Rabu, 4 Januari 2023
“Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya, seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.” (123:2)
Bacaan hari ini: Mazmur 123:1-4 | Bacaan setahun: Mazmur 123
Mazmur 123 : 1-4
Berharap kepada anugerah TUHAN
1 Nyanyian ziarah. Kepada-Mu aku melayangkan mataku, ya Engkau yang bersemayam di sorga.
2 Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya, seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.
3 Kasihanilah kami, ya TUHAN, kasihanilah kami, sebab kami sudah cukup kenyang dengan penghinaan;
4 jiwa kami sudah cukup kenyang dengan olok-olok orang-orang yang merasa aman, dengan penghinaan orang-orang yang sombong.
Dalam kesulitan, pemazmur mengingatkan agar hanya memandang kepada Tuhan; artinya ialah menaruh harapan kepada Tuhan untuk menolong dan membela kita. Hal inilah yang dinyatakan pemazmur ketika memandang pada Tuhan di tengah situasi yang penuh penghinaan dan olok-olok. Ia akan terus memandang kepada Tuhan sampai Tuhan akan mengasihaninya. Mengapa hanya Tuhan yang menjadi pengharapannya?
Pertama, karena hidupnya adalah milik Tuhan. Pemazmur menggambarkan seperti seorang hamba yang hidupnya dimiliki penuh oleh tuan atau nyonyanya. Oleh karena itu seorang hamba hanya bisa menaruh harap pada tuan atau nyonyanya ketika dalam kesulitan. Kedua, hanya di dalam Tuhanlah ada pengharapan sejati, oleh karena itu pemazmur tidak mau salah menempatkan pengharapannya kepada yang bukan Tuhan. Pemazmur dihina oleh orang-orang yang merasa aman dan sombong, mereka yang merasa kuat, melebihi sesamanya, dan tidak mengandalkan Tuhan. Pemazmur tidak ingin menjadi seperti mereka, yang mengandalkan kekuatan manusia dan materi tetapi melupakan Tuhan. Oleh karena itu, pemazmur belajar untuk mengandalkan dan menanti pertolongan Tuhan.
Kehidupan umat Tuhan di tengah dunia tidak terhindar dari penghinaan dan olok-olok, terutama karena iman kepada Tuhan Yesus. Terkadang kita bisa direndahkan atau dipermainkan karena dianggap lemah dan tidak bisa membalas. Namun kepada siapa mata kita memandang? Pemazmur mengingatkan agar jangan sampai salah menaruh pengharapan kepada rasa aman, kuasa, dan materi yang fana di dunia ini. Akhirnya kita malah menjadi sama seperti mereka yang memperolok kita, untuk kemudian jatuh dalam kesombongan dan melupakan Tuhan. Hendaknya kita mengingat nasihat pemazmur, yaitu menaruh harap dengan hanya memandang pada Tuhan. Bagaimana wujudnya memandang pada Tuhan? Dengan memberi diri dituntun oleh firman Tuhan dan menghindari jerat kesombongan dan rasa aman yang fana dari dunia ini. Dengan dituntun oleh firman Tuhan, maka kita mendapat hikmat untuk menghadapi penghinaan karena iman kita dengan cara Tuhan, bukan cara kita sendiri. Kiranya Tuhan dimuliakan dan Dia yang akan membela kita, seperti yang didoakan pemazmur.
STUDI PRIBADI: Mengapa kita menaruh harapan kepada Tuhan dan bukan dunia ini?
Pokok Doa: Berdoalah bagi gereja-gereja Tuhan di tengah dunia ini agar tidak dibangun berdasarkan rasa aman dan kekuatan versi dunia, melainkan dalam pengharapan dan pertolongan Tuhan sendiri.