RINGKASAN KHOTBAH
5 NOVEMBER 2023
Bahan Pertemuan Kelompok Kecil
Filipi 4 : 4-9
4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
5 Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!
6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
9 Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.
Dalam bagian sebelumnya (ay. 1-3), Paulus secara khusus membahas perpecahan dalam Jemaat. Ia mengajar bagaimana seharusnya Jemaat bersikap di Tengah konflik yang terjadi dalam Jemaat. Bagian ini memberi beberapa nasihat praktis soal bagaimana seharusnya Jemaat bersikap sebagai anak-anak Allah yang hidup di tengah dunia. Setidaknya ada empat nasihat utama yang Paulus sampaikan dalam bagian ini.
Pertama, menghadapi kesulitan dengan sukacita (ay. 4). Paulus sudah beberapa kali berbicara mengenai sukacita dalam surat ini (mis. 1:4-5; 2:17-18; 3:1). Di sini ia mengajar kembali Jemaat agar selalu bersukacita. Nasihat ini nampaknya terkait dengan keadaan Jemaat Filipi secara umum, baik perpecahan maupun tantangan yang mereka hadapi. Paulus menyadari keadaan tidak selalu seperti yang diharapkan; meski demikian, selalu ada alasan bersukacita. Alasan itu terletak bukan pada keadaan yang berubah, tetapi pada Tuhan yang tidak berubah. Apa yang telah Tuhan kerjakan; apa yang Dia sedang kerjakan; dan apa yang Dia akan kerjakan menjadi dasar kita bersukacita. Terlebih mengingat karya-Nya mendatangkan kebaikan bagi kita (Rm. 8:28).
Kedua, Menghadirkan kebaikan bagi orang lain (ay. 5). Kata yang diterjemahkan “kebaikan hati” (Yun. epieikes) sebenarnya agak sulit diterjemahkan. Akan tetapi, Nijay Gupta dan Michael Bird menjelaskan bahwa kata ini merujuk pada sikap yang memperhatikan orang lain. Sikap ini tidak meniadakan kepentingan pribadi, tetapi selalu berusaha memikirkan kebaikan orang lain. Paulus menjelaskan alasan mengapa kita harus hidup dengan sikap demikian: karena Tuhan itu dekat! Ungkapan ini bisa bermakna spasial (“Tuhan ada di dekat kita”) atau temporal (“kedatangan Tuhan sudah dekat”). Bersama beberapa penafsir, nampaknya lebih tepat melihat ungkapan ini secara spasial. Tuhan ada di dekat kita dan melihat kehidupan kita. Karena itu, hadirkanlah kebaikan bagi orang lain.
Ketiga, menghadapi kekhawatiran dengan doa (ay. 6-7). Paulus sadar bahwa manusia–termasuk anak Tuhan–tidak memiliki kendali penuh atas kehidupannya. Ini membuat pikiran manusia rentan sekali dengan ketakutan dan kekhawatiran hidup. Anak Tuhan bukanlah orang-orang yang tidak pernah khawatir; mereka hanya tidak larut dalam kehawatiran sebab mereka tahu bagaimana cara menghadapinya. Mereka menghadapi kekhawatiran hidup dengan doa dan ucapan syukur (ay. 6). Doa dan ucapan syukur mengingatkan kita bahwa kita memiliki Allah yang peduli, yang terus berkarya dalam hidup kita, dan yang dekat dengan kita. Karena itu, bukannya dikuasai kekhawatiran, keyakinan ini justru akan membuat hati kita dikuasai oleh damai sejahtera Allah (ay. 7).
Keempat, berpikir yang benar, meniru yang benar (ay. 8-9). Paulus menyadari bahwa reformasi kehidupan seringkali dimulai dari perubahan pola pikir. Itu sebabnya ia mengajar Jemaat agar memikirkan apa yang benar, mulia, adil, suci, manis, dst (ay. 8). Daftar ini berbicara mengenai hal-hal yang baik dan bermoral yang diajarkan dalam Kekristenan. Paulus ingin pola pikir Jemaat diwarnai dan dipengaruhi hal-hal yang baik yang Kitab Suci ajarkan. Hanya saja, hal ini bisa terasa abstrak bagi Jemaat: bagaimana caranya harus menghidupi nasihat itu? Di ayat 9, Paulus Kembali menegaskan pentingnya teladan hidup agar kita bisa menghidupi nasihatnya. Dengan kata lain, ketika Jemaat bertanya bagaimana menghidupi nasihat Paulus? Paulus menjawab lihat bagaimana caraku hidup waktu bersama kalian.
Empat hal Paulus ajarkan bagaimana kita harus hidup sebagai anak-anak Allah di Tengah dunia. Kiranya empat hal ini juga menjadi karakter hidup kita sebagai anak-anak Allah di GKA Gloria.
Filipi 4 : 1-3
1 Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih!
2 Euodia kunasihati dan Sintikhe kunasihati, supaya sehati sepikir dalam Tuhan.
3 Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan.
Filipi 4 : 4
4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
Filipi 1 : 4-5
4 Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita.
5 Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam Berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini.
Filipi 2 : 17-18
17 Tetapi sekalipun darahku dicurahkan pada korban dan ibadah imanmu, aku bersukacita dan aku bersukacita dengan kamu sekalian.
18 Dan kamu juga harus bersukacita demikian dan bersukacitalah dengan aku.
Filipi 3 : 1
1 Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah dalam Tuhan.
Filipi 4 : 5
5 Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!
Filipi 4 : 6-7
6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
Filipi 4 : 6
6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Filipi 4 : 7
7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
Filipi 4 : 8-9
8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
9 Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.
Filipi 4 : 8
8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
Filipi 4 : 9
9 Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.
Roma 8 : 28
28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
- Bagikan pada anggota yang lain apa hal yang paling membekas bagi Anda dari kotbah hari Minggu kemarin (Ilustrasi? Poin kotbah? Suasana hati Anda? Dsb)? Mengapa?
- Apakah kesadaran bahwa Tuhan selalu bekerja dalam hidup kita mendatangkan sukacita bagi kita? Mengapa? Bagaimana nasihat pertama Paulus menjadi relevan dengan kehidupan Anda?
- Apakah menyadari bahwa mata Tuhan terus mengawasi Anda akan membawa perbedaan pada cara Anda hidup? Mengapa?
- Mengapa manusia rentan terbenam dalam kekuatiran hidup? Apakah hal itu juga Anda alami?
- Apakah Anda setuju bahwa kehidupan doa akan menolong Anda mengatasi kesulitan dan kekuatiran dengan lebih baik? Coba renungkan kisah Tuhan Yesus dan para murid ketika ada di Getsemani.
- Apakah menurut Anda Paulus sedang mengajarkan ajaran positive thinking di ayat 8? Dalam hal apa ajaran Paulus berbeda dengan ajaran positive thinking?
Doakan agar Jemaat GKA Gloria benar-benar berjuang menghidupi empat sikap hidup Kristiani yang diajarkan Paulus dalam bagian ini.