4 Juni 2023

RINGKASAN KHOTBAH
4 JUNI 2023

Bahan Pertemuan Kelompok Kecil

Strong Families Make Strong Churches

Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan semuanya itu. Ia tidak akan mendapat malu, apabila ia berbicara dengan musuh-musuh di pintu gerbang

Mazmur 127 : 5

Sebagai warga negara dan sekaligus pendiri pelayanan keluarga Kristen (FamilyLife) di Amerika, Dennis Rainey memberikan pernyataan menarik tentang korelasi kerohanian keluarga dengan institusi kemasyarakatan, termasuk gereja. Ia mengatakan: “No church, community, or nation will rise higher than the spiritual condition of its family.” Ia juga menganalisa bahwa lemahnya kerohanian keluarga Kristen di Amerika telah berdampak pada kondisi bangsanya: “Today our nation suffers from a sickness of the soul because our families are weak. Weak in their knowledge of God. Weak in their conviction about God. Weak in their experience of God. Weak in their understanding of how to love one another.” Implikasi ini tentu tidak hanya dirasakan dalam hal bernegara, tetapi juga bergereja. Menurutnya, solusi untuk menolong persoalan ini adalah perlunya “reformasi keluarga.” Gereja perlu mendorong keluarga-keluarga Kristen untuk bangkit memperhatikan kembali kehidupan rohaninya, hidup takut akan Tuhan, dan setia pada firman-Nya.

Dalam teks firman Tuhan Minggu ini, Salomo, sebagai raja Israel, mengingatkan setiap keluarga dari bangsanya untuk memperhatikan relasi mereka dengan Tuhan. Relasi mereka dengan Tuhan akan berdampak bagi kehidupan sosial, perdagangan, dan berbangsa.

Pada ayat 5 dicatatkan demikian: “Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan semuanya itu. Ia tidak akan mendapat malu, apabila ia berbicara dengan musuh-musuh di pintu gerbang.”

Pada masa itu “Pintu Gerbang” adalah tempat transaksi perdagangan, bersosialisasi, menentukan pilihan politis, dan beragam aktivitas lainnya. Seseorang akan mendapat malu di pintu gerbang apabila ia memiliki keadaan keluarga yang tidak baik.

Sebagai contoh adalah Naomi. Ketika Naomi kembali dari Moab dan berjumpa dengan para perempuan di pintu gerbang Bethlehem, ia berkata: “Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara [artinya pahit], sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku. Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong TUHAN memulangkan aku. Mengapakah kamu menyebutkan aku Naomi, karena TUHAN telah naik saksi menentang aku dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku” (Rut 1:20-21).

Naomi merasa malu karena ia dan keluarganya telah meninggalkan Bethlehem pada masa kelaparan di tanah Israel. Ia melakukan hal ini untuk memiliki masa depan yang lebih baik bagi keluarganya. Namun perjalanan hidupnya tidak terjadi seperti rencana dan harapannya. Ia mengalami kepahitan hidup, ia harus kehilangan suami dan anak-anaknya. Keadaan ini kemudian membawanya kembali dari Moab ke Bethlehem dengan kesadaran baru bahwa Tuhan itu berdaulat dan setia memelihara umat-Nya. Ia mendengar bahwa Tuhan telah melepaskan umat-Nya dari kelaparan. Sejak saat itu, Naomi bersama menantunya bernama Rut percaya dan hidup bergantung pada kedaulatan Tuhan, Sang pemberi dan pemelihara hidup mereka.

Hal serupa juga disampaikan Salomo dalam Mazmur 127 ini, bahwa keluarga yang mengandalkan Tuhan tidak akan mendapat malu di pintu gerbang. Mereka yang mengandalkan Tuhan justru akan mendapatkan kebahagiaan. Kehidupan mereka akan memberikan dampak positif dalam komunitas masyarakat dan tidak malu berhadapan dengan lawan-lawan mereka. Bagaimana hal ini dapat terjadi?

Pertama, mengandalkan Tuhan (ay. 1-2). Salomo mengingatkan agar setiap kepala keluarga, bahkan pengawal kota, untuk mengandalkan Tuhan. Tanpa Tuhan, segala jerih payah mereka akan sia-sia. Mengapa tanpa Tuhan, semua itu akan sia-sia? Sebab Tuhan adalah Pemelihara dan Sumber berkat bagi umat-Nya. Ia sanggup memberkati umat-Nya, bukan hanya pada saat mereka bekerja, tetapi juga pada saat mereka sedang tidur (tidak bekerja). Hal ini menegaskan bahwa berkat itu datang dari Tuhan. Kita dapat saja berusaha dengan kekuatan kita seperti Naomi dan keluarganya yang memulai kehidupan baru di tanah Moab. Namun tanpa keterlibatan Tuhan dan berkat-Nya, maka semua usaha dan jerih payah kita akan sia-sia.

Kedua, didiklah anak-anak dalam jalan Tuhan (ay. 3-4). Selain mengandalkan Tuhan, Salomo juga mengingatkan setiap kepala keluarga (atau orang tua) agar mereka memperhatikan kehidupan rohani anak-anak mereka, yang adalah berkat dan anugerah Tuhan. Anak-anak juga digambarkan seperti “anak panah di tangan pahlawan.” Artinya, jika orang tua sungguh-sungguh memperhatikan kehidupan mereka pada masa muda, maka mereka akan dapat memberikan sukacita dan kebahagiaan pada waktunya. Itulah sebabnya, orang tua tidak akan mendapat malu apabila anak-anak hidup takut akan Tuhan, bahkan mereka dapat memberi dampak positif di tengah masyarakat.

Lalu, apa hubungan semua ini dengan gereja Tuhan?

Pertama, seperti tema Minggu ini, “strong families make strong churches,” maka sebagai umat Tuhan, kita diingatkan untuk menjadi orang-orang yang pertama-tama mengandalkan Tuhan. Mengapa? Sebab relasi kita secara pribadi dengan Tuhan di tengah keluarga akan berdampak pada sikap kita dalam melayani Tuhan di tengah gereja-Nya. Misalnya, sebagai hamba Tuhan, Majelis, pengurus, aktivis termasuk jemaat umum, Anda tidak akan (terbiasa) mengandalkan Tuhan dalam pelayanan gerejawi, apabila Anda tidak (sungguh-sungguh terlatih) mengandalkan Tuhan dalam aktivitas sehari-hari Anda. Jika Anda sering (terbiasa) mengandalkan kekuatan dan hikmat sendiri dalam kehidupan keluarga maupun pekerjaan, maka hal yang sama juga dapat terjadi dalam pelayanan Anda di tengah gereja atau jemaat-Nya. “No church, community, or nation will rise higher than the spiritual condition of its family.”

Kedua, peran penting orang tua dalam mendidik anak-anak tidak boleh terabaikan. Sekalipun gereja menjadi tempat pendidikan rohani bagi anak-anak, tetapi pendidikan rohani di keluarga tidak kalah pentingnya, bahkan sangat penting. Mengapa demikian? Sebab waktu terbanyak bagi tumbuh kembang anak-anak berada di lingkungan keluarga. Mereka belajar dari melihat dan memperhatikan orang dewasa. Mereka sering meniru prilaku orang tua mereka. Jika orang tua gagal menjadi teladan dalam iman dan mendidik mereka dalam jalan Tuhan, maka hal ini juga akan berdampak pada kualitas kepemimpinan gereja dan kemajuannya di masa depan. Gereja perlu bersinergi dengan orang tua dan mendorong setiap keluarga jemaat untuk bangkit memperhatikan kehidupan rohaninya, sebab tanpa kehidupan rohani keluarga yang sehat dan kuat, gereja akan mudah kehilangan generasi muda yang sehat dan kuat iman. Itulah sebabnya Rainey mendorong bahwa keluarga Kristen masa kini perlu sebuah reformasi, agar mereka mampu memberikan dampak positif yang luas di tengah-tengah keberadaannya. “Just as the protestant reformation restored vibrant faith to the soul, so a family reformation can restore spiritual vitality in our homes, communities, and nation.”

×

Rut 1 : 20-21

20 Tetapi ia berkata kepada mereka: "Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku.

21 Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong TUHAN memulangkan aku. Mengapakah kamu menyebutkan aku Naomi, karena TUHAN telah naik saksi menentang aku dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku."

×

Mazmur 127

Berkat TUHAN pangkal selamat

1 Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.

2 Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah--sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.

3 Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah.

4 Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda.

5 Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan semuanya itu. Ia tidak akan mendapat malu, apabila ia berbicara dengan musuh-musuh di pintu gerbang.

×

Mazmur 127 : 1-2

1 Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.

2 Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah--sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.

×

Mazmur 127 : 3-4

3 Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah.

4 Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda.

×

Mazmur 127 : 5

5 Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan semuanya itu. Ia tidak akan mendapat malu, apabila ia berbicara dengan musuh-musuh di pintu gerbang.

  1. Sebelum berdiskusi bersama, coba sharingkan apa yang Anda dapatkan dari pemberitaan firman Tuhan pada hari Minggu dengan tema: “Strong families make strong churches” ?
  2. Coba jelaskan mengapa kesehatan rohani keluarga Kristen berdampak pada kesehatan rohani gereja? Bukankah seharusnya sebaliknya yaitu kesehatan rohani gereja mempengaruhi kerohanian keluarga jemaatnya?
  3. Menurut Anda apakah pada saat ini diperlukan “reformasi kehidupan rohani keluarga”? Coba jelaskan alasan Anda dan bagaimana pengalaman Anda tentang hal ini!
  4. Menurut Anda, hal-hal apa sajakah yang menjadi penghambat bagi kesehatan rohani keluarga?
  5. Siapakah yang lebih memiliki perhatian serius terhadap kerohanian anak-anak di dalam keluarga Anda (suami / isteri)? Mengapa?
  1. Setelah berdiskusi dan mendengarkan sharing dari rekan kelompok, hal apakah yang perlu Anda perbaiki atau tingkatkan perihal kehidupan rohani keluarga?
  2. Bersediakah Anda menjadi teladan rohani bagi anak-anak Anda dan secara konsisten memperhatikan kehidupan rohani mereka?

Doakanlah bagi pertumbuhan rohani dan keharmonisan keluarga Kristen. Doakan pula agar gereja dapat memberikan pendampingan yang baik bagi pertumbuhan rohani keluarga jemaat, dan membimbing generasi muda bagi kemajuan dan kepemimpinan masa depan gereja.

Download Ringkasan Khotbah
Download Ringkasan Khotbah
Tutup Ringkasan Khotbah
Tutup Ringkasan Khotbah