Jumat, 07 Oktober 2022
“Masakan kepada Allah diajarkan orang pengetahuan, kepada Dia yang mengadili mereka yang di tempat tinggi?”(Ayub 21:22)
Bacaan hari ini: Ayub 21:1-34 | Bacaan tahunan: Ayub 20-21
Ayub 20
Pendapat Zofar, bahwa sesudah kemujuran sebentar, orang fasik akan binasa
1 Maka Zofar, orang Naama, menjawab:
2 “Oleh sebab itulah pikiran-pikiranku mendorong aku menjawab, karena hatiku tidak sabar lagi.
3 Kudengar teguran yang menghina aku, tetapi yang menjawab aku ialah akal budi yang tidak berpengertian.
4 Belumkah engkau mengetahui semuanya itu sejak dahulu kala, sejak manusia ditempatkan di bumi,
5 bahwa sorak-sorai orang fasik hanya sebentar saja, dan sukacita orang durhaka hanya sekejap mata?
6 Walaupun keangkuhannya sampai ke langit dan kepalanya mengenai awan,
7 namun seperti tahinya ia akan binasa untuk selama-lamanya; siapa yang pernah melihatnya, bertanya: Di mana dia?
8 Bagaikan impian ia melayang hilang, tak berbekas, lenyap bagaikan penglihatan waktu malam.
9 Ia tidak lagi tampak pada mata yang melihatnya, dan tempat kediamannya tidak melihatnya lagi.
10 Anak-anaknya harus mencari belas kasihan orang miskin, dan tangannya sendiri harus mengembalikan kekayaannya.
11 Tulang-tulangnya boleh penuh tenaga orang muda, tetapi tenaga itupun akan membaringkan diri bersama dia dalam debu.
12 Sungguhpun kejahatan manis rasanya di dalam mulutnya, sekalipun ia menyembunyikannya di bawah lidahnya,
13 menikmatinya serta tidak melepaskannya, dan menahannya pada langit-langitnya,
14 namun berubah juga makanannya di dalam perutnya, menjadi bisa ular tedung di dalamnya.
15 Harta benda ditelannya, tetapi dimuntahkannya lagi, Allah yang mengeluarkannya dari dalam perutnya.
16 Bisa ular tedung akan diisapnya, ia akan dibunuh oleh lidah ular.
17 Ia tidak boleh melihat batang-batang air dan sungai-sungai yang mengalirkan madu dan dadih.
18 Ia harus mengembalikan apa yang diperolehnya dan tidak mengecapnya; ia tidak menikmati kekayaan hasil dagangnya.
19 Karena ia telah menghancurkan orang miskin, dan meninggalkan mereka terlantar; ia merampas rumah yang tidak dibangunnya.
20 Sesungguhnya, ia tidak mengenal ketenangan dalam batinnya, dan ia tidak akan terluput dengan membawa harta bendanya.
21 Suatupun tidak luput dari pada lahapnya, itulah sebabnya kemujurannya tidak kekal.
22 Dalam kemewahannya yang berlimpah-limpah ia penuh kuatir; ia ditimpa kesusahan dengan sangat dahsyatnya.
23 Untuk mengisi perutnya, Allah melepaskan ke atasnya murka-Nya yang menyala-nyala, dan menghujankan itu kepadanya sebagai makanannya.
24 Ia dapat meluputkan diri terhadap senjata besi, namun panah tembaga menembus dia.
25 Anak panah itu tercabut dan keluar dari punggungnya, mata panah yang berkilat itu keluar dari empedunya: ia menjadi ngeri.
26 Kegelapan semata-mata tersedia bagi dia, api yang tidak ditiup memakan dia dan menghabiskan apa yang tersisa dalam kemahnya.
27 Langit menyingkapkan kesalahannya, dan bumi bangkit melawan dia.
28 Hasil usahanya yang ada di rumahnya diangkut, semuanya habis pada hari murka-Nya.
29 Itulah ganjaran Allah bagi orang fasik, milik pusaka yang dijanjikan Allah kepadanya.”
Ayub 21 : 1-34
Pendapat Ayub, bahwa kemujuran orang fasik kelihatannya tahan lama
1 Tetapi Ayub menjawab:
2 “Dengarkanlah baik-baik perkataanku dan biarlah itu menjadi penghiburanmu.
3 Bersabarlah dengan aku, aku akan berbicara; sehabis bicaraku bolehlah kamu mengejek.
4 Kepada manusiakah keluhanku tertuju? Mengapa aku tidak boleh kesal hati?
5 Berpalinglah kepadaku, maka kamu akan tercengang, dan menutup mulutmu dengan tangan!
6 Kalau aku memikirkannya, aku menjadi takut, dan gemetarlah tubuhku.
7 Mengapa orang fasik tetap hidup, menjadi tua, bahkan menjadi bertambah-tambah kuat?
8 Keturunan mereka tetap bersama mereka, dan anak cucu diperhatikan mereka.
9 Rumah-rumah mereka aman, tak ada ketakutan, pentung Allah tidak menimpa mereka.
10 Lembu jantan mereka memacek dan tidak gagal, lembu betina mereka beranak dan tidak keguguran.
11 Kanak-kanak mereka dibiarkan keluar seperti kambing domba, anak-anak mereka melompat-lompat.
12 Mereka bernyanyi-nyanyi dengan iringan rebana dan kecapi, dan bersukaria menurut lagu seruling.
13 Mereka menghabiskan hari-hari mereka dalam kemujuran, dan dengan tenang mereka turun ke dalam dunia orang mati.
14 Tetapi kata mereka kepada Allah: Pergilah dari kami! Kami tidak suka mengetahui jalan-jalan-Mu.
15 Yang Mahakuasa itu apa, sehingga kami harus beribadah kepada-Nya, dan apa manfaatnya bagi kami, kalau kami memohon kepada-Nya?
16 Memang, kemujuran mereka tidak terletak dalam kuasa mereka sendiri! Rancangan orang fasik adalah jauh dari padaku.
17 Betapa sering pelita orang fasik dipadamkan, kebinasaan menimpa mereka, dan kesakitan dibagikan Allah kepada mereka dalam murka-Nya!
18 Mereka menjadi seperti jerami di depan angin, seperti sekam yang diterbangkan badai.
19 Bencana untuk dia disimpan Allah bagi anak-anaknya. Sebaiknya, orang itu sendiri diganjar Allah, supaya sadar;
20 sebaiknya matanya sendiri melihat kebinasaannya, dan ia sendiri minum dari murka Yang Mahakuasa!
21 Karena peduli apa ia dengan keluarganya sesudah ia mati, bila telah habis jumlah bulannya?
22 Masakan kepada Allah diajarkan orang pengetahuan, kepada Dia yang mengadili mereka yang di tempat tinggi?
23 Yang seorang mati dengan masih penuh tenaga, dengan sangat tenang dan sentosa;
24 pinggangnya gemuk oleh lemak, dan sumsum tulang-tulangnya masih segar.
25 Yang lain mati dengan sakit hati, dengan tidak pernah merasakan kenikmatan.
26 Tetapi sama-sama mereka terbaring di dalam debu, dan berenga-berenga berkeriapan di atas mereka.
27 Sesungguhnya, aku mengetahui pikiranmu, dan muslihat yang kamu rancangkan terhadap aku.
28 Katamu: Di mana rumah penguasa? Di mana kemah tempat kediaman orang-orang fasik?
29 Belum pernahkah kamu bertanya-tanya kepada orang-orang yang lewat di jalan? Dapatkah kamu menyangkal petunjuk-petunjuk mereka,
30 bahwa orang jahat terlindung pada hari kebinasaan, dan diselamatkan pada hari murka Allah?
31 Siapa yang akan langsung menggugat kelakuannya, dan mengganjar perbuatannya?
32 Dialah yang dibawa ke kuburan, dan jiratnya dirawat orang.
33 Dengan nyaman ia ditutupi oleh gumpalan-gumpalan tanah di lembah; setiap orang mengikuti dia, dan yang mendahului dia tidak terbilang banyaknya.
34 Alangkah hampanya penghiburanmu bagiku! Semua jawabanmu hanyalah tipu daya belaka!”
Perkataan Zofar pada pasal 20 seolah-olah adalah satu kebenaran: orang fasik tidak akan kekal, pasti mendapat keadilan dan hukuman Allah, kejahatannya pasti disingkapkan. Logika Zofar adalah orang yang menderita adalah orang fasik yang sedang menerima keadilan dan penghukuman Allah. Menurut Zofar, penderitaan Ayub pastilah karena Ayub adalah orang fasik yang menerima hukuman Allah dan harus bertobat.
Pasal 21 adalah bantahan dan jawaban Ayub. Menurut Ayub, banyak orang fasik hidup di dalam kenikmatan dan kemewahan, keluarga mereka baik-baik, berumur panjang, ternaknya beranak-pinak; hari-hari dihabiskan dengan bernyanyi, bersukacita penuh kemujuran. Mereka merasa tidak butuh Allah, bahkan berani menantang Allah (ayat 7-15). Namun sekalipun bisa menikmati semua kemewahan dunia dan berumur panjang, itu bukan pilihan Ayub, menjadi orang fasik dan hidup penuh kejahatan (ayat 16).
Ayub juga mengatakan tidak selamanya orang fasik hidup sejahtera dan berumur panjang, karena ada juga di antara mereka yang tiba-tiba bisa kehilangan semua, terkena sakit, dan tidak punya apa-apa lagi (ay. 17-18). Hidup manusia ada di tangan Allah. Ada orang mati di puncak kejayaan dan penuh kemewahan, namun juga ada yang mati dengan penuh kekesalan karena tidak pernah merasakan nikmatnya hidup (ayat 23-26). Kedaulatan Allah ini mengingatkan Ayub bahwa walau semua harta bendanya habis, tubuhnya digerogoti penyakit, dan kematian terasa begitu dekat, Ayub tidak merasa sedang dihukum Allah. Semua kejadian itu dalam kedaulatan Allah, yang merupakan rahasia Allah yang tidak bisa dipahami.
Pelajaran dari renungan hari ini adalah tetaplah tenang jika ada orang yang memojokkan Anda, sekalipun sepertinya sangat rohani. Percayalah kepada Tuhan, walaupun kita tidak mengerti mengapa Tuhan mengizinkan masalah menimpa hidup kita. Ketahuilah bahwa kasih Allah tidak pernah berubah, baik di waktu kita sehat ataupun sakit, baik ketika hidup ini lancar ataupun ada kesulitan. Tuhan tidak pernah tinggalkan kita, Ia bersama kita dan juga yang akan membukakan jalan bagi kita.
STUDI PRIBADI: Bagaimana sikap kita ketika seseorang berkata bahwa penderitaan yang kita alami karena dosa yang kita lakukan dan Tuhan sedang menghukum kita?
Pokok Doa: Berdoalah bagi jemaat Tuhan yang sedang mengalami kesulitan agar dikaruniakan kesabaran serta kekuatan iman di tengah segala situasi yang menekan mereka.