Minggu, 28 Januari 2024
“Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.” (Markus 1:35)
Ayat Lectio Divina: Lukas 6:13 | Bacaan Alkitab: Markus 3:13-19
Lukas 6 : 13
13 Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul:
Markus 3 : 13-19
Yesus memanggil kedua belas rasul
13 Kemudian naiklah Yesus ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan merekapun datang kepada-Nya.
14 Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil
15 dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan.
16 Kedua belas orang yang ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus,
17 Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudara Yakobus, yang keduanya diberi-Nya nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh,
18 selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot,
19 dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia.
Lukas 6:12 mencatat Tuhan Yesus berdoa semalam-malaman, sebelum memilih 12 rasul-Nya. Bagi Yesus, pemilihan para rasul adalah serius, karena mereka lah yang nanti akan menjalankan peran penting, bukan hanya bagi diri mereka dan sesama rekan mereka, tetapi juga bagi orang-orang yang percaya kepada Yesus setelah mereka. Mereka dipilih dengan satu tugas, yaitu menjadi rasul (artinya “yang diutus”). Sebagai utusan, tugas mereka adalah mewakili yang mengutus dengan otoritas yang dikaruniakan kepada mereka.
Para utusan Tuhan Yesus datang dari berbagai latar belakang. Matius, seorang pemungut cukai, yang bagi orang-orang Yahudi adalah pengkhianat bangsa karena bekerja bagi pemerintah Romawi untuk mengumpulkan pajak dari orang-orang sebangsanya. Simon orang Zelot, anggota dari gerakan yang ingin membebaskan bangsa Yahudi dari penjajahan Romawi. Beberapa dari mereka berprofesi sebagai nelayan. John Stott mengatakan bahwa yang dilakukan Yesus dengan memilih orang-orang yang berbeda menjadi rasul-Nya adalah untuk menyatakan keragaman yang selalu akan menjadi ciri komunitas-Nya. Namun keragaman itu dipersatukan dalam Yesus Kristus. Seperti kata Paulus dalam Galatia 3:28, “Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.”
Keragaman adalah ciri persekutuan umat Tuhan yang harus disadari oleh para pengikut Yesus. Memang keragaman bisa jadi menimbulkan masalah terutama masalah relasi antar saudara seiman atau antar gereja. Namun seperti yang dikatakan firman Tuhan, bahwa di dalam Tuhan Yesus kita semua adalah satu. Sehingga umat Tuhan hendaknya jangan membiarkan segala hal yang berpotensi merusak persekutuan umat Tuhan yang muncul dari perbedaan itu yang terus-menerus dikembangkan. Sebaliknya mari kita meminta kepada Tuhan untuk mengajarkan kepada kita yang berbeda-beda ini agar hidup bersama sebagai saksi Tuhan. Kita memang bukan rasul, tetapi menyaksikan Tuhan Yesus lewat kehidupan kita adalah juga menjadi panggilan bagi kita.
STUDI PRIBADI: Apakah Anda menemukan keragaman dalam gereja Anda? Apa masalah yang muncul dari keragaman itu? Apa nasihat firman Tuhan untuk hal tersebut?
Pokok Doa: Berdoalah agar Tuhan menolong gereja-Nya untuk hidup dalam kesatuan sehingga Tuhan Yesus disaksikan lewat kehidupan umat-Nya.
Lukas 6 : 12
12 Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.
Galatia 3 : 28
28 Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.
Markus 10 : 15-16
15 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."
16 Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.
Yakobus 4 : 7
7 Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!
Wahyu 7 : 17
17 Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."
1 Yohanes 4 : 10
10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
1 Yohanes 4 : 11
11 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.
1 Yohanes 4 : 12-17
12 Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.
13 Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya.
14 Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia.
15 Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah.
16 Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
17 Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.
1 Yohanes 4 : 18
18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.
1 Yohanes 4 : 20a
20a Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta,
1 Yohanes 4 : 20b
20b karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.