Minggu, 23 Oktober 2022
“Tetapi semua orang yang berlindung pada-Mu akan bersukacita, mereka akan bersorak sorai selama-lamanya, karena Engkau menaungi mereka; dan karena Engkau akan bersukaria orang-orang yang mengasihi nama-Mu.” (Mazmur 5:12)
Bacaan hari ini: Mazmur 5:1-13 | Bacaan tahunan: Mazmur 4-5
Mazmur 4
Doa pada malam hari
1 Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi. Mazmur Daud. (4-2) Apabila aku berseru, jawablah aku, ya Allah, yang membenarkan aku. Di dalam kesesakan Engkau memberi kelegaan kepadaku. Kasihanilah aku dan dengarkanlah doaku!
2 (4-3) Hai orang-orang, berapa lama lagi kemuliaanku dinodai, berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia dan mencari kebohongan? Sela
3 (4-4) Ketahuilah, bahwa TUHAN telah memilih bagi-Nya seorang yang dikasihi-Nya; TUHAN mendengarkan, apabila aku berseru kepada-Nya.
4 (4-5) Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam. Sela
5 (4-6) Persembahkanlah korban yang benar dan percayalah kepada TUHAN.
6 (4-7) Banyak orang berkata: “Siapa yang akan memperlihatkan yang baik kepada kita?” Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya TUHAN!
7 (4-8) Engkau telah memberikan sukacita kepadaku, lebih banyak dari pada mereka ketika mereka kelimpahan gandum dan anggur.
8 (4-9) Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan aku diam dengan aman.
Mazmur 5 : 1-13
Doa pada pagi hari
1 Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan suling. Mazmur Daud. (5-2) Berilah telinga kepada perkataanku, ya TUHAN, indahkanlah keluh kesahku.
2 (5-3) Perhatikanlah teriakku minta tolong, ya Rajaku dan Allahku, sebab kepada-Mulah aku berdoa.
3 (5-4) TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu.
4 (5-5) Sebab Engkau bukanlah Allah yang berkenan kepada kefasikan; orang jahat takkan menumpang pada-Mu.
5 (5-6) Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu; Engkau membenci semua orang yang melakukan kejahatan.
6 (5-7) Engkau membinasakan orang-orang yang berkata bohong, TUHAN jijik melihat penumpah darah dan penipu.
7 (5-8) Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar, aku akan masuk ke dalam rumah-Mu, sujud menyembah ke arah bait-Mu yang kudus dengan takut akan Engkau.
8 (5-9) TUHAN, tuntunlah aku dalam keadilan-Mu karena seteruku; ratakanlah jalan-Mu di depanku.
9 (5-10) Sebab perkataan mereka tidak ada yang jujur, batin mereka penuh kebusukan, kerongkongan mereka seperti kubur ternganga, lidah mereka merayu-rayu.
10 (5-11) Biarlah mereka menanggung kesalahan mereka, ya Allah, biarlah mereka jatuh karena rancangannya sendiri; buanglah mereka karena banyaknya pelanggaran mereka, sebab mereka memberontak terhadap Engkau.
11 (5-12) Tetapi semua orang yang berlindung pada-Mu akan bersukacita, mereka akan bersorak-sorai selama-lamanya, karena Engkau menaungi mereka; dan karena Engkau akan bersukaria orang-orang yang mengasihi nama-Mu.
12 (5-13) Sebab Engkaulah yang memberkati orang benar, ya TUHAN; Engkau memagari dia dengan anugerah-Mu seperti perisai.
Keadaan yang sulit karena kondisi ekonomi yang menjepit seakan tak berujung baik, ditambah persaingan yang muncul karena kondisi ini membuat banyak orang frustrasi menjalani kehidupan. Belum lagi melihat betapa tidak adilnya kehidupan ini: orang-orang jahat mendapat keuntungan serta dapat menjalani kehidupan dengan nyaman dan aman, sementara orang-orang baik justru menemui berbagai kesulitan. Pada persimpangan ini, ada dua pilihan kehidupan yang harus dipilih: pertama, ikut kompetisi persaingan hidup, dengan menjadi jahat, agar mendapat keuntungan serta kenyamanan; kedua, tetap menjalani pekerjaan dengan sikap takut akan Tuhan, dengan risiko menemui tantangan lebih banyak. Tidak mudah memang memutuskan apa keputusan yang harus diambil.
Ayat yang kita baca ini juga mengisahkan persimpangan jalan yang pernah dialami Daud. Ia harus mengambil keputusan pada waktu-waktu yang sulit. Ia bergumul mengapa orang baik justru harus hidup terhimpit. Meski demikian, ia tidak membiarkan kenyataan hidup mendikte imannya. Ia tetap percaya kepada Allah yang menjadi raja dan tuannya (ay. 3-4). Kepercayaan itu ditegaskan melalui keyakinannya (i) akan pemeliharaan Tuhan dalam kehidupannya (ay. 12-13), (ii) akan kasih setia-Nya serta keadilan-Nya yang akan menghiasi setiap jalan-jalannya (ay. 8-9), dan (iii) akan penghukuman akan orang-orang fasik pada akhirnya (ay. 7 dan 11). Iman yang demikianlah yang memimpin Daud.
Bagaimanakah dengan kita? Apakah kita mengalami situasi yang demikian? Berada di persimpangan jalan dengan konsekuensi yang begitu sulit? Jika ya, mari tidak membiarkan diri kita didikte oleh dunia ini, atau dikendalikan oleh untung-rugi sebuah konsekuensi. Akan tetapi, biarlah kita dipimpin Tuhan sendiri melalui iman kita kepada-Nya. Yakinlah bahwa Allah akan memberikan yang terbaik bagi setiap orang yang mengasihi- Nya. Ia adalah Allah yang adil, yang memberi berkat pada yang taat, dan melepaskan hukuman kepada orang-orang fasik.
STUDI PRIBADI: Mazmur 5 adalah sebuah kesatuan dengan Mazmur 3 dan 4 dimana Daud mengalami sebuah pergumulan hidup yang sangat berat. Menyelami pergumulannya akan menjadi kekuatan bagi setiap kita yang membacanya.
Pokok Doa: Berdoa untuk anak-anak Tuhan yang berada di persimpangan jalan agar mereka mendasarkan keputusan mereka berdasarkan kehendak Tuhan.