Kasih Yang Semula

Selasa, 19 Desember 2023

“Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.” (Wahyu 2:4)


Bacaan hari ini: Wahyu 2:1-7 | Bacaan setahun: Wahyu 1-2

Perkembangan zaman hari ini terbilang sangat maju dan cepat, sehingga segala sesuatu yang mendasar (prinsip) seringkali terkikis oleh pergerakan zaman yang kompetitif dan serba cepat. Dengan kata lain, zaman ini tidak lagi mempertimbangkan sesuatu yang prinsip dan hanya menyelesaikan segala yang bersifat fenomena (yang terlihat saja).

Jemaat di Efesus memiliki kelebihan yang patut dipuji, yaitu bahwa mereka adalah jemaat yang bekerja keras dalam ketekunan, aktif dalam kegiatan dan pekerjaan, sabar menderita, bahkan sangat tegas dalam hal pengajaran. Namun, jemaat Efesus juga mengalami pergeseran yang serius, sehingga Tuhan harus mengoreksi mereka dengan teguran yang sangat keras, yang disampaikan melalui Yohanes. Alasannya, mereka melakukan segala sesuatunya bukan karena mereka mengasihi Kristus melainkan hanya karena tugas dan kewajiban saja. Oleh sebab itu, Kristus memberikan teguran yang diungkapkan dengan kalimat “Aku mencela engkau.” Hal ini disebabkan karena mereka telah meninggalkan kasih mereka yang semula. Kehilangan kasih yang semula menunjukkan sikap yang telah tercemar, perlahan namun pasti akan hilang. Di sini mereka mengabaikan sesuatu yang prinsip dan hanya mengutamakan kewajiban belaka. Mereka kehilangan kasih semula yang menunjukkan kemurnian dan kesederhanaan kasih mereka kepada Allah. Kehilangan kasih semula merupakan kejatuhan yang sangat dalam dan perlu adanya pertobatan dalam kehidupan jemaat Efesus. Oleh sebab itu, melalui teguran yang sangat keras kepada Jemaat di Efesus ini, kita diingatkan bahwa segala sesuatu yang kita kerjakan hari demi hari, baik dalam kehidupan berkeluarga maupun bergereja, semua itu tidak dapat dipisahkan dari kasih kita kepada Allah. Maka, marilah di tengah pergerakan zaman yang begitu maju dan cepat, kita tetap memprioritaskan kasih kita kepada Allah sebagai fondasi untuk melakukan segala sesuatu. Jangan sampai kita melakukan segala sesuatu tanpa didasari oleh kasih kepada Allah.

STUDI PRIBADI: Sebutkan beberapa hal yang dipuji oleh Kristus dalam kehidupan jemaat di Efesus. Mengapa dan apa yang ditegur oleh Kristus dalam kehidupan jemaat di Efesus?

Pokok Doa: Berdoa agar umat Allah melakukan segalanya dengan motivasi yang benar dan diperkenan Allah. Gereja Tuhan tidak kehilangan kasih yang semula dalam pelayanan, pengajaran dan segala sesuatu yang dikerjakan.

×

Yudas 1 : 17-23

Nasihat-nasihat untuk meneguhkan iman

17 Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, ingatlah akan apa yang dahulu telah dikatakan kepada kamu oleh rasul-rasul Tuhan kita, Yesus Kristus.

18 Sebab mereka telah mengatakan kepada kamu: "Menjelang akhir zaman akan tampil pengejek-pengejek yang akan hidup menuruti hawa nafsu kefasikan mereka."

19 Mereka adalah pemecah belah yang dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan dunia ini dan yang hidup tanpa Roh Kudus.

20 Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus.

21 Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal.

22 Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu,

23 selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa.

×

Yohanes 3 : 16

16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

×

1 Yohanes 4 : 7

7 Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.

×

1 Yohanes 4 : 21

21 Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.

×

1 Yohanes 4 : 8

8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.

×

1 Yohanes 4 : 10

10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

×

1 Yohanes 4 : 11

11 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.

×

1 Yohanes 4 : 12-17

12 Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.

13 Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya.

14 Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia.

15 Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah.

16 Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.

17 Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.

×

1 Yohanes 4 : 18

18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

×

1 Yohanes 4 : 20a

20a Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta,

×

1 Yohanes 4 : 20b

20b karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *