Kejatuhan Babel

Jumat, 29 Desember 2023

“Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci.” (18:2)


Bacaan hari ini: Wahyu 18:1-20 | Bacaan setahun: Wahyu 18

Pada umumnya, sebuah film dibuat dengan akhir kisah sang tokoh antagonisya dikalahkan dan tokoh protagonisnya menang atau mengalami kebahagiaan. Demikian dalam bagian akhir kitab Wahyu ini, kita melihat kejahatan akhirnya dikalahkan dan dihakimi.

Babel disebut sebagai kota besar, kota perdagangan yang kaya tetapi penuh dengan dosa, kejahatan dan kekejaman. Babel dikenal juga sebagai tempat kediaman roh-roh jahat, segala roh najis dan bangsa yang hidup dengan hawa nafsu cabul (ay. 2-3). Di akhir zaman, Babel sebagai lambang dosa dan kejahatan, rubuh dalam sekejap ditimpa malapetaka dahsyat yakni sampar, perkabungan, kelaparan dan dibakar dengan api (ay. 8, 16, 19). Penghukuman ini menjadi kengerian bagi orang-orang yang senantiasa bersentuhan dengan Babel (kejahatan), tetapi menjadi sukacita bagi orang-orang kudus, para nabi, para rasul dan seluruh surga (ay. 20). Untuk konteks sekarang, memang Iblis masih terus berusaha menggoda kita untuk melakukan dosa dan kejahatan. Sebab itu, Tuhan mengingatkan umat-Nya menjauh dari Babel, supaya jangan tergoda mengambil bagian hidup di dalam dosa dan kejahatannya, dan tertimpa hukuman (ay. 4).

Kekayaan, kemewahan, kesenangan dunia hanyalah sementara dan tidak dapat membawa kita kepada sukacita sejati dan abadi. Janganlah kita hidup dalam kenikmatan dosa dan nafsu dunia! Mungkin kita dapat merasa terpuaskan, tetapi itu hanya kepuasan yang semu dan sesaat. Sebaliknya justru semua yang semu dan sesaat itu akan menjerumuskan kita ke dalam kesengsaraan kekal. Camkan peringatan Tuhan ini: jauhi kejahatan, jauhi apa yang dapat membuat kita tergoda jatuh ke dalam dosa. Sebaliknya, terus dekatkan diri kepada Tuhan, senantiasa terhubung dengan Tuhan. Ingatlah Tuhan dalam situasi apapun dan jagalah relasi dengan Tuhan, supaya kita peka ketika Tuhan berbicara, mengingatkan ataupun menegur kita. Tuhan kita telah menang terhadap dosa dan kejahatan, maka kitapun dimampukan Tuhan untuk menang terhadap dosa dan kejahatan, asalkan kita mau dan berkomitmen sepenuh hati.

STUDI PRIBADI: Apakah Anda merasa sulit untuk menang terhadap godaan berbuat dosa? Apa penyebabnya? Apa yang perlu Anda lakukan agar dapat menang terhadap godaan?

Pokok Doa: Berdoalah agar setiap anak Tuhan memiliki komitmen dan mau berjuang untuk hidup dalam kebenaran sesuai yang Tuhan kehendaki.

×

Wahyu 18 : 2-3

2 Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,

3 karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya."

×

Wahyu 18 : 8, 16, 19

8 Sebab itu segala malapetakanya akan datang dalam satu hari, yaitu sampar dan perkabungan dan kelaparan; dan ia akan dibakar dengan api, karena Tuhan Allah, yang menghakimi dia, adalah kuat."

16 mereka berkata: "Celaka, celaka, kota besar, yang berpakaian lenan halus, dan kain ungu dan kain kirmizi, dan yang dihiasi dengan emas, dan permata dan mutiara, sebab dalam satu jam saja kekayaan sebanyak itu sudah binasa."

19 Dan mereka menghamburkan debu ke atas kepala mereka dan berseru, sambil menangis dan meratap, katanya: "Celaka, celaka, kota besar, yang olehnya semua orang, yang mempunyai kapal di laut, telah menjadi kaya oleh barangnya yang mahal, sebab dalam satu jam saja ia sudah binasa.

×

Wahyu 18 : 20

20 Bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai orang-orang kudus, rasul-rasul dan nabi-nabi, karena Allah telah menjatuhkan hukuman atas dia karena kamu."

×

Wahyu 18 : 4

4 Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata: "Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya.

×

Wahyu 7 : 17

17 Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."

×

1 Yohanes 4 : 10

10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

×

1 Yohanes 4 : 11

11 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.

×

1 Yohanes 4 : 12-17

12 Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.

13 Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya.

14 Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia.

15 Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah.

16 Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.

17 Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.

×

1 Yohanes 4 : 18

18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

×

1 Yohanes 4 : 20a

20a Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta,

×

1 Yohanes 4 : 20b

20b karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *