RINGKASAN KHOTBAH
17 DESEMBER 2023
Bahan Pertemuan Kelompok Kecil
Matius 2 : 7-12
7 Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak.
8 Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: “Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia.”
9 Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada.
10 Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka.
11 Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
12 Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.
Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: "Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia."
(Matius 2 : 8,12)
Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.
Kisah kelahiran Tuhan Yesus ternyata tidak luput dari yang namanya penolakan bahkan dusta. Padahal yang lahir adalah Anak Allah yang menjadi manusia, tetapi ada sekelompok manusia yang berani untuk mengabaikan, menolak, dan bahkan ingin mencelakai-Nya. Itulah yang kita lihat dari bagian firman Tuhan hari ini, terutama ketika kita memperhatikan salah satu karakter di seputar kisah kelahiran Tuhan Yesus, yaitu Raja Herodes. Herodes menerima kabar tentang kelahiran raja orang Yahudi yang baru ini, dan Herodes meminta kepada para Majus untuk memberi informasi tentang tempat raja baru itu ketika mereka sudah menemukannya. “Kabarkanlah kepadaku supaya aku pun datang menyembah Dia,” demikian pintanya. Luar biasa ‘kan, seorang raja mau datang untuk menyembah Tuhan Yesus, Raja atas segala raja. Namun ternyata Herodes menyembunyikan sebuah rencana, yaitu untuk membunuh Raja yang baru lahir tersebut (Matius 2:13). Bagi Herodes, Tuhan Yesus adalah raja pesaing yang tidak bisa dibiarkan terus hidup. Hal ini tidak mengherankan jika melihat siapa Herodes sebenarnya. Herodes adalah Raja Yahudi yang sebenarnya bukan dari keturunan Daud melainkan orang Edom. Dia bisa menjadi Raja Yahudi karena diangkat oleh pemerintah Romawi, sehingga Herodes sebenarnya adalah ‘raja boneka’ dan tidak disukai oleh orang-orang Yahudi. Ditambah lagi, Herodes adalah pribadi yang tidak akan mendiamkan jika ada pihak-pihak yang dirasa akan mengancam kedudukannya. Dia akan menyingkirkan orang-orang itu, meskipun mereka adalah anggota keluarganya sendiri. Maka tidak heran Herodes langsung bersiasat ketika mendengar dan mendapat kepastian akan kabar kelahiran raja baru ini. Namun Allah tidak mendiamkan dusta dan siasat hati Herodes yang jahat itu.
Apakah dusta masih bisa ditemui di tengah perayaan Natal saat ini? Jika kita belajar dari karakter Raja Herodes maka firman Tuhan ini menjadi peringatan untuk kita yang merayakan kelahiran Tuhan Yesus pada saat ini. Apakah di bibir kita berkata, “Aku pun mau datang menyembah Dia,” namun ternyata lain di hati dan perwujudannya? Beberapa orang Kristen bahkan sudah tidak lagi mempedulikan Natal dan memilih untuk merayakan dan melewatinya dengan cara mereka sendiri, walau dibungkus dengan alasan-alasan yang nampak rohani dan penuh kasih. Kita yang terlibat dalam pelayanan Natal yang begitu menghabiskan energi dan waktu, juga bisa jatuh dalam dosa yang sama. Secara lahiriah kita terlihat begitu luar biasa melayani dan mempersiapkan Natal, namun benarkah hati kita mencari dan menyembah Tuhan Yesus? Benarkah setelah perayaan Natal lewat, hidup kita masih untuk menyembah Tuhan Yesus?
Bagaimana kemudian? Sama seperti Allah mengetahui segala siasat dalam hati Herodes, demikian Allah tahu sebenarnya kedalaman hati kita. Akan tetapi jangan kita lari dari hadapan-Nya, melainkan mari kita dengan tulus membuka hati kita di hadapan Tuhan. Di momen Natal yang akan kita rayakan ini, bagaimana hati kita? Adakah Tuhan Yesus dan firman-Nya di sana untuk memurnikan dan memberikan tuntunan, atau semua hanya ucapan di bibir tetapi jauh dari hati kita? Bagaimana hati kita di saat kita sedang mempersiapkan ibadah dan perayaan Natal gereja kita? Kita pasti tidak ingin menjadi seperti Herodes yang dengan sengaja berdusta untuk membunuh Tuhan Yesus. Akan tetapi kita bisa tanpa sadar bertindak seperti dia, di bibir berkata “Aku pun akan menyembah Dia,” namun bagaimana dengan di hati dan hidup kita?
Atau ada di antara Anda yang berkata, “Aku begitu sibuk setiap Natal, sampai-sampai tidak bisa lagi menikmati Natal.” Jika Anda termasuk kelompok ini, apa yang Anda ingin sampaikan dengan jujur dan tulus dari hati Anda kepada Tuhan?
Kiranya Natal tahun ini sekali lagi mengingatkan kita untuk memberikan hati kita kepada Tuhan untuk dimurnikan-Nya sehingga hidup kita boleh menjadi persembahan bagi-Nya. Amin.
Matius 2 : 13
13 Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia."
Galatia 4 : 4
4 Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.
Lukas 1 : 28-37
28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."
29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu.
30 Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.
31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.
32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,
33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."
34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"
35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.
36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.
37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."
Lukas 1 : 38
38 Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
- Refleksikan kembali perasaan dan pikiran Anda ketika mendengarkan firman Tuhan ini di gereja. Apa 1 pesan yang paling Anda ingat dari firman Tuhan ini ?
- Sesibuk apa biasanya Anda ketika momen Natal ? Apa kesibukan yang paling menyita waktu dan energi Anda ?
- Jika Anda selalu sibuk melayani setiap kali momen Natal, maka bagaimana hati Anda ketika menjalaninya ? Apakah tanpa sadar, hati dan tingkah laku Anda bisa menjadi tidak sinkron, terlihat melayani tetapi sebenarnya tidak demikian dengan hati Anda ? Apa penyebabnya dan apa yang Anda lakukan kemudian?
- Apa yang Anda rindukan ketika sekali lagi melewati momen Natal tahun 2023 ini ? Jika Anda adalah panitia ibadah Natal di gereja, apa yang Anda rindukan setelah selesai melewati segala persiapan dan pelaksanaan ibadah Natal tersebut ?
- Doakan anggota GDG Anda agar Tuhan berkasih karunia kepada mereka sehingga boleh melewati momen Natal tahun ini tidak hanya sebagai rutinitas, tetapi sungguh-sungguh dengan hati yang fokus kepada Tuhan Yesus di tengah kesibukan sekalipun.
- Doakan keamanan kota Surabaya dan Indonesia sehingga gereja-gereja bisa merayakan Natal dengan baik dan setiap anak-anak Tuhan boleh hidup menyaksikan Tuhan Yesus lewat kehidupan mereka.