RINGKASAN KHOTBAH
26 NOVEMBER 2023
Bahan Pertemuan Kelompok Kecil
Filipi 4 : 21-23
Sama seperti kebanyakan suratnya, Paulus menutup surat ini dengan salam dan berkat. Dalam beberapa suratnya, Paulus terkadang menyebut nama beberapa orang dalam bagian penutup (misalnya Surat Roma, 1 Korintus, Kolose, dsb). Di sini, ia tidak menyebut seorangpun, melainkan menyampaikan salam pada tiap-tiap mereka. Hal ini dilakukan Paulus karena ia sadar bahwa menyebut nama beberapa orang bisa saja menyebabkan kecemburuan satu sama lain. Itu sebabnya ia menyebut “tiap-tiap mereka” untuk mengingatkan kembali kesetaraan dalam Tuhan. Sama seperti masing-masing mereka bernilai bagi Tuhan, demikian pula masing-masing mereka bagi Paulus.
Selain itu, bagian penutup ini juga sarat dengan makna yang penting mengenai kehidupan bergereja. Setidaknya ada dua hal penting yang bisa kita pelajari.
Pertama, mengenai status kita sebagai orang Kudus. Bila ditanya apakah kita adalah orang-orang kudus (saints) biasanya kita akan enggan mengiyakan. Kita merasa diri kita masih penuh dengan dosa sehingga belum layak disebut sebagai “orang-orang kudus.” Dalam hal ini, kita nampak dipengaruhi oleh cabang lain kekristenan yang menganggap bahwa “orang kudus” adalah gelar untuk orang-orang dengan tingkat rohani tertentu. Menariknya, di ayat 21, Paulus justru menyebut orang-orang Filipi itu sebagai orang-orang Kudus. Ini menarik sebab kita semua sudah melihat bahwa mereka ternyata masih bergumul dengan kesombongan, perpecahan, dan juga beberapa hal lain. Hal yang sama juga bisa kita temukan dalam surat 1 Korintus, misalnya. Jemaat Korintus bergumul dengan berbagai masalah, termasuk masalah moral dan teologis. Meski demikian Paulus tidak ragu menyebut mereka sebagai orang-orang kudus (1Kor. 1:1-3).
Mengapa demikian? Di sepanjang tulisan Paulus, termasuk juga dalam surat Filipi, kita bisa menemukan alasannya. Status kita sebagai orang-orang kudus didapat bukan karena standar kerohanian yang kita capai. Status tersebut kita dapat karena kita adalah orang-orang yang ada di dalam Kristus (bnd. Fil. 1:1). Dengan kata lain, kita berjuang hidup kudus bukan untuk menjadi orang Kudus, melainkan karena Allah telah menjadikan kita sebagai orang-orang kudus di dalam Kristus. Meski secara aktual, kita masih berjuang terus untuk menghidupi kekudusan, secara status, kita adalah orang yang sudah dikuduskan Allah.
Kedua, mengenai relasi kita sebagai orang kudus. Di ayat 21-22, Paulus menyampaikan salam kepada tiap-tiap anggota Jemaat Filipi. Bukan hanya salam dari dirinya pribadi, tetapi juga dari saudara-saudara seiman yang bersama dengan Paulus. Di ay. 22, ia menyebut juga mereka yang ada di istana Kaisar, maksudnya para pegawai dan budak pemerintahan yang akhirnya percaya pada Tuhan. Dengan menyampaikan salam ini, para penafsir melihat bahwa Paulus hendak membangun jejaring antara gereja Filipi dengan gereja-gereja lain. Mereka harus ingat bahwa mereka adalah bagian dari komunitas lain yang lebih besar, yakni Umat Allah.
Kebenaran ini penting sekali diingat oleh gereja hari ini, sebab banyak gereja masa kini sering merasa diri eksklusif atau merasa diri sebagai umat Allah yang paling benar. Sikap demikian kerap membuat gereja terjebak membangun kerajaannya sendiri bukan Kerajaan Allah. Karena yang dibangun kerajaan sendiri, tak heran gereja lain dilihat sebagai orang asing atau ancaman, bukan saudara seiman. Alih-alih berkerjasama membangun Kerajaan Allah, banyak gereja malah bersaing atau saling menjatuhkan. Karena itu, kita perlu selalu mengingatkan diri bahwa visi utama kita ialah membesarkan Kerajaan Allah, bukan membangun kemegahan diri. Kiranya dua hal ini terus menjadi semangat kita semua dalam hidup bergereja.
Filipi 4 : 21
21 Sampaikanlah salamku kepada tiap-tiap orang kudus dalam Kristus Yesus. Salam kepadamu dari saudara-saudara, yang bersama-sama dengan aku.
1 Korintus 1 : 1-3
Salam
1 Dari Paulus, yang oleh kehendak Allah dipanggil menjadi rasul Kristus Yesus, dan dari Sostenes, saudara kita,
2 kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita.
3 Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.
Filipi 1 : 1
1 Dari Paulus dan Timotius, hamba-hamba Kristus Yesus, kepada semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi, dengan para penilik jemaat dan diaken.
Filipi 4 : 21-22
21 Sampaikanlah salamku kepada tiap-tiap orang kudus dalam Kristus Yesus. Salam kepadamu dari saudara-saudara, yang bersama-sama dengan aku.
22 Salam kepadamu dari segala orang kudus, khususnya dari mereka yang di istana Kaisar.
Filipi 4 : 22
22 Salam kepadamu dari segala orang kudus, khususnya dari mereka yang di istana Kaisar.
- Bagikan pada anggota yang lain apa hal yang paling membekas bagi Anda dari kotbah hari Minggu kemarin (Ilustrasi? Poin kotbah? Suasana hati Anda? Dsb)? Mengapa?
- Mengapa dalam bagian penutup ini Paulus tidak menyebut nama seorangpun? Apa pelajaran praktis yang bisa Anda tarik dari sikap Paulus ini?
- Apakah Anda merasa layak disebut sebagai orang Kudus? Mengapa?
- Mengapa Paulus berani menyebut Jemaat yang masih bergumul dengan banyak dosa itu sebagai “orang-orang kudus”?
- Apakah gereja Anda menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari komunitas umat Allah yang lebih besar? Dari mana Anda mengetahuinya?
- Menyadari bahwa kita semua adalah bagian dari umat Allah, bagaimana seharusnya gereja bersikap satu sama lain?
- Doakan agar Jemaat GKA Gloria berjuang keras menghidupi identitas mereka sebagai orang-orang kudus.
- Doakan agar gereja-gereja lokal GKA Gloria saling mengasihi dan membangun, bukan tergoda untuk bersaing.
- Doakan agar GKA Gloria menjadi berkat bagi komunitas umat Allah yang lebih besar.