakan baik yang kita lakukan. Kita juga perlu memastikan bahwa hubungan kita dengan Tuhan kokoh dan bahwa setiap perbuatan baik kita dilakukan sebagai ungkapan cinta kepada-Nya.

Menciptakan komitmen pribadi untuk menyalurkan berkat Tuhan kepada orang-orang di sekitar kita merupakan langkah konkret. Ini bisa berupa membantu keluarga yang membutuhkan, memberikan bantuan kepada mereka yang kurang beruntung, atau menyumbang waktu untuk membantu komunitas lokal.

Dalam doa bersama, kita dapat mengucap syukur atas berkat yang telah Tuhan berikan dalam hidup kita. Berdoa agar Tuhan membuka pintu hati kita untuk menjadi penyalur berkat-Nya kepada sesama, serta memohon penyertaan dan hikmat Tuhan agar kita dapat menjadi penyalur berkat yang berkenan di hadapan-Nya.

Sebagai kesimpulan, menjadi penyalur berkat yang berkenan di mata Tuhan bukan hanya tentang memberi secara fisik, tetapi juga tentang menjaga hati yang tulus dan melayani dengan niat yang bersih. Perbuatan baik yang kita lakukan untuk Tuhan akan memiliki nilai yang lebih tinggi daripada penghargaan manusia. Mari bersama-sama berkomitmen untuk menjadi penyalur berkat yang tulus dan tidak mencari pujian dari dunia, tetapi semata-mata untuk memuliakan Tuhan.

×

Matius 6 : 1-4

Hal memberi sedekah

1 "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.

2 Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.

3 Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.

4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

×

Matius 5 : 9

9 Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.

×

Matius 4 : 23-25

Yesus mengajar dan menyembuhkan banyak orang

23 Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu.

24 Maka tersiarlah berita tentang Dia di seluruh Siria dan dibawalah kepada-Nya semua orang yang buruk keadaannya, yang menderita pelbagai penyakit dan sengsara, yang kerasukan, yang sakit ayan dan yang lumpuh, lalu Yesus menyembuhkan mereka.

25 Maka orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia. Mereka datang dari Galilea dan dari Dekapolis, dari Yerusalem dan dari Yudea dan dari seberang Yordan.

×

Matius 5 : 28-29

28 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.

29 Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka.

×

1 Petrus 4 : 10

10 Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.

×

1 Korintus 12 : 4

4 Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.

×

1 Korintus 12 : 7

7 Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.

×

1 Korintus 12 : 25-26

25 supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.

26 Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita.

×

1 Korintus 14 : 1-19, 26

Sekali lagi tentang karunia Roh

1 Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat.

2 Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.

3 Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur.

4 Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.

5 Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun.

6 Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran?

7 Sama halnya dengan alat-alat yang tidak berjiwa, tetapi yang berbunyi, seperti seruling dan kecapi--bagaimanakah orang dapat mengetahui lagu apakah yang dimainkan seruling atau kecapi, kalau keduanya tidak mengeluarkan bunyi yang berbeda?

8 Atau, jika nafiri tidak mengeluarkan bunyi yang terang, siapakah yang menyiapkan diri untuk berperang?

9 Demikianlah juga kamu yang berkata-kata dengan bahasa roh: jika kamu tidak mempergunakan kata-kata yang jelas, bagaimanakah orang dapat mengerti apa yang kamu katakan? Kata-katamu sia-sia saja kamu ucapkan di udara!

10 Ada banyak--entah berapa banyak--macam bahasa di dunia; sekalipun demikian tidak ada satupun di antaranya yang mempunyai bunyi yang tidak berarti.

11 Tetapi jika aku tidak mengetahui arti bahasa itu, aku menjadi orang asing bagi dia yang mempergunakannya dan dia orang asing bagiku.

12 Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih dari pada itu hendaklah kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun Jemaat.

13 Karena itu siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia harus berdoa, supaya kepadanya diberikan juga karunia untuk menafsirkannya.

14 Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa.

15 Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku.

16 Sebab, jika engkau mengucap syukur dengan rohmu saja, bagaimanakah orang biasa yang hadir sebagai pendengar dapat mengatakan "amin" atas pengucapan syukurmu? Bukankah ia tidak tahu apa yang engkau katakan?

17 Sebab sekalipun pengucapan syukurmu itu sangat baik, tetapi orang lain tidak dibangun olehnya.

18 Aku mengucap syukur kepada Allah, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih dari pada kamu semua.

19 Tetapi dalam pertemuan Jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa roh.

26 Jadi bagaimana sekarang, saudara-saudara? Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun.

×

Efesus 4 : 11-12

11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,

12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

×

1 Petrus 4 : 11

11 Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.

×

1 Korintus 12 : 11

11 Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.

  1. Bagikan pada anggota yang lain apa hal yang paling membekas bagi Anda dari kotbah hari Minggu kemarin (Ilustrasi? Poin kotbah? Suasana hati Anda? Dsb)? Mengapa?
  2. Menurut Anda, apa yang Tuhan ajarkan untuk dapat menjadi penyalur berkat yang berkenan kepada-Nya?
  3. Apa yang menjadi kendala kita untuk dapat melakukannya? Bagaimana cara mengatasinya?
Tuliskan sebuah komitmen untuk menyalurkan berkat Tuhan kepada salah satu orang atau keluarga atau kelompok orang yang ada di lingkungan Anda.
  1. Mengucap syukur atas berkat yang telah Tuhan berikan dalam kehidupan kita.
  2. Berdoa agar Tuhan membuka pintu hati kita sebagai penerima berkat Tuhan untuk dapat menjadi penyalur berkat Tuhan kepada orang di sekeliling kita.
  3. Mohon penyertaan dan hikmat Tuhan agar dapat menjadi penyalur berkat yang berkenan dihadapan-Nya.
Download Ringkasan Khotbah
Download Ringkasan Khotbah
Tutup Ringkasan Khotbah
Tutup Ringkasan Khotbah