8 Januari 2023

RINGKASAN KHOTBAH
8 JANUARI 2023

Bahan Pertemuan Kelompok Kecil

GEREJA YANG SEHAT, DINAMIS, MISIONER

(lbrani 10:24-25; Matius 28:19-20)

Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita soling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita soling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

(Ibrani 10:24-25)

Tema khotbah pada minggu ini merupakan visi GKA Gloria, yaitu Gereja yang Sehat, Dinamis dan Misioner. Sehat artinya murid Kristus yang dewasa rohani dan karakternya. Dinamis artinya tanggap perubahan dan sedia melayani Tuhan. Sedangkan misioner artinya taat kepada Amanat Agung dengan menjadi saksi Kristus dan memuridkan (Matius 28:19-20). Visi ini bukan milik majelis dan hamba Tuhan saja, tetapi kita semua tanpa terkecuali sebagai gereja Tuhan. Bagaimana kita bisa bergerak bersama menuju kepada visi ini?

Hal pertama yang perlu kita ingat kembali adalah arti dari gereja. Gereja bukan gedungnya. Gereja juga bukan organisasi yang dimiliki majelis dan hamba Tuhan, dan jemaat sebagai anggotanya. Gereja adalah persekutuan orang percaya yang telah ditebus dari dosa di dalam Tuhan Yesus, umat Tuhan yang telah dibawa keluar dari kegelapan kepada terang Tuhan yang ajaib (1 Petrus 2:9-10). Jadi Gereja bukanlah sama seperti organisasi atau perkumpulan di dalam dunia ini. Sehingga ketika firman Tuhan dalam Ibrani 10:25 mengingatkan agar jangan kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, maka kita memahami bahwa pertemuan kita sebagai gereja Tuhan bukanlah acara kumpul-kumpul dan melakukan kegiatan semata.  Di dalam pertemuan kita sebagai umat Tuhan, firman Tuhan mengingatkan agar kita saling memperhatikan satu sama lain, yang melaluinya kita saling mendorong satu sama lain untuk hidup dalam kasih dan pekerjaan yang baik.

Ini bukan hal yang mudah sebagaimana firman Tuhan sendiri mengingatkannya. Ada orang-orang yang  terbiasa menjauhkan diri dari pertemuan ibadah karena ada tantangan atau kesulitan yang dialaminya. Jika kita mempelajari tantangan pada zaman gereja mula-mula, maka bisa jadi mereka terjerat oleh ajaran-ajaran sesat atau takut akan penganiayaan karena iman kepada Tuhan Yesus. Pada zaman ini, bisa jadi orang-orang Kristen masih datang dalam pertemuan ibadah, namun apakah mereka memberi diri untuk saling memperhatikan atau hanya mencari kepentingan diri sendiri? Pengaruh dari budaya dunia mulai masuk ke gereja, seperti budaya selebritis, konsumerisme, dan kompetisi.  Sehingga umat Tuhan datang ke gereja hanya mencari sesuatu yang bisa memuaskan keinginan mereka. Para pemimpin gereja saling berkompetisi untuk menarik pengunjung dengan acara dan bentuk ibadah yang menarik, yang tanpa sadar melupakan tujuan dari pertemuan ibadah itu sendiri. Selain itu, ada hal-hal lain yang membuat jemaat Tuhan yang kalaupun hadir, namun dia akan menahan diri untuk melibatkan diri terlalu dalam. Misalnya ketakutan akan konflik, kekuatiran untuk diminta memberi lebih, sudah merasa nyaman dengan keberadaan dirinya, atau ada pergumulan berat yang mempengaruhi kehidupan rohaninya di dalam Tuhan. 

Bagaimana kemudian umat Tuhan hadir dan saling memperhatikan untuk mendorong hidup dalam kasih dan pekerjaan baik? Sebagai para pelayan ibadah, mari kita melayani dengan motivasi yang murni dan dipakai Tuhan untuk mendorong jemaat Tuhan menghidupi apa yang dirindukan Tuhan. Sebagai majelis atau pemimpin gereja, mari kita melayani dengan kerendahan hati sehingga dipakai Allah menjadi teladan dalam iman. Bagi kita yang merasa hanya orang biasa-biasa saja di gereja, mari kita hadir dan terlibat aktif dalam ibadah atau persekutuan. Dengan menyanyi sungguh-sungguh ketika diajak menyanyi, berdoa ketika diajak berdoa, mendengar firman dan berkomitmen untuk taat, memberi persembahan dengan sukacita, dan memperhatikan jemaat lain yang memerlukan bantuan. Dalam kehidupan umat Tuhan bisa terjadi konflik, namun kita bukannya makin memperparah, melainkan menghadapinya dalam kasih dan tuntunan firman Tuhan. Dengan demikian pelayanan dan kehidupan kita sebagai umat Tuhan akan mendorong satu sama lain untuk saling mengasihi dan melakukan apa yang baik dan diperkenan Tuhan. Dengan demikian sebagai Gereja Tuhan, kita makin bertumbuh menjadi gereja yang sehat, dinamis, dan misioner, yaitu menjadi gereja yang menyaksikan Kristus dan menghidupi Amanat Agung-Nya.  

  1. Bagikan pada anggota yang lain tentang hal yang paling membekas bagi Anda dari khotbah hari Minggu kemarin (mungkin ilustrasi, atau poin khotbah, atau suasana hati Anda ketika mendengar khotbah, atau hal lain)? Mengapa?
  2. Apakah budaya selebritis, konsumerisme, dan kompetisi tanpa sadar telah mempengaruhi kehidupan Anda dalam bergereja? Coba sharingkan!
  3. Hal apa yang bisa Anda lakukan untuk memberi diri terlibat dalam persekutuan umat Tuhan yang saling mendorong dalam kasih dan pekerjaan baik?
  4. Adakah hal dalam diri Anda atau yang Anda perhatikan/rasakan yang bisa memberikan pengaruh kurang baik dalam kehidupan berjemaat? Bagaimana komunitas GDG bisa menolong dalam hal ini?

Setelah mengikuti sesi ini, saya akan ……………………………………………………..

  1. Doakan para hamba Tuhan dan majelis gereja agar Tuhan memakai pelayanan mereka untuk mendorong jemaat Tuhan untuk hidup dalam kasih dan melakukan pekerjaan baik yang dikehendaki Allah dalam hidup mereka.
  2. Doakan anggota kelompok GDG Anda agar Tuhan menolong mereka dalam pelayanan atau kerinduan mereka untuk berbagian dalam kehidupan bersama sebagai gereja Tuhan.
  3. Doakan gereja-gereja di Surabaya dan Indonesia dalam menghadapi tantangan budaya konsumerisme, selebritis, dan kompetisi yang bisa membuat gereja kehilangan fokus terhadap kehendak Allah bagi gereja di tengah dunia ini.
Download Ringkasan Khotbah
Download Ringkasan Khotbah
Tutup Ringkasan Khotbah
Tutup Ringkasan Khotbah