1 Oktober 2023

RINGKASAN KHOTBAH
1 OKTOBER 2023

Bahan Pertemuan Kelompok Kecil

OTORITAS ALKITAB
2 Timotius 3 : 16-17

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

(2 Timotius 3:16)

Ketika Anda membeli sebuah produk elektronik selalu disertai buku petunjuk pemakaian dan kartu garansi. Buku petunjuk berfungsi untuk memberikan arahan agar Anda tidak salah mengoperasikan produk tersebut, sebab pemakaian yang tepat akan memberikan jangka waktu pemakaian yang lebih panjang dan berfungsi sesuai tujuan. Jika semua produk elektronik atau produk lainnya disertai buku petunjuk pemakaian, bagaimana dengan aktivitas kehidupan kita?

Aktivitas kehidupan kita juga disertai bermacam petunjuk atau aturan, seperti aturan rambu-rambu lalu lintas, aturan bermasyarakat, sampai pada hukum atau undang-undang yang lebih luas yang mengatur tatanan berbangsa dan bernegara. Tujuan dari semua itu agar masyarakat secara umum dapat hidup sebagaimana mestinya sesuai aturan hukum yang berlaku.

Jika semua peraturan atau hukum yang ada di dunia ini dibuat untuk mengatur prilaku bermasyarkat berdasarkan konteks masing-masing negara atau daerah, maka sebagai umat Tuhan, kita juga memiliki buku petunjuk kehidupan. Buku itu memiliki kewibawaan dan kebenaran yang ultimat dalam menilai prilaku manusia dalam relasinya dengan sesama, dengan dunia ciptaan Tuhan, bahkan dengan Tuhan sendiri. Buku itu disebut Kitab Suci (Alkitab). Apa yang membuat Alkitab berwibawa atau berotoritas bagi kehidupan manusia?

Pertama, Alkitab adalah firman Allah. Meskipun Alkitab ditulis oleh penulis manusia—kurang lebih 40 orang dengan latar belakang berbeda-beda dalam kurun waktu 1500 tahun; mulai dari nabi, imam, tentara, gembala, saudara Tuhan Yesus, raja, pemungut cukai, dokter, nelayan, dan lainnya—namun tulisan yang dihasilkan mereka dengan gaya bahasa masing-masing adalah produk dari Allah atau firman Allah.

Istilah “diilhamkan” (2Tim. 3:16) dalam bahasa Yunaninya (θεόπνευστος) memiliki arti “dihembuskan keluar oleh Allah” (breathed out by God). Ini berarti keseluruhan isi Alkitab adalah produk dari Allah melalui kepenulisan atau karya manusia (the Scripture is the product of God’s Spirit working through men, 2Ptr. 1:20-21). Itulah sebabnya Alkitab berotoritas karena Alkitab berasal dari Allah yang berotoritas.

Kedua, sebagai konsekuensi dari Alkitab adalah firman Allah, maka Alkitab adalah kebenaran ultimat (bdk. Yoh. 17:17) untuk menilai prilaku manusia, relasi manusia dengan dunia, maupun relasinya dengan Tuhan. Meskipun Alkitab tidak dimaksudkan sebagai sumber bagi ilmu pengetahuan alam secara detail dan terperinci seperti yang diharapkan manusia modern, atau catatan sejarah bangsa-bangsa dimuka bumi ini, namun Alkitab memuat kecukupan dalam menyatakan kebenaran ultimat tentang Pribadi Allah, dunia dan isinya, dosa atau kejahatan, kebenaran moral, keselamatan, dan sejarah manusia dari awal penciptaan sampai pada akhir zaman. Itulah sebabnya Alkitab adalah kebenaran ultimat untuk memahami kehidupan manusia, sekaligus penuntun bagi kehidupan sesuai kehendak Allah, seperti yang Paulus ajarkan kepada Timotius: “Segala tulisan yang diilhamkan Allah (Alkitab) memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.”

Jika Alkitab berotoritas bagi kehidupan kita, bagaimana seharusnya respons kita? Sudah seharusnya kita tidak hanya mengenal isi atau ajarannya saja, tetapi kita wajib melakukannya. Kita tidak akan mendapatkan manfaat darinya apabila kita hanya mengetahuinya saja, tanpa melakukannya secara intensional. Kepada mereka yang hanya senang mendengar atau mengetahuinya saja, tanpa rindu menjadi pelaku firman, rasul Yakobus mengatakan, orang yang demikian sedang menipu dirinya sendiri. Ia bagaikan orang yang baru saja bercermin untuk melihat rupanya, kemudian segera pergi dan melupakannya. Firman Allah itu tidak akan berfaedah bagi orang yang demikian. Jika firman Allah adalah kebenaran ultimat dan berotoritas, maka kita harus hidup di dalamnya, sebab kebenaran itu akan memerdekakan kita dari perhambaan dosa, memberikan kedewasaan karakter dan rohani, serta membuktikan bahwa kita adalah “murid-murid Kristus” (bdk. Yoh. 8:31-32). Jadi, marilah kita memahami kebenaran ajaran Alkitab dan sekaligus melakukannya, sehingga pertumbuhan iman dan pengenalan kita akan Tuhan, sikap kita terhadap sesama maupun dunia ciptaan-Nya, dapat selaras dengan kehendak-Nya.

×

2 Timotius 3 : 16

16 Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

×

2 Petrus 1 : 20-21

20 Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri,

21 sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.

×

Yohanes 17 : 17

17 Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.

×

Yohanes 8 : 31-32

31 Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku

32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."

  1. Apa yang berkesan di hati Anda setelah mendengar firman Tuhan yang disampaikan pada Minggu ini mengenaik otoritas Alkitab? Apakah isi khotbah, ilustrasi, atau contoh-contoh yang dipakai dalam pemberitaan firman?
  2. Apa arti “Alkitab berotoritas dan kebenaran ultimat” bagi kehidupan manusia?
  3. Dari manakah sumber otoritas dan kebenaran Alkitab itu? Apakah karena ditulis oleh para nabi, raja, rasul, atau karena Tuhan sendiri? Coba jelaskan bagaimana Anda memahami hal ini!
  4. Jika Alkitab adalah firman Allah, bagaimana seharusnya sikap kita terhadap Alkitab? Apakah selama ini Anda memiliki kerinduan untuk mempelajari dan melakukannya? Sharingkan pengalaman Anda, dan manfaat Anda melakukan firman Tuhan!
  5. Mengapa mengetahui isi Alkitab atau ajarannya saja tidak memberikan manfaat kepada kita, kecuali kita melakukannya secara intensional?
  1. Setelah mempelajari khotbah Minggu melalui kelompok GDG, apakah yang Anda lakukan sebagai wujud komitmen Anda untuk bertumbuh dalam kebenaran firman Tuhan?
  2. Buatlah proyek ketaatan secara pribadi untuk membaca dan menjadi pelaku firman.
  1. Berdoalah bersama bagi jemaat GKA Gloria agar mereka memiliki kerinduan untuk mengenal kebenaran firman Tuhan dan menjadu pelaku firman.
  2. Doakan anggota GDG yang sedang bergumul untuk bertumbuh melalui saat teduh atau disiplin dalam merenungkan dan melakukan firman Tuhan!
  3. Doakan pemimpin gereja agar mereka menjadi teladan dan contoh dalam mencintai dan menghidupi firman Tuhan.
Download Ringkasan Khotbah
Download Ringkasan Khotbah
Tutup Ringkasan Khotbah
Tutup Ringkasan Khotbah