Menunggu Janji Pasti

Sabtu, 06 Juni 2020

Bacaan hari ini: Kisah Para Rasul 1:1-5 | Bacaan setahun: 1 Tawarikh 9-10, 2 Korintus 8



“Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang demikian kata-Nya, ‘telah kamu dengar dari pada-Ku.’” (Kis. 1:4, ITB)

Berbeda dengan orang pada umumnya, melalui penyelidikan yang seksama Lukas mencatatkan kepada Teofilus dan kita bagaimana Yesus mewanti-wanti (berpesan dengan sangat, red) para murid agar tidak pergi kemana-mana untuk menantikan janji Bapa, janji yang sebelumnya telah disampaikan-Nya dalam pengajaran-Nya, janji tentang adanya Penolong dan Penghibur, janji bahwa Yesus takkan membiarkan murid-murid-Nya sendirian sebagai yatim-piatu (baca. Yohanes 14:15-31) dan Yesus menepatinya. Bahkan, masih banyak janji Yesus lainnya yang ada di dalam Alkitab, dan kita dapat meyakini bahwa Yesus tidak sekadar berjanji, Yesus pasti akan menepati setiap janji-Nya. Apabila Yesus berjanji memberikan pertolongan, maka pertolongan-Nya akan datang tepat pada waktu-Nya; apabila Ia berjanji menjawab doa kita, maka Ia akan menepati menurut waktu, kedaulatan, dan cara-Nya. Apabila Yesus berjanji sebagai Imanuel, Ia akan melakukannya dengan tepat. David Livingstone menulis dalam catatan hariannya: “Apa yang membuat saya bertahan dalam segala kesesakan dan segala kesulitan ini? Karena ada janji paling terpuji dari Seorang yang paling beradab yang berkata: “Aku akan menyertai sampai akhir Zaman…”

Sebuah lagu rohani populer liriknya berbunyi, “janjiMu s’perti fajar pagi hari, yang tiada pernah terlambat bersinar”, mengingatkan bahwa janji Tuhan itu pasti, layak untuk dinanti dengan sukacita dan keyakinan penuh, dan tidak sekalipun Tuhan pernah ingkar atau melalaikan janji-Nya, bahkan ketika fajar pagi tidak terlihat karena tersaput awan kelabu, tetap ada matahari di balik awan itu. Seperti itulah janji Tuhan. Dalam penantiannya, para murid menanti-nanti pun tidak sekadar menunggu dan menghabiskan waktu dengan percuma, namun menanti dengan penuh harap dan percaya. Dicatatatkan bahwa dalam penantian itu, “Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus” (Act. 1:14, ITB).

STUDI PRIBADI :
(1) Adakah janji Tuhan yang tidak pasti dalam hidup Anda?
(2) Bagaimana sikap dan tindakan Anda dalam menantikan janji Tuhan?

Berdoalah : Tuhan, tolong setiap anak-anak-Mu yang terpanggil agar mereka setia dan taat di dalam memberitakan Injil di ladang pelayanan yang Engkau percayakan kepada mereka, Amin.

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *