Standar Kasih Allah

Kamis, 24 Agustus 2023

“Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka... maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat.” (6:35)


Bacaan hari ini: Lukas 6:27-36 | Bacaan setahun: Lukas 5-6

Dalam hidup sehari-hari, kita biasa berbuat baik kepada orang-orang yang kita kasihi, seperti keluarga, teman, rekan, dan orang dekat. Namun pertanyaannya, apakah kasih dan kebaikan itu juga pernah kita nyatakan kepada orang yang menjengkelkan, membenci kita, bahkan jahat kepada kita? Kebanyakan orang mudah membalas kebaikan dengan kebaikan, namun sangatlah sulit membalas kejahatan dengan kebaikan.

Tuhan Yesus mengajarkan standar kasih ilahi yang tinggi, melampaui batasan moral dan norma manusia. Ia memberi beberapa alasan mengapa murid Kristus harus membalas kejahatan dengan kebaikan. Pertama, orang berdosa juga bisa membalas kebaikan dengan kebaikan. Apabila seorang murid Kristus melakukan perbuatan baik karena ia diperlakukan baik, maka apa yang dilakukannya itu tidak lebih baik daripada orang jahat (ayat 32-33). Kedua, orang berdosa melakukan kebaikan untuk mendapat balasan. Jika murid Kristus melakukan kebaikan karena motivasi untuk memperoleh kebaikan, maka ia tidak beda dengan orang jahat (ayat 34). Ketiga, Allah Bapa Yang Mahatinggi juga memberikan kebaikan kepada orang berdosa yang sebenarnya tidak pantas mendapatkan karena sikap mereka tidak tahu berterima kasih. Allah mengasihi orang baik maupun orang jahat, dan kita sebagai murid Kristus perlu meneladaninya.

Firman Tuhan ini mengingatkan kita bahwa Tuhan mau kita mengasihi semua orang, yang baik maupun yang membenci kita, bahkan juga musuh kita. Ini memang tidak mudah jika kita berjuang dengan kekuatan sendiri. Tetapi kita akan dimampukan untuk melakukannya dengan kekuatan kasih Kristus yang sudah Ia nyatakan bagi kita dan dengan didorong oleh rasa syukur atas anugerah-Nya yang besar. Langkah pertama untuk mengasihi musuh bisa dimulai dengan mendoakan, memohon berkat dan kebaikan Tuhan baginya. Langkah kedua, kita bisa menggunakan kesempatan yang ada untuk berbuat kebaikan kepadanya (ayat 27-28). Dengan demikian kita sudah menjadi pelaku firman dan juga menjadi saluran kasih Allah kepada orang lainnya.

STUDI PRIBADI: Adakah orang yang selama ini kita kenal, sulit untuk kita kasihi? Apakah kita sudah berusaha mengasihinya dengan kasih Kristus?

Pokok Doa: Doakanlah, kiranya Allah Roh Kudus melembutkan hati kita dan memampukan kita menjadi saluran kasih Allah bagi yang lainnya.

×

Lukas 6 : 32-33

32 Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka.

33 Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian.

×

Lukas 6 : 34

34 Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak.

×

Lukas 6 : 27-28

27 "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;

28 mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *