Rabu, 11 September 2019
Bacaan hari ini: Hosea 1 | Bacaan setahun: Mazmur 101-102, Wahyu 11
“Ketika TUHAN mulai berbicara dengan perantaraan Hosea, berfirmanlah Ia... Pergilah, kawinilah Seorang perempuan sundal dan perankanlah Anak-anak sundal, karena negeri ini bersundal hebat dengan membelakangi TUHAN.” (Hosea 1:2)
Hosea 1
Judul
Mazmur 101
Seorang raja bernazar
Mazmur 102
Doa minta tolong dan doa untuk Sion
Wahyu 11
Dua saksi Allah
Hosea adalah nabi di Kerajaan Utara yaitu Israel pada tahun 1753- 715 SM. Di bawah pemerintahan Yerobeam II, Kerajaan Utara menjadi makmur secara materi, tetapi rusak secara rohani.
Allah memerintahkan Hosea mengawini seorang perempuan yang nantinya tidak akan setia kepadanya dan akan membuat Hosea berkali-kali sakit hati. Sulit membayangkan perasaan Hosea ketika Allah menyuruhnya mengawini seorang perempuan yang tidak akan setia kepadanya. Bisa saja dia tidak ingin melakukan hal itu, tapi dia taat. Ketaatan Hosea kepada Allah diwujudkan dengan menikahi Gomer. Gomer melahirkan seorang anak laki-lagi bagi Hosea dan nama ketiga anak mereka merupakan tanda- tanda nubuat tentang Isarel: Yizreel (Allah mencerai beraikan), Lho- Ruhama (=tidak dikasihi), dan Lo-Ami (=bukan umat-Ku). Nama-nama ini menggambarkan penolakan Allah terhadap umat Israel, dan Allah tidak mengampuni mereka (ayat 6). Sama seperti istri Hosea, Gomer tidak setia kepadanya, demikian juga bangsa Isarel tidak setia kepada Allah.
Penyembahan berhala oleh Isarel adalah laksana perzinahan. Mereka mengusahakan hubungan gelap dengan Asyur dan Mesir untuk mengejar kekuatan Militer, dan mereka mencampur penyembahan pada Baal dengan penyembahan kepada Allah. Akibat dosa bangsa Israel, hubungan mereka dengan Allah terputus dan perjanjian dengan Allah telah hancur. Allah harus bersikap benar dan adil, dengan menghukum mereka karena dosa.
Melihat dari kehidupan bangsa Isarel yang membelakangi Allah dan tidak setia kepada-Nya, mengingatkan kita juga bahwa seringkali dengan mudahnya kita tidak menghargai hubungan istimewa kita dengan Allah dan mengejar mimpi-mimpi dan tujuan-tujuan hidup yang tidak menyertakan Dia. Janganlah kita mengizinkan kemakmuran mengurangi kasih kita kepada Allah, dan janganlah mengizinkan kesuksesan membuat kita buta akan kasih-Nya yang begitu besar bagi kita. Hiduplah setia karena Tuhan sudah terlebih dahulu setia kepada kita, sehingga Ia rela mengorbankan diri-Nya, mati di salib untuk kita yang berdosa.
STUDI PRIBADI :
(1) Apakah artinya hidup setia di hadapan Tuhan ?
(2) Sudahkah Anda setia kepada Tuhan ?
Pokok Doa : Berdoalah bagi kehidupan orang percaya dimanapun, sehingga mereka tetap memiliki komitmen yang teguh untuk hidup setia hanya kepada Tuhan, seperti Tuhan yang sudah terlebih dahulu setia kepada mereka.