Sabtu, 22 Oktober 2022
“Tetapi Engkau, TUHAN, adalah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku dan yang mengangkat kepalaku. Dengan nyaring aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku dari gunungNya yang kudus.” (Mazmur 3:4-5)
Bacaan hari ini: Mazmur 3:1-9 | Bacaan tahunan: Mazmur 2-3
Mazmur 2
Raja yang diurapi TUHAN
1 Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia?
2 Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar bermufakat bersama-sama melawan TUHAN dan yang diurapi-Nya:
3 “Marilah kita memutuskan belenggu-belenggu mereka dan membuang tali-tali mereka dari pada kita!”
4 Dia, yang bersemayam di sorga, tertawa; Tuhan mengolok-olok mereka.
5 Maka berkatalah Ia kepada mereka dalam murka-Nya dan mengejutkan mereka dalam kehangatan amarah-Nya:
6 “Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion, gunung-Ku yang kudus!”
7 Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: “Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini.
8 Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu.
9 Engkau akan meremukkan mereka dengan gada besi, memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk.”
10 Oleh sebab itu, hai raja-raja, bertindaklah bijaksana, terimalah pengajaran, hai para hakim dunia!
11 Beribadahlah kepada TUHAN dengan takut dan ciumlah kaki-Nya dengan gemetar,
12 supaya Ia jangan murka dan kamu binasa di jalan, sebab mudah sekali murka-Nya menyala. Berbahagialah semua orang yang berlindung pada-Nya!
Mazmur 3 : 1-9
Nyanyian pagi dalam menghadapi musuh
1 Mazmur Daud, ketika ia lari dari Absalom, anaknya. (3-2) Ya TUHAN, betapa banyaknya lawanku! Banyak orang yang bangkit menyerang aku;
2 (3-3) banyak orang yang berkata tentang aku: “Baginya tidak ada pertolongan dari pada Allah.” Sela
3 (3-4) Tetapi Engkau, TUHAN, adalah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku dan yang mengangkat kepalaku.
4 (3-5) Dengan nyaring aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus. Sela
5 (3-6) Aku membaringkan diri, lalu tidur; aku bangun, sebab TUHAN menopang aku!
6 (3-7) Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang siap mengepung aku.
7 (3-8) Bangkitlah, TUHAN, tolonglah aku, ya Allahku! Ya, Engkau telah memukul rahang semua musuhku, dan mematahkan gigi orang-orang fasik.
8 (3-9) Dari TUHAN datang pertolongan. Berkat-Mu atas umat-Mu! Sela
Masalah, tantangan, pergumulan? Tak satu pun orang percaya yang imun terhadap hal-hal ini. Bahkan tidak bisa dipungkiri, terkadang masalah, tantangan, dan pergumulan membawa kita masuk di titik terendah kehidupan kita, membuat kita kehilangan pengharapan bahkan kehilangan kepercayaan kepada Tuhan.
Situasi yang sama pernah dihadapi oleh Pemazmur, yaitu Daud. Saat itu Daud menghadapi situasi sehingga depresi. Daud menggambarkannya dengan pengulangan kata “banyak” sebanyak 3 kali (ay. 2-3). Bagaimana tidak? Saat itu, Daud dikejar-kejar Absalom – anaknya sendiri. Sebagian rakyat memihak anaknya dan memberontak melawannya. Ini membuat nyawanya terancam. Di saat seperti itu, Daud membutuhkan pertolongan Tuhan. Namun pada saat yang sama, Daud mendapat tekanan dari musuh-musuhnya yang berkata bahwa Tuhan tidak akan menyatakan pertolongan kepadanya. Hal ini membuat Daud merasakan depresi mendalam.
Di tengah masa depresi dan keadaan yang hopeless, Daud mengingat kembali penyertaan, penjagaan, dan pertolongan Tuhan di masa lampau. Dia mengingat Tuhan menolong dia saat dia berseru kepada-Nya (ay. 3-4). Ingatan akan pertolongan Tuhan ini membawa Daud kembali menautkan harapannya pada Tuhan yang ia percaya. Ingatan akan pertolongan Tuhan membawa Daud menikmati ketenangan di tengah tantangan. Pernyataan Daud “membaringkan diri lalu tidur” menggambarkan satu rasa percayanya yang mendalam kepada Tuhan, sekalipun ia menghadapi tantangan dan ancaman (ay. 6-7). Ingatan akan pertolongan Tuhan membawa Daud untuk berjalan dengan iman, bukan berdasar pada keadaan (walk by faith and not by sight). Di tengah pengharapan dan rasa percaya, Daud kembali bangkit, sekalipun keadaan masih sama, juga penuh tantangan. Dengan menaruh kepercayaan penuh kepada Tuhan, Daud beroleh kekuatan. Daud yakin bahwa pertolongannya hanya berasal dari Tuhan yang ia percaya, Tuhan yang memegang kehidupan. Kiranya, keyakinan yang sama juga kita miliki di tengah segala tantangan, pergumulan yang kita hadapi.
STUDI PRIBADI: Mengapa Daud depresi? (2Sam. 15-16). Apa yang Daud lakukan dalam kondisinya? Bagaimana sikap kita di tengah masalah, tantangan, dan pergumulan hidup?
Pokok Doa: Berdoa agar jemaat Tuhan terus mengingat pertolongan Tuhan. Berdoa agar jemaat memiliki kepercayaan teguh kepada Tuhan di tengah segala masalah, tantangan dan pergumulan yang dihadapinya.