Selasa, 7 Maret 2023
“TUHAN semesta alam yang telah memutuskannya untuk mematahkan kesombongan, untuk menghinakan segala yang permai dan semua orang mulia di bumi.” (Yesaya 23:9)
Bacaan hari ini: Yesaya 23:1-18 | Bacaan setahun: Yesaya 23
Yesaya 23 : 1-18
Ucapan ilahi terhadap Tirus dan Sidon
1 Ucapan ilahi tentang Tirus. Merataplah, hai kapal-kapal Tarsis, sebab Tirus sudah rusak, tiada lagi rumahmu atau pangkalanmu! Ketika mereka masih di negeri orang Kitim telah dinyatakan hal itu kepada mereka.
2 Berdiam dirilah, hai penduduk tanah pesisir, hai saudagar Sidon, suruhan-suruhanmu mengarungi laut, dan berlayar di samudera besar;
3 barang-barang yang dimasukkan ke Sidon ialah gandum dari Sihor, dan panen daerah Nil, sehingga kota itu menjadi pasar bagi bangsa-bangsa.
4 Tahulah malu hai Sidon, sebab laut, benteng laut, berbicara, katanya: “Aku tidak pernah menggeliat sakit dan tidak melahirkan, aku tidak pernah membesarkan anak-anak teruna, dan tidak mengasuh anak-anak dara.”
5 Apabila kabar tentang Tirus itu sampai ke Mesir, mereka akan gemetar mendengarnya.
6 Mengungsilah ke Tarsis, merataplah, hai penduduk tanah pesisir!
7 Inikah kotamu yang beria-ria, yang asalnya dari zaman purbakala? Orangnya telah melawat ke tempat yang jauh untuk merantau ke sana.
8 Siapakah yang memutuskan ini atas Tirus, kota yang pernah menghadiahkan mahkota, yang saudagar-saudagarnya pembesar-pembesar dan pedagang-pedagangnya orang-orang mulia di bumi?
9 TUHAN semesta alam yang telah memutuskannya untuk mematahkan kesombongan, untuk menghinakan segala yang permai dan semua orang mulia di bumi.
10 Kerjakanlah ladangmu seperti di tepi sungai Nil, hai puteri Tarsis, sudah tidak ada lagi galangan-galangan kapal!
11 TUHAN telah mengacungkan tangan-Nya terhadap laut dan membuat kerajaan-kerajaan gemetar; Ia telah memberi perintah mengenai Kanaan untuk memusnahkan benteng-bentengnya.
12 Dan ia telah berfirman: “Engkau tidak akan beria-ria lagi, hai anak dara yang digagahi, hai puteri Sidon! Bangkitlah, mengungsilah kepada orang Kitim! Di sanapun juga tidak akan ada tempat yang senang bagimu.”
13 Lihat negeri orang Kasdim! Bangsa itulah yang melakukannya, bukan orang Asyur. Mereka telah menyerahkan Tirus kepada binatang-binatang gurun, mereka telah mendirikan menara-menara pengepungan dan telah meratakan puri-puri kota itu dan membuat kota itu menjadi reruntuhan.
14 Merataplah, hai kapal-kapal Tarsis, sebab sudah dirusakkan bentengmu!
15 Pada waktu itu Tirus akan dilupakan tujuh puluh tahun lamanya, sama dengan umur seorang raja. Sesudah lewat tujuh puluh tahun, akan terjadi kepada Tirus seperti terjadi kepada perempuan sundal dalam nyanyian ini:
16 “Ambillah kecapi, kelilingilah kota, hai sundal yang dilupakan! Petiklah baik-baik, bernyanyilah banyak-banyak, supaya engkau diingat orang.”
17 Dan sesudah lewat tujuh puluh tahun, TUHAN akan memperhatikan Tirus, sehingga ia kembali mendapat upah sundalnya, dan ia akan bersundal dengan segala kerajaan yang ada di muka bumi.
18 Labanya dan upah sundalnya akan kudus bagi TUHAN, tidak akan ditahan atau disimpan, tetapi dengan labanya itu akan disediakan makanan yang cukup dan pakaian yang indah bagi orang-orang yang diam di hadapan TUHAN.
Tak seorangpun dapat melakukan yang terbaik bila ia dibelenggu hal-hal yang tidak dapat ia kuasai, salah satunya adalah kesombongan. Sebagian orang yang dikuasai kebanggaan palsu, menolak mengakui bahwa ada hal yang tidak dapat mereka tangani. Kesombongan menguasai dan membelenggu erat-erat sehingga mereka menipu diri mereka sendiri. Akhirnya, muncul tindakan-tindakan yang tidak berkenan di hadapan Allah.
Demikianlah yang dilakukan oleh penduduk Tirus dan Sidon yang telah dikuasai dosa kesombongan. Tirus dan Sidon adalah dua kota yang sangat maju dan berkembang dengan pesat, menjadi pusat perdagangan, punya pelabuhan besar, dan penduduknya sejahtera secara materi. Akan tetapi, kekayaan mereka telah membutakan mata rohani dan mata hati mereka. Raja Tirus yang sombong berkata bahwa ia adalah Allah (Yeh.28:2); mereka tidak berbelas kasihan kepada sesama yang menderita. Mereka menindas sesamanya untuk mendapatkan kekayaan dan keuntungan diri sendiri. Mereka mengambil semua yang ada di bait Allah dan membawanya ke tempat ibadah mereka (Yoel 3:4-8). Mereka juga melakukan dosa seksual (ay. 15). Sayangnya mereka tidak segera sadar dan bertobat, sekalipun Tuhan mengutus banyak nabi untuk menegur mereka. Allah tidak bisa mendiamkan dosa dan kejahatan mereka, sehingga mereka harus menanggung penghukuman dari Allah (ay. 14-18).
Allah membenci kesombongan karena kesombongan membangkitkan murka Allah. Allah membenci mereka yang membesar-besarkan diri sendiri melebihi kualitas diri yang sebenarnya. Amsal 16:5 berkata, “Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi Tuhan; sungguh ia tidak akan luput dari hukuman.” Juga, Amsal 29:23 berkata, “Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian.” Kesombongan hanya merugikan dan mencelakakan diri sendiri, maka kita harus tetap rendah hati di hadapan Allah. Ingat, semua pencapaian dan apa pun milik kita, semata- mata hanya anugerah dan pemberian Tuhan. Jangan melakukan kejahatan dan dosa hanya karena ingin menjadi kaya atau memiliki sesuatu.
STUDI PRIBADI: jelaskan apa dosa dan kejahatan yang dilakukan penduduk Tirus & Sidon. Apa yang Firman Tuhan katakan mengenai kesombongan; apa yang harus kita lakukan?
Berdoalah: Tuhan yang baik, tolong kami rendah hati dan mengingat bahwa semua yang kami miliki adalah hanya anugerah dan pemberian Allah, serta mampukan kami untuk melakukan kehendak Tuhan saja, Amin.