Sukacita Seiring Dengan Raya Syukur

Senin, 07 Desember 2020

Bacaan hari ini: 1 Tesalonika 2:13-20 | Bacaan setahun: Daniel 4-6



“... kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia... sebagai firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya.” (1 Tes. 2:13)

Persoalan yang dihadapi oleh Paulus adalah adanya kerinduan yang besar untuk mengunjungi Jemaat Tesalonika, namun dia tidak dapat hadir di tengah-tengah mereka.

Paulus sadar bahwa dirinya memiliki hubungan yang hangat dengan jemaat di sana. Sungguh-sungguh, karena kerinduan yang besar, Paulus berusaha kuat untuk menyampaikan keinginannya yang besar sehingga dapat bersekutu dengan mereka. Paulus bahkan menggunakan istilah yang tepat, rindu (epithymia, yang di dalam Perjanjian Baru pada umumnya berarti mendambakan). Bahkan hal itu juga terlihat dari pernyataan Paulus, “Aku, Paulus,” malahan menunjukkan perhatian pribadinya dan lebih dari sekali, secara harafiah berarti telah “berulang-ulang”. Di sisi lain, Paulus juga menunjukkan bahwa Iblis telah mencegahnya dengan berbagai cara, sehingga ia tidak dapat bertemu dengan Jemaat Tesalonika. Pernyataan ini menunjukkan akan peranan Iblis sebagai musuh Allah, yang selalu ingin menghancurkan persekutuan di antara umat-Nya. Bagaimana Paulus bisa dicegah? Melalui penyakit ataupun melalui permusuhan di Atena sehingga Paulus tidak bisa pergi; namun dengan teguh mempercayai kedaulatan Allah, sang rasul tidak pernah menganggap ringan kejahatan, khususnya kejahatan yang termasuk pekerjaan Iblis. Untuk itu, Paulus tetap mengajak Jemaat Tesalonika selalu bersyukur kepada Allah. Ucapan syukur yang sama dengan dua kata diterjemahkan sebagai menerima: yang pertama (paralambano, artinya menerima secara formal dan lahiriah), sedangkan yang berikutnya (dechomai, yang berarti menerima dengan sukarela dan batiniah).

Marilah, ketika kita melewati perjalanan kehidupan ini, kita semakin belajar untuk bersyukur kepada Allah, yang selalu memimpin perjalanan kehidupan kita. Karena dengan menaikkan rasa syukur kepada Allah, kita akan menikmati sukacita yang tidak dipengaruhi oleh kondisi dan situasi yang kita alami. Melainkan sukacita yang berasal dari Allah dan menguasai hidup kita.

STUDI PRIBADI :
(1) Apakah yang dapat kita pelajari dari perenungan bagian Firman Tuhan ini?
(2) Catatlah alasan-alasan mengapa Anda bersyukur saat ini.

Berdoalah: Tuhan Yesus, Allah Bapa Pencipta kami, terima kasih atas segala berkat dan penyertaan-Mu di dalam kehidupan kami, sehingga kami boleh ada sampai saat ini, Amin.  

Sharing Is Caring :

One thought on “Sukacita Seiring Dengan Raya Syukur

  1. izle says:

    I really like and appreciate your article post. Much thanks again. Really Cool. Norine Rudolfo Denton

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *