Ingatlah Karya Tuhan

JUMAT, 18 MARET 2022

“Maka mereka merayakan Paskah pada bulan yang pertama, pada hari yang keempat belas bulan itu, pada waktu senja, di padang gurun Sinai; tepat seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa, demikianlah dilakukan orang Israel.” (Bilangan 9:5)

Bacaan hari ini: Bilangan 9:1-14 | Bacaan setahun: Bilangan 9

Bagian ini menuliskan ketetapan-ketetapan yang perlu diperhatikan dan dilakukan bangsa Israel untuk perayaan Paskah. Penjabaran ketetapan ini ada beberapa hal yang diberikan penekanan khusus, yang meskipun nampak sederhana tetapi merupakan hal esensi bagian ini.

Pertama, penulis menyebut secara detail tentang keterangan waktu pelaksanaan dan siapa yang diperbolehkan dan yang tidak dapat mengikuti perayaan Paskah ini. Keterangan waktu yang dicantumkan penulis bukan semata-mata sebagai data bagi pembaca Alkitab, melainkan menjelaskan bagaimana perayaan Paskah harus dijaga secara konsisten sesuai yang diperintahkan Allah. Sehingga generasi pertama yang mengalami sendiri pengalaman dibawa keluar oleh Allah dari tanah perbudakan di Mesir dapat mewariskan perayaan penting ini kepada generasi selanjutnya, sehingga generasi-generasi mendatang terus memeliharanya dalam hidup mereka. Kedua, kasus beberapa orang yang najis oleh karena mayat, sehingga tidak dapat merayakan Paskah pada hari itu. Dari sini, kita melihat perspektif lain. Dari sisi mereka yang dianggap najis, memperlihatkan sikap hati yang baik ketika menyambut hari perayaan bagi Tuhan. Dengan sikap hati seperti ini, Allah pun beranugerah mempersilahkan mereka untuk merayakan Paskah, meskipun tidak di waktu yang sama dengan yang lain. Jadi, prinsipnya jelas, hanya oleh karena belas kasihan Allah, maka dalam segala kenajisan kita, kita diperbolehkan untuk memuliakan Dia dan berelasi dengan-Nya. Ketiga, menyoroti kebijakan Musa menangani kasus di atas. Sebagai pemimpin, Musa sadar bahwa perayaan Paskah ini bukan tentang dirinya, meskipun dia yang Allah pilih untuk membawa Israel keluar dari Mesir. Musa sadar ketetapan Paskah ini juga menjadi kehendak Allah untuk memutuskannya. Untuk itu, Musa tidak gegabah membuat atau memutuskan ketetapan baru, Musa menunggu suara Allah berbicara. Selain itu, dalam kasus di atas, Musa memperlihatkan hatinya juga memiliki belas kasihan yang Allah miliki.

Kiranya melalui perenungan bagian ini, kita bisa bercermin bagaimana sikap hati kita selama ini dalam memperingati karya Allah.

STUDI PRIBADI: Kenajisan apa yang selama ini menjadi penghalang kita untuk menyambut kebaikan Allah bagi kita? Adakah kita dengan rendah hati memelihara ketetapan Allah?

Pokok Doa: Berdoalah agar umat Tuhan terus memelihara ketetapan Allah dan menghormati setiap Ibadah yang dikerjakannya. Juga Allah membentuk dan mengubah hidup mereka, setelah mereka beribadah kepada-Nya. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *