Kamis, 4 Agustus 2022
“… bertanyalah Daud kepada Allah … maka bertanyalah lagi Daud kepada Allah … Dan Daud berbuat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya …” (1 Tawarikh 14:10, 14, 16)
Bacaan hari ini: 1 Tawarikh 14:8-17 | Bacaan setahun: 1 Tawarikh 14
1 Tawarikh 14 : 8-17
Daud memukul kalah orang Filistin
8 Ketika didengar orang Filistin, bahwa Daud telah diurapi menjadi raja atas seluruh Israel, maka majulah semua orang Filistin untuk menangkap Daud. Tetapi Daud mendengar hal itu, lalu majulah ia menghadapi mereka.
9 Ketika orang Filistin itu datang dan mengadakan penyerbuan di lembah Refaim,
10 bertanyalah Daud kepada Allah: “Apakah aku harus maju melawan orang Filistin itu dan akan Kauserahkankah mereka ke dalam tanganku?” TUHAN menjawab: “Majulah, Aku akan menyerahkan mereka ke dalam tanganmu.”
11 Lalu majulah ia ke Baal-Perasim, dan Daud memukul mereka kalah di sana. Berkatalah Daud: “Allah telah menerobos musuhku dengan perantaraanku seperti air menerobos.” Sebab itu orang menamakan tempat itu Baal-Perasim.
12 Orang Filistin itu meninggalkan para allahnya di sana, lalu orang Israel membakarnya habis atas perintah Daud.
13 Ketika orang Filistin menyerbu sekali lagi di lembah itu,
14 maka bertanyalah lagi Daud kepada Allah, lalu Allah menjawab: “Janganlah maju di belakang mereka, tetapi buatlah gerakan lingkaran terhadap mereka, sehingga engkau dapat menyerang mereka dari jurusan pohon-pohon kertau.
15 Dan bila engkau mendengar bunyi derap langkah di puncak pohon-pohon kertau itu, maka haruslah engkau keluar bertempur, sebab Allah telah keluar berperang di depanmu untuk memukul kalah tentara orang Filistin.”
16 Dan Daud berbuat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, maka mereka memukul kalah tentara orang Filistin, mulai dari Gibeon sampai Gezer.
17 Lalu termasyhurlah nama Daud di segala negeri, dan TUHAN mendatangkan rasa takut kepadanya atas segala bangsa.
1 Tawarikh 14
Istana dan rumah tangga Daud
1 Hiram, raja negeri Tirus, mengirim utusan kepada Daud dan kayu aras, tukang-tukang batu dan tukang-tukang kayu untuk mendirikan sebuah istana baginya.
2 Lalu tahulah Daud, bahwa TUHAN telah menegakkan dia sebagai raja atas Israel, sebab martabat pemerintahannya terangkat tinggi oleh karena Israel umat-Nya.
3 Daud mengambil lagi beberapa isteri di Yerusalem, dan ia memperanakkan lagi anak-anak lelaki dan perempuan.
4 Inilah nama anak-anak yang lahir bagi dia di Yerusalem: Syamua, Sobab, Natan, Salomo,
5 Yibhar, Elisua, Elpelet,
6 Nogah, Nefeg, Yafia,
7 Elisama, Beelyada dan Elifelet.
Daud memukul kalah orang Filistin
8 Ketika didengar orang Filistin, bahwa Daud telah diurapi menjadi raja atas seluruh Israel, maka majulah semua orang Filistin untuk menangkap Daud. Tetapi Daud mendengar hal itu, lalu majulah ia menghadapi mereka.
9 Ketika orang Filistin itu datang dan mengadakan penyerbuan di lembah Refaim,
10 bertanyalah Daud kepada Allah: “Apakah aku harus maju melawan orang Filistin itu dan akan Kauserahkankah mereka ke dalam tanganku?” TUHAN menjawab: “Majulah, Aku akan menyerahkan mereka ke dalam tanganmu.”
11 Lalu majulah ia ke Baal-Perasim, dan Daud memukul mereka kalah di sana. Berkatalah Daud: “Allah telah menerobos musuhku dengan perantaraanku seperti air menerobos.” Sebab itu orang menamakan tempat itu Baal-Perasim.
12 Orang Filistin itu meninggalkan para allahnya di sana, lalu orang Israel membakarnya habis atas perintah Daud.
13 Ketika orang Filistin menyerbu sekali lagi di lembah itu,
14 maka bertanyalah lagi Daud kepada Allah, lalu Allah menjawab: “Janganlah maju di belakang mereka, tetapi buatlah gerakan lingkaran terhadap mereka, sehingga engkau dapat menyerang mereka dari jurusan pohon-pohon kertau.
15 Dan bila engkau mendengar bunyi derap langkah di puncak pohon-pohon kertau itu, maka haruslah engkau keluar bertempur, sebab Allah telah keluar berperang di depanmu untuk memukul kalah tentara orang Filistin.”
16 Dan Daud berbuat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, maka mereka memukul kalah tentara orang Filistin, mulai dari Gibeon sampai Gezer.
17 Lalu termasyhurlah nama Daud di segala negeri, dan TUHAN mendatangkan rasa takut kepadanya atas segala bangsa.
Martin Selman tepat sekali mengatakan bahwa saat Daud menjadi raja atas Yehuda, ia bukan ancaman serius bagi Filistin. Tetapi, ketika telah menjadi raja atas seluruh Israel, tentu kisahnya beda. Menyadari ancaman itu, bangsa Filistin berinisiatif menyerang Daud lebih dulu, dengan harapan mereka bisa menangkap Daud. Meski demikian, kita melihat bahwa dalam dua kali serangan, Allah menolong Daud sehingga Daud bisa mengalahkan bangsa Filistin dengan gilang-gemilang.
Satu hal menarik dalam perikop ini adalah apa yang Daud lakukan saat berada dalam ancaman. Alih-alih bersikap impulsif, Daud bertanya kepada Tuhan. Dalam penyerangan pertama, ia bertanya kepada Tuhan apakah ia harus maju berperang. Dalam penyerangan kedua, Daud kembali bertanya kepada Allah tentang strategi yang harus ia lakukan. Bukan hanya bertanya, penulis Tawarikh juga mencatat bahwa Daud “berbuat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya” (ay. 16). Sebagai ganjarannya, bukan hanya Allah memberikan kemenangan pada Daud, tapi juga membuatnya menjadi termasyhur.
Penulis Tawarikh sebenarnya sedang mengontraskan Daud dengan Saul. Pada 10:13-14, penulis Tawarikh mencatat bahwa Saul bukan hanya tidak mencari kehendak Allah, tetapi juga meminta petunjuk pada arwah. Catatan ini nampak bertentangan dengan 1 Samuel 28:6, yang mencatat bahwa Saul mencari kehendak Allah, hanya tidak mendapatkan jawaban. Kedua catatan ini sejatinya tidak bertentangan. Penulis Tawarikh berbicara mengenai kecenderungan hati Saul secara umum. Sikap Saul yang lebih memilih pergi kepada petenung menunjukkan bahwa dalam hatinya ada percabangan hati yang serius. Ini jelas berbeda dengan kehidupan Daud, yang diwarnai dengan pencarian kehendak Allah dan ketaatan pada-Nya.
Di antara dua tokoh ini, siapa yang akan kita teladani? Kita mungkin tidak mencari petunjuk pada roh jahat, tapi ketika kita menjalani hidup tanpa melibatkan Allah, kita sebenarnya ada dalam posisi yang sama dengan Saul. Bertanya, bertanya (pada Allah), dan taat! Itu adalah kuncinya.
STUDI PRIBADI: Sejauh apa Anda melibatkan Allah dalam hidup? Apakah hanya untuk hal-hal besar? Ataukah mencakup pula hal-hal kecil kehidupan?
Pokok Doa: Doakan agar anak-anak Tuhan selalu melibatkan Allah dalam setiap aspek kehidupannya, juga menyadari bahwa Allah lah Sang Pemilik Kehidupan.