Senin, 23 Januari 2023
“Perolehlah hikmat, perolehlah pengertian, jangan lupa, dan jangan menyimpang dari perkataan mulutku. Janganlah meninggalkan hikmat itu, maka engkau akan dipeliharanya, kasihilah dia, maka engkau akan dijaganya.” (Amsal 4:5-6)
Bacaan hari ini: Amsal 4:1-27 | Bacaan setahun: Amsal4
Amsal 4 : 1-27
Nasihat untuk mencari hikmat
1 Dengarkanlah, hai anak-anak, didikan seorang ayah, dan perhatikanlah supaya engkau beroleh pengertian,
2 karena aku memberikan ilmu yang baik kepadamu; janganlah meninggalkan petunjukku.
3 Karena ketika aku masih tinggal di rumah ayahku sebagai anak, lemah dan sebagai anak tunggal bagi ibuku,
4 aku diajari ayahku, katanya kepadaku: “Biarlah hatimu memegang perkataanku; berpeganglah pada petunjuk-petunjukku, maka engkau akan hidup.
5 Perolehlah hikmat, perolehlah pengertian, jangan lupa, dan jangan menyimpang dari perkataan mulutku.
6 Janganlah meninggalkan hikmat itu, maka engkau akan dipeliharanya, kasihilah dia, maka engkau akan dijaganya.
7 Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh perolehlah pengertian.
8 Junjunglah dia, maka engkau akan ditinggikannya; engkau akan dijadikan terhormat, apabila engkau memeluknya.
9 Ia akan mengenakan karangan bunga yang indah di kepalamu, mahkota yang indah akan dikaruniakannya kepadamu.”
10 Hai anakku, dengarkanlah dan terimalah perkataanku, supaya tahun hidupmu menjadi banyak.
11 Aku mengajarkan jalan hikmat kepadamu, aku memimpin engkau di jalan yang lurus.
12 Bila engkau berjalan langkahmu tidak akan terhambat, bila engkau berlari engkau tidak akan tersandung.
13 Berpeganglah pada didikan, janganlah melepaskannya, peliharalah dia, karena dialah hidupmu.
14 Janganlah menempuh jalan orang fasik, dan janganlah mengikuti jalan orang jahat.
15 Jauhilah jalan itu, janganlah melaluinya, menyimpanglah dari padanya dan jalanlah terus.
16 Karena mereka tidak dapat tidur, bila tidak berbuat jahat; kantuk mereka lenyap, bila mereka tidak membuat orang tersandung;
17 karena mereka makan roti kefasikan, dan minum anggur kelaliman.
18 Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari.
19 Jalan orang fasik itu seperti kegelapan; mereka tidak tahu apa yang menyebabkan mereka tersandung.
20 Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku;
21 janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu.
22 Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka.
23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
24 Buanglah mulut serong dari padamu dan jauhkanlah bibir yang dolak-dalik dari padamu.
25 Biarlah matamu memandang terus ke depan dan tatapan matamu tetap ke muka.
26 Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu.
27 Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan.
Kontradiksi kehidupan rohani, yakni kontras kehidupan di gereja dengan tindakan sesehari, seringkali menjadi bagian dari kehidupan warga gereja. Adalah sebuah realita yang umum, kita berjumpa dengan seseorang yang nampaknya sangat tekun beribadah, bahkan rajin melayani, tetapi sikap hidupnya melenceng jauh dari kegiatan rohaninya. Bukan tidak mungkin, diam-diam kita adalah salah satu pelakunya. Bukankah ini sebuah sketsa kehidupan yang akrab dengan hidup sesehari kita?
Bacaan Amsal hari ini mengingatkan kita untuk menghindari arah hidup demikian. Penulis Amsal menekankan betapa pentingnya bagi kita untuk memperoleh, menjaga, dan menjunjung tinggi hikmat Ilahi dalam hidup kita (ay. 5-9). Hikmat inilah yang akan menjaga dan meninggikan derajat hidup kita. Nyatanya, seluk-beluk kehidupan sesehari kita tidak pernah netral secara moral. Itulah inti dari Amsal. Hikmat Ilahi bukan sekadar anjuran penting untuk kehidupan sesehari kita; hikmat Ilahi adalah sesuatu yang harus kita temukan, kenali, dan ikuti dalam setiap jalan hidup kita.
Di dalam luas samudera kasih anugerah Tuhan, tetap ada sebuah ruang untuk pilihan. Penulis Amsal mengingatkan kepada kita agar jangan memilih kefasikan! (ay. 14-19). Kefasikan adalah sebuah kegelapan, di mana kesalahan yang akan mencelakakan hidup kita menjadi sebuah keniscayaan. Pilihlah jalan kebenaran, seperti rembang fajar pagi yang berkas cahaya-Nya akan menuntun kita kepada keselamatan (ay. 18-19). Siapakah Sang Hikmat ini? Dialah TUHAN Yesus Kristus, Sang Terang Dunia! (Yoh 8:12) Dalam anugerah-Nya, kenalilah dan berjalanlah dengan setia dalam terang-Nya!
Dengarkanlah seruan hikmat! Bersama terang hikmat Ilahi, maka segala seluk-beluk kehidupan kita akan selalu diterangi-Nya. Hidup ibadah yang selaras dengan perbuatan sesehari. Dimulai dari hati, terang-Nya akan terpancar pada tiap perkataan dan pilihan pandangan kita. Jalan hidup menjadi terang dan aman di dalam kebenaran-Nya! (ay.23-27).
STUDI PRIBADI: Apakah Anda pernah menyadari bahwa hidup Anda menjauh dari hikmat Ilahi? Sudahkah Anda hidup selaras dalam terang Firman-Nya?
Pokok Doa: Berdoalah agar TUHAN Allah menolong setiap kita untuk dapat menghidupi hikmat Ilahi bersama Kristus!