RINGKASAN KHOTBAH
31 DESEMBER 2023
Bahan Pertemuan Kelompok Kecil
Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.
(Matius 24 : 13-14)
Bacaan teks hari ini merupakan penggalan khotbah Yesus di Bukit Zaitun. Matius memaparkan jawaban Yesus atas pertanyaan murid-murid-Nya, “Katakanlah kepada kami bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?” Pertanyaan ini dilatarbelakangi dengan percakapan Yesus tentang nubuat akan kehancuran Bait Allah. Berbekal pemahaman bahwa Bait Allah adalah bangunan suci sekaligus lambang religius Yahudi, para murid memikirkan bahwa keruntuhan Bait Allah merupakan keruntuhan dunia. Yesus sendiri tidak mengoreksi pertanyaan para murid dengan memisahkan kejadian jatuhnya Yerusalem dan bait Allah (70 M) dengan kedatangan-Nya yang kedua kali. Peristiwa yang terjadi merupakan satu rentetan kejadian yang menjadi satu kesatuan yang tak dapat dipisah-pisahkan. Sekalipun peristiwa-peristiwa yang terjadi itu berlain-lainan, dengan waktu terjadi yang berbeda pula, namun semua itu merupakan bagian dari satu peristiwa yaitu Parousia, kedatangan Kristus yang kedua kali.
Matius mencatat rentetan peristiwa tersebut, yaitu kehadiran nabi-nabi palsu, perang yang bergejolak, kelaparan dan gempa bumi, penyiksaan orang Kristen, dan pemberitaan Injil ke seluruh dunia. Diantara semua peristiwa yang bernuansa negatif, ayat 13 memberikan jeda pengharapan dimana orang yang percaya akan diselamatkan (dalam bahasa aslinya kata ini bersifat pasif). Tentu saja ini bukan hasil usaha manusia. Kuasa Allah begitu luar biasa sehingga Ia dapat dan akan menopang anak-anak-Nya yang setia di saat mereka harus melalui tantangan apa pun.
Sejajar dengan penganiayaan yang menjadi masif, pemberitaan injilpun tidak lagi terbatas pada orang Yahudi, tetapi “akan diberitakan ke seluruh dunia.” Pemberitaan injil ke seluruh dunia ini juga menunjukkan bahwa proklamasi injil merupakan tujuan eskatologis dalam rencana Allah. Penglihatan ini merujuk pada Amanat Agung Tuhan Yesus dalam Matius 28:19. Memberitakan Injil Kerajaan Allah sangat penting bagi Matius. Matius pertama-tama mencatat Yesus mengabarkan Injil Kerajaan (4:23; 9:35), tetapi kali ini tugas penginjilan diteruskan kepada pengikut-Nya. Leon Morris mengatakan di saat para pengikut Yesus baru berupa kelompok kecil dan sebagian besar terdiri dari orang Galilea, ditambah dengan sejumlah kecil orang Yudea, Yesus sudah memandang Injil sebagai kabar baik yang akan disebarkan di seluruh dunia. Hal ini menunjukkan kabar baik tidak bergantung pada latar belakang orang yang diutus Allah. Siapapun dia, dari latar belakang apa pun, perintah Allah tetap sama, yaitu memberitakan kabar baik!
Injil berarti kabar baik. Kabar baiknya adalah Allah telah menegakkan kerajaan-Nya melalui karya Anak-Nya bagi orang berdosa, dan pesan ini harus disebarkan ke seluruh dunia. Injil tidak pernah sekadar menantang orang agar berbuat sesuatu bagi diri mereka sendiri, melakukan ini dan itu. Esensi Injil adalah apa yang Allah lakukan di dalam Kristus. Status manusia yang percaya telah diubahkan, maka sebagai konsekuensi naturalnya ia harus memiliki kecintaan akan firman dan memberitakan Injil Kerajaan Allah di dalam kesehariannya.
Pekabaran Injil ini dibicarakan dalam konteks eskatologis atau Parousia. Yesus berbicara tentang pentingnya kesiapan diri menghadapi kesulitan sebelum kedatangan-Nya. Di dalam rentetan peristiwa yang sudah dan akan terjadi bahkan akan terus meningkat, Yesus memberikan pesan bahwa tugas penginjilan harus dijalankan. Mungkin akan banyak peristiwa yang di luar kendali kita (perang, bencana alam, penganiayaan, dsb) tetapi tetaplah fokus melakukan apa yang menjadi bagian kita. Kedatangan Kristus kedua kalinya bukanlah hal yang menyeramkan yang harus kita hindari (karena toh tidak akan dapat terhindarkan), tetapi sebaliknya Parousia harus kita sambut dengan tangan yang selalu bekerja bagi Dia. Kapan, bagaimana, dimana adalah pertanyaan yang tidak perlu menjadi fokus. Yang perlu kita fokuskan adalah bagaimana kondisi kita ketika Yesus datang menemui kita kembali? Ia tidak membiarkan kita melupakan kepastian dari kemenangan akhir, tetapi jangan lupa ada tugas panggilan yang menjadi bagian kita, yaitu bekerja mengabarkan Injil-Nya.
Matius 24 : 13
13 Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.
Matius 28 : 19
19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
Matius 4 : 23
23 Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu.
Matius 9 : 35
35 Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.
- Bagikan pada anggota yang lain apa hal yang paling membekas bagi Anda dari kotbah hari Minggu kemarin (Ilustrasi? Poin kotbah? Suasana hati Anda? Dsb)? Mengapa?
- Menurut Anda, apa yang menjadi tugas panggilan orang percaya setelah diselamatkan Allah?
- Apa yang menjadi kendala kita untuk mengabarkan Injil Kristus? Bagaimana cara mengatasinya?
- Mengucap syukur atas anugrah keselamatan yang sudah dikerjakan Allah dalam Kristus.
- Memohonkan penyertaan dan hikmat Allah untuk mengabarkan Injil Kristus kepada orang di sekeliling.
- Memohon agar Allah membuka pintu hati orang-orang untuk menerima kebenaran Allah.