RINGKASAN KHOTBAH
13 AGUSTUS 2023
Bahan Pertemuan Kelompok Kecil
Kisah Para Rasul 8 : 26-40
Sida-sida dari tanah Etiopia
26 Kemudian berkatalah seorang malaikat Tuhan kepada Filipus, katanya: “Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza.” Jalan itu jalan yang sunyi.
27 Lalu berangkatlah Filipus. Adalah seorang Etiopia, seorang sida-sida, pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah.
28 Sekarang orang itu sedang dalam perjalanan pulang dan duduk dalam keretanya sambil membaca kitab nabi Yesaya.
29 Lalu kata Roh kepada Filipus: “Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!”
30 Filipus segera ke situ dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab nabi Yesaya. Kata Filipus: “Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu?”
31 Jawabnya: “Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?” Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya.
32 Nas yang dibacanya itu berbunyi seperti berikut: Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya.
33 Dalam kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya; siapakah yang akan menceriterakan asal-usul-Nya? Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi.
34 Maka kata sida-sida itu kepada Filipus: “Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?”
35 Maka mulailah Filipus berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya.
36 Mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan tiba di suatu tempat yang ada air. Lalu kata sida-sida itu: “Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?”
37 (Sahut Filipus: “Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh.” Jawabnya: “Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah.”)
38 Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia.
39 Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita.
40 Tetapi ternyata Filipus ada di Asdod. Ia berjalan melalui daerah itu dan memberitakan Injil di semua kota sampai ia tiba di Kaisarea.
Belajar untuk taat seringkali tidak mudah dilakukan. Setiap orang punya kecenderungan melakukan segalanya sesuai dengan keinginan hatinya, jadi tidaklah mudah menaati sebuah perintah. Sesungguhnya, ketaatan kepada Allah merupakan hal yang penting dalam kehidupan orang percaya.
Dalam teks hari ini kita melihat ketaatan Filipus akan panggilan Tuhan meskipun terasa janggal. Coba perhatikan pengalaman yang dilewati oleh Filipus. Pertama, Allah memberikan sebuah panggilan kepada Filipus setelah ia melakukan sebuah pelayanan yang sukses di kota Samaria. Di sana banyak orang bertobat oleh karena pelayanan Filipus. Namun, Allah kemudian mengutusnya pergi ke tempat yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Allah mengutusnya ke jalan yang sunyi. Hampir semua terjemahan bahasa Inggris menyebut jalan sunyi sebagai desert (padang gurun). Tempat yang jarang dilalui orang banyak dan tidak berpenghuni. Di sanalah Filipus berjumpa dengan seorang sida-sida dari kerajaan Etiopia. Filipus berjumpa dengan orang yang asing baginya, baik bahasa maupun budayanya. Orang tersebut juga merupakan sida-sida – kelompok yang termarjinalkan dalam struktur masyarakat Yahudi (bandingkan Ulangan 23:1).
Respon Filipus terhadap perintah Tuhan ini adalah ketaatan. Ia taat saat diperintahkan Allah untuk pergi dari tempat yang ramai ke padang gurun yang sunyi. Filipus pun taat saat Roh Kudus memerintahkannya untuk pergi mendekati kereta yang ditumpangi oleh sida-sida tersebut. Tuhan membuka kesempatan bagi Filipus untuk memberitakan Injil melalui pembacaan Yesaya 53. Pintu penginjilan dibukakan oleh Allah hingga sida-sida tersebut percaya dan meminta untuk dibaptiskan. Sekilas kisah ini seperti kisah biasa saja yang bisa dilewatkan, tapi sesungguhnya ini memberikan pengaruh yang tidak kecil dalam pergerakan kekristenan.
Ingatlah akan pola pergerakan misi seperti yang tercatat dalam Kisah Para Rasul 1: 8, mulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria hingga ke ujung bumi. Melalui seorang pembesar kerajaan Etiopia ini, kekristenan terus bergerak maju melintasi batas suku, bangsa dan negara. Injil Tuhan terus menyebar keluar dari tanah Israel, menjangkau suku-suku bangsa yang belum mengenal Tuhan. Semua dimulai dari ketaatan sepenuh hati dan kepekaan dari Filipus saat menerima perintah Tuhan. Meskipun janggal pada awalnya, tapi itulah cara Tuhan membuka sebuah kesempatan pelayanan yang tidak pernah diduga siapapun.
Mengasah kepekaan terhadap pimpinan Roh adalah penting, bahkan sangat penting. Para rasul juga beberapa kali diberi pimpinan yang jelas oleh Roh Kudus (13:4). Beberapa kali mereka menemui bahwa pimpinan Roh berbeda dengan rencana mereka sendiri (16:6-10). Hal ini bisa terjadi di dalam pelayanan kita. Karena itu dibutuhkan kepekaan dan ketaatan untuk menjalankan kehendak dan perintah Tuhan. Kutipan dari David Livingstone, seorang Misionaris di benua Afrika mengingatkan kita tentang arti sebuah ketaatan: “If a commission by an earthly king is considered an honor, how can a commission by a Heavenly King be considered a sacrifice?” David Livingstone bersedia dan taat pada panggilan Tuhan, meninggalkan segala kenyamanan hidup di negara Inggris dan memberikan seluruh hidupnya untuk pelayanan misi di Afrika. Sama seperti Filipus, David Livingstone belajar menaati dan mengasah kepekaan hati terhadap panggilan misi Allah. Bagaimana dengan kita hari ini? Belajarlah untuk menaati Allah dan milikilah kepekaan supaya melihat pintu kesempatan yang Allah berikan bagi kita untuk melayani Tuhan serta menuntaskan Amanat Agung yang Kristus berikan kepada gereja-Nya.
Ulangan 23 : 1
1 "Orang yang hancur buah pelirnya atau yang terpotong kemaluannya, janganlah masuk jemaah TUHAN.
Yesaya 53
1 Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?
2 Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya.
3 Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.
4 Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
5 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
6 Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
7 Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
8 Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah.
9 Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.
10 Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.
11 Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul.
12 Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.
Kisah Para Rasul 1 : 8
8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
Kisah Para Rasul 13 : 4
4 Oleh karena disuruh Roh Kudus, Barnabas dan Saulus berangkat ke Seleukia, dan dari situ mereka berlayar ke Siprus.
Kisah Para Rasul 16 : 6-10
6 Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia.
7 Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka.
8 Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas.
9 Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: "Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!"
10 Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana.
Filipi 3 : 3
3 karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.
- Apa yang bisa Anda pelajari dari khotbah ini?
- Apa respons Filipus mereka terhadap panggilan Tuhan? Apakah yang melandasinya dan juga konsekuensi dari panggilan tersebut bagi pelayanan penginjilan?
- Bagaimana seharusnya respons kita sekarang?
- Menurut Anda, apakah yang menjadi kendala untuk menjawab panggilan Tuhan hari ini? Bagaimana Anda bisa mengatasinya?
- Setelah merenungkan perikop tentang pelayanan Filipus kepada sida-sida dari Etiopia hari ini, bagaimana tanggapan Anda?
- Tuliskan komitmen yang Anda buat hari ini dalam menaati Tuhan!