12 November 2023

RINGKASAN KHOTBAH
12 NOVEMBER 2023

Bahan Pertemuan Kelompok Kecil

ALLAH YANG MENCUKUPKAN
Filipi 4 : 10-13

Bagian ini merupakan ungkapan terima kasih Paulus kepada jemaat atas pemberian mereka. Menariknya, di sini Paulus sama sekali tidak menggunakan ungkapan terima kasih yang eksplisit. Tak heran, beberapa sarjana berpikir ini adalah “thankless thank.” Dari nas ini kita juga bisa belajar cara Paulus menyikapi keadaan ekonomi dengan sikap yang tepat.

Paulus mulai dengan menyampaikan sukacitanya yang besar karena perhatian jemaat yang muncul kembali kepadanya (ay. 10a). Dari konteksnya, perhatian yang dimaksud di sini jelas adalah bantuan finansial jemaat yang dikirimkan Jemaat untuk Paulus. Setelah sekian lama tidak memiliki kesempatan, kini mereka memiliki kesempatan menunjukkan perhatian mereka (ay. 10b). Akan tetapi, Paulus sadar jemaat bisa saja salah paham dan berpikir bahwa Paulus bersukacita karena pemberian jemaat memenuhi kebutuhannya. Atau lebih buruk lagi, bisa saja jemaat berpikir bahwa Paulus mengharapkan pemberian lanjutan dari Jemaat.

Mengantisipasi hal itu, Paulus menjelaskan ia telah belajar mencukupkan diri (puas) dalam segala keadaan (ay. 11). Ralph Martin menjelaskan bahwa kata ini secara umum merujuk pada orang yang ketentramannya tidak dipengaruhi oleh keadaan eksternal, sebab ia menyadari bahwa apa yang ia miliki lebih dari cukup untuk keadaan apapun. Paulus tidak seperti kebanyakan orang (termasuk kita?) yang suasanya hati atau moodnya bergantung pada keadaan ekonomi mereka. Bagi Paulus, keadaan kekurangan dan kelebihan tidak memiliki pengaruh yang signifikan baginya.

Di ay. 12, Paulus menjelaskan kekurangan dan kelebihan bukanlah hal baru baginya. Ia berulangkali mengalami hal tersebut (meski nampaknya belum ada catatan Paulus pernah mengalami kelebihan). Itu sebabnya ia tahu apa itu kekurangan, apa itu kelebihan. Ia menambahkan bahwa ia bisa menghadapi semua hal itu karena ia telah mengetahui sebuah rahasia penting untuk menghadapi semua itu (kontra TB LAI. “tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku”). Rahasia inilah yang memampukan Paulus menghadapi lapar dan kenyang, kekurangan maupun kelimpahan dengan rasa puas. Apa rahasianya?

Di ay. 13, ia memaparkan rahasia itu: “segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” Terjemahan literalnya, “(dalam) segala hal, aku kuat dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” Paulus bisa menghadapi semua situasi itu karena dia bergantung pada Allah. Dia bersikap tenang bukan karena sudah mencapai taraf kebijaksanaan tertinggi, seperti yang diyakini filsuf Stoa; dia bersikap tenang karena dia tahu memiliki Allah sudah lebih dari cukup. Dia bersikap tenang karena Allah memberinya kekuatan dan kemampuan untuk menghadapi semua keadaan itu. Dia yakin bahwa Allah pasti mencukupkan keperluannya, sehingga kelebihan dan kekurangan tidak berdampak terlalu besar baginya. Keyakinan ini pula yang hendak Paulus sampaikan kepada jemaat Filipi yang kuatir (4:6-7) dan juga kita: bergantunglah pada Allah dan yakini Allah akan memenuhi segala keperluan kita menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya (ay. 19).

Setiap kita memiliki pergumulan ekonomi masing-masing. Namun hari ini Paulus mengajar kita belajar bergantung pada Allah, bukan pada yang lain. Bergantung pada keadaan hanya membuat kita susah bersyukur atau tidak pernah puas. Bergantung pada orang lain, selain mengecewakan, juga berpotensi menjadikan kita pribadi yang suka memanipulasi orang lain. Tuhan memang sering memakai orang lain. Meski demikian, tetap bersandar dan berharap pada Tuhan bukan pada orang lain; jangan punya mentalitas pengemis! Percayalah Tuhan punya cara yang kreatif untuk mencukupkan apa yang menjadi kebutuhan kita!

×

Filipi 4 : 10a

10a Aku sangat bersukacita dalam Tuhan, bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku.

×

Filipi 4 : 10b

10b Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu.

×

Filipi 4 : 11

11 Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.

×

Filipi 4 : 12

12 Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.

×

Filipi 4 : 13

13 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.

×

Filipi 4 : 6-7

6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.

7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.

×

Filipi 4 : 19

19 Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.

  1. Bagikan pada anggota yang lain apa hal yang paling membekas bagi Anda dari kotbah hari Minggu kemarin (Ilustrasi? Poin kotbah? Suasana hati Anda? Dsb)? Mengapa?
  2. Apa atau siapa yang pertama kali Anda pikirkan ketika Anda mengalami pergumulan ekonomi?
  3. Apakah Anda pernah mengalami permasalahan ekonomi karena keinginan yang tak terkendali atau pengelolaan keuangan yang buruk? Apa yang Anda pelajari dari pengalaman tersebut?
  4. Apakah Anda pernah mengalami pertolongan Allah dalam pergumulan ekonomi yang Anda alami? Bagikan kepada rekan-rekan Anda.
  5. Bagaimana keyakinan pemeliharaan Allah menolong Anda menjalani hari depan?
Berkat datangnya dari Allah, tetapi Allah juga sering menggunakan tangan kita untuk menyalurkannya. Pikirkan satu nama yang Anda tahu tengah bergumul dengan masalah ekonomi dan cobalah menjadi saluran berkat Allah bagi orang itu.
  1. Doakan agar Allah terus memelihara kehidupan ekonomi Jemaat GKA Gloria dan memenuhi apa yang menjadi kebutuhan mereka.
  2. Doakan agar Jemaat GKA Gloria semakin rindu menjadi saluran berkat Allah bagi saudara-saudara seimannya yang bergumul secara ekonomi.
Download Ringkasan Khotbah
Download Ringkasan Khotbah
Tutup Ringkasan Khotbah
Tutup Ringkasan Khotbah