Sabtu, 16 Januari 2021
Bacaan hari ini: Filemon 1:17-25 Bacaan setahun: Kejadian 39-40, Matius 16
“Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri.” (Filemon 1:17)
Filemon 1:17-25
17 Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri.
18 Dan kalau dia sudah merugikan engkau ataupun berhutang padamu, tanggungkanlah semuanya itu kepadaku–
19 aku, Paulus, menjaminnya dengan tulisan tanganku sendiri: Aku akan membayarnya–agar jangan kukatakan: “Tanggungkanlah semuanya itu kepadamu!” –karena engkau berhutang padaku, yaitu dirimu sendiri.
20 Ya saudaraku, semoga engkau berguna bagiku di dalam Tuhan: Hiburkanlah hatiku di dalam Kristus!
21 Dengan percaya kepada ketaatanmu, kutuliskan ini kepadamu. Aku tahu, lebih dari pada permintaanku ini akan kaulakukan.
22 Dalam pada itu bersedialah juga memberi tumpangan kepadaku, karena aku harap oleh doamu aku akan dikembalikan kepadamu.
Salam
23 Salam kepadamu dari Epafras, temanku sepenjara karena Kristus Yesus,
24 dan dari Markus, Aristarkhus, Demas dan Lukas, teman-teman sekerjaku.
25 Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus menyertai roh kamu!
Kejadian 39
Yusuf di rumah Potifar
1 Adapun Yusuf telah dibawa ke Mesir; dan Potifar, seorang Mesir, pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja, membeli dia dari tangan orang Ismael yang telah membawa dia ke situ.
2 Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu.
3 Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai TUHAN dan bahwa TUHAN membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya,
4 maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf.
5 Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang.
6 Segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apapun selain dari makanannya sendiri. Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.
7 Selang beberapa waktu isteri tuannya memandang Yusuf dengan berahi, lalu katanya: “Marilah tidur dengan aku.”
8 Tetapi Yusuf menolak dan berkata kepada isteri tuannya itu: “Dengan bantuanku tuanku itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia telah menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku,
9 bahkan di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku, dan tiada yang tidak diserahkannya kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau isterinya. Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?”
10 Walaupun dari hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf tidak mendengarkan bujukannya itu untuk tidur di sisinya dan bersetubuh dengan dia.
11 Pada suatu hari masuklah Yusuf ke dalam rumah untuk melakukan pekerjaannya, sedang dari seisi rumah itu seorangpun tidak ada di rumah.
12 Lalu perempuan itu memegang baju Yusuf sambil berkata: “Marilah tidur dengan aku.” Tetapi Yusuf meninggalkan bajunya di tangan perempuan itu dan lari ke luar.
13 Ketika dilihat perempuan itu, bahwa Yusuf meninggalkan bajunya dalam tangannya dan telah lari ke luar,
14 dipanggilnyalah seisi rumah itu, lalu katanya kepada mereka: “Lihat, dibawanya ke mari seorang Ibrani, supaya orang ini dapat mempermainkan kita. Orang ini mendekati aku untuk tidur dengan aku, tetapi aku berteriak-teriak dengan suara keras.
15 Dan ketika didengarnya bahwa aku berteriak sekeras-kerasnya, ditinggalkannyalah bajunya padaku, lalu ia lari ke luar.”
16 Juga ditaruhnya baju Yusuf itu di sisinya, sampai tuan rumah pulang.
17 Perkataan itu jugalah yang diceritakan perempuan itu kepada Potifar, katanya: “Hamba orang Ibrani yang kaubawa ke mari itu datang kepadaku untuk mempermainkan aku.
18 Tetapi ketika aku berteriak sekeras-kerasnya, ditinggalkannya bajunya padaku, lalu ia lari ke luar.”
19 Baru saja didengar oleh tuannya perkataan yang diceritakan isterinya kepadanya: begini begitulah aku diperlakukan oleh hambamu itu, maka bangkitlah amarahnya.
20 Lalu Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan raja dikurung. Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana.
21 Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.
22 Sebab itu kepala penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya.
23 Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil.
Kejadian 40
Mimpi juru minuman dan juru roti
1 Sesudah semuanya itu terjadilah, bahwa juru minuman raja Mesir dan juru rotinya membuat kesalahan terhadap tuannya, raja Mesir itu,
2 maka murkalah Firaun kepada kedua pegawai istananya, kepala juru minuman dan kepala juru roti itu.
3 Ia menahan mereka dalam rumah kepala pengawal raja, dalam penjara tempat Yusuf dikurung.
4 Kepala pengawal raja menempatkan Yusuf bersama-sama dengan mereka untuk melayani mereka. Demikianlah mereka ditahan beberapa waktu lamanya.
5 Pada suatu kali bermimpilah mereka keduanya–baik juru minuman maupun juru roti raja Mesir, yang ditahan dalam penjara itu–masing-masing ada mimpinya, pada satu malam juga, dan mimpi masing-masing itu ada artinya sendiri.
6 Ketika pada waktu pagi Yusuf datang kepada mereka, segera dilihatnya, bahwa mereka bersusah hati.
7 Lalu ia bertanya kepada pegawai-pegawai istana Firaun yang ditahan bersama-sama dengan dia dalam rumah tuannya itu: “Mengapakah hari ini mukamu semuram itu?”
8 Jawab mereka kepadanya: “Kami bermimpi, tetapi tidak ada orang yang dapat mengartikannya.” Lalu kata Yusuf kepada mereka: “Bukankah Allah yang menerangkan arti mimpi? Ceritakanlah kiranya mimpimu itu kepadaku.”
9 Kemudian juru minuman itu menceritakan mimpinya kepada Yusuf, katanya: “Dalam mimpiku itu tampak ada pohon anggur di depanku.
10 Pohon anggur itu ada tiga carangnya dan baru saja pohon itu bertunas, bunganya sudah keluar dan tandan-tandannya penuh buah anggur yang ranum.
11 Dan di tanganku ada piala Firaun. Buah anggur itu kuambil, lalu kuperas ke dalam piala Firaun, kemudian kusampaikan piala itu ke tangan Firaun.”
12 Kata Yusuf kepadanya: “Beginilah arti mimpi itu: ketiga carang itu artinya tiga hari;
13 dalam tiga hari ini Firaun akan meninggikan engkau dan mengembalikan engkau ke dalam pangkatmu yang dahulu dan engkau akan menyampaikan piala ke tangan Firaun seperti dahulu kala, ketika engkau jadi juru minumannya.
14 Tetapi, ingatlah kepadaku, apabila keadaanmu telah baik nanti, tunjukkanlah terima kasihmu kepadaku dengan menceritakan hal ihwalku kepada Firaun dan tolonglah keluarkan aku dari rumah ini.
15 Sebab aku dicuri diculik begitu saja dari negeri orang Ibrani dan di sinipun aku tidak pernah melakukan apa-apa yang menyebabkan aku layak dimasukkan ke dalam liang tutupan ini.”
16 Setelah dilihat oleh kepala juru roti, betapa baik arti mimpi itu, berkatalah ia kepadanya: “Akupun bermimpi juga. Tampak aku menjunjung tiga bakul berisi penganan.
17 Dalam bakul atas ada berbagai-bagai makanan untuk Firaun, buatan juru roti, tetapi burung-burung memakannya dari dalam bakul yang di atas kepalaku.”
18 Yusuf menjawab: “Beginilah arti mimpi itu: ketiga bakul itu artinya tiga hari;
19 dalam tiga hari ini Firaun akan meninggikan engkau, tinggi ke atas, dan menggantung engkau pada sebuah tiang, dan burung-burung akan memakan dagingmu dari tubuhmu.”
20 Dan terjadilah pada hari ketiga, hari kelahiran Firaun, maka Firaun mengadakan perjamuan untuk semua pegawainya. Ia meninggikan kepala juru minuman dan kepala juru roti itu di tengah-tengah para pegawainya:
21 kepala juru minuman itu dikembalikannya ke dalam jabatannya, sehingga ia menyampaikan pula piala ke tangan Firaun;
22 tetapi kepala juru roti itu digantungnya, seperti yang ditakbirkan Yusuf kepada mereka.
23 Tetapi Yusuf tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu, melainkan dilupakannya.
Matius 16
Orang Farisi dan Saduki meminta tanda
1 Kemudian datanglah orang-orang Farisi dan Saduki hendak mencobai Yesus. Mereka meminta supaya Ia memperlihatkan suatu tanda dari sorga kepada mereka.
2 Tetapi jawab Yesus: “Pada petang hari karena langit merah, kamu berkata: Hari akan cerah,
3 dan pada pagi hari, karena langit merah dan redup, kamu berkata: Hari buruk. Rupa langit kamu tahu membedakannya tetapi tanda-tanda zaman tidak.
4 Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.” Lalu Yesus meninggalkan mereka dan pergi.
Tentang ragi orang Farisi dan Saduki
5 Pada waktu murid-murid Yesus menyeberang danau, mereka lupa membawa roti.
6 Yesus berkata kepada mereka: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki.”
7 Maka mereka berpikir-pikir dan seorang berkata kepada yang lain: “Itu dikatakan-Nya karena kita tidak membawa roti.”
8 Dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata: “Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Hai orang-orang yang kurang percaya!
9 Belum juga kamu mengerti? Tidak kamu ingat lagi akan lima roti untuk lima ribu orang itu dan berapa bakul roti kamu kumpulkan kemudian?
10 Ataupun akan tujuh roti untuk empat ribu orang itu dan berapa bakul kamu kumpulkan kemudian?
11 Bagaimana mungkin kamu tidak mengerti bahwa bukan roti yang Kumaksudkan. Aku berkata kepadamu: Waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki.”
12 Ketika itu barulah mereka mengerti bahwa bukan maksud-Nya supaya mereka waspada terhadap ragi roti, melainkan terhadap ajaran orang Farisi dan Saduki.
Pengakuan Petrus
13 Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?”
14 Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.”
15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?”
16 Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!”
17 Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.
18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.
19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.”
20 Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapapun bahwa Ia Mesias.
Pemberitahuan pertama tentang penderitaan Yesus dan syarat-syarat mengikut Dia
21 Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
22 Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.”
23 Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”
24 Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
25 Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
26 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
27 Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.
28 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya.”
Pada ayat 17, kita mendapati bahwa Paulus mempunyai permintaan kepada anak rohaninya, yakni Filemon, agar mau memaafkan dan menerima Onesimus sebagai saudaranya (yang sebelumnya status Onesimus adalah budaknya). Tentu, Paulus tahu apa yang telah dilakukan Onesimus sebelumnya, hal ini terlihat dari beberapa ayat, yakni: sebagai budak ia tidak berguna. Onesimus mengakibatkan kerugian bagi Filemon dan yang Paulus yakin: hal itu tidak dapat dibayar oleh Onesimus sehingga dia mengatakan bebankan kepada dirinya. Bahkan hal yang fatal adalah Onesimus lari dari tanggung jawabnya. Dengan mengetahui situasi yang seperti ini, Paulus tetap meminta Filemon untuk dapat menerima kembali Onesimus bahkan dengan status yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Permintaan Paulus ini menuntut harga yang mahal dan terkadang sangat menyakitkan. Namun Paulus yakin bahwa Filemon bisa melakukan permintaannya. Paulus mengenal karakter Filemon yang saleh, dan Paulus percaya akan ketaatan Filemon, karena itu ia berharap anak rohaninya akan melakukan dengan sukarela apa yang ia minta. Tentunya potret ini juga dapat menjadi bagian dari setiap kita sebagai orang percaya. Sikap yang mau memaafkan orang yang bersalah kepada kita dan menerimanya sebagai saudara di dalam Kristus bukanlah perkara mudah namun itu akan mampu terealisasi jika kita hidup dalam kasih Kristus.
Bagaimanakah sikap Anda terhadap orang yang telah merugikan dan bersalah kepada Anda? Jika saat ini, Tuhan meminta kepada Anda untuk memaafkan dan menerimanya kembali sebagai saudara di dalam Tuhan, apakah Anda mau? Marilah kita nyatakan ketaatan kita sebagai anak-anak Tuhan dengan melakukan apa yang Tuhan minta untuk kita lakukan. Walaupun untuk itu ada harga yang harus kita bayar, dan bahkan itu mahal harganya dan mungkin sangat menyakitkan. Namun, Tuhan mau agar kita melakukanya dengan rela apa yang Ia minta, sebagaimana Tuhan telah melakukan untuk kita, yakni mau mengampuni dan menerima kita sebagai adanya untuk menjadi umat tebusan-Nya.
STUDI PRIBADI : Apakah yang diharapkan oleh Paulus terhadap Filemon?
Pokok Doa: Berdoalah bagi jemaat Tuhan agar mereka tetap percaya dan bersandar kepada Firman Tuhan dalam menjalani kehidupan mereka setiap hari.