Minggu, 01 September 2019
Bacaan hari ini: Daniel 3 | Bacaan setahun: Mazmur 77-78, Wahyu 1
“Janganlah kamu membuat berhala bagimu, dan patung atau tugu berhala janganlah kamu dirikan bagimu, juga batu berukir janganlah kamu tempatkan di negerimu untuk sujud menyembah kepadanya, sebab Akulah Tuhan Allahmu.” (Imamat 26:1)
Daniel 3
Perapian yang menyala-nyala
Mazmur 77
Perbuatan Allah di masa lampau
Mazmur 78
Pelajaran dari sejarah
Wahyu 1
Judul
Mengikut Yesus bukanlah suatu perkara yang mudah. Ada begitu banyak tantangan yang dihadapi dan tentunya tantangan tersebut menuntut sebuah kesetiaan, sehingga tidak jarang tantangan tersebut menggoyahkan iman kita.
Tantangan iman juga dihadapi oleh Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, yaitu mereka harus menyembah patung yang dibuat oleh Nebukadnezar. Perintah ini tidak dilakukan oleh Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Iman yang mereka miliki mendorong mereka untuk tidak mematuhi apa yang sudah ditetapkan oleh raja. Ketika hal ini diketahui raja, raja marah besar. Meski demikian, raja masih memberi kesempatan kepada mereka untuk menyembah patung atau tidak, mereka bisa memilih: mau hidup atau mati. Akhirnya, mereka tetap tidak melakukan perintah raja.
Karena pilihannya, Sadrakh, Mesakh, Abednego harus menanggung konsekuensi dibuang ke perapian yang menyala-nyala. Mereka tidak mau mematuhi perintah raja karena tidak sesuai dengan perintah Allah (Kel. 20:3-5). Mereka tetap setia walaupun nyawa mereka terancam. Kesetiaan mereka terlihat dari respons mereka terhadap raja (ayat 16-18). Ketidak-patuhan mereka kepada perintah raja menunjukkan kesetiaan ketiga orang ini kepada Tuhan. Terjemahan “seandainya tidak” dalam bagian ini bukan berarti bahwa Sadrakh, Mesakh, dan Abednego meragukan Tuhan, tetapi menekankan bahwa ketiga orang ini menyerahkan masa depan mereka ke dalam tangan Tuhan, bukan kepada Nebukadnezar.
Terkadang dalam kehidupan ini, seringkali kita diperhadapkan dengan berbagai pilihan dan terkadang pilihan-pilihan tersebut membuat kita tidak setia kepada Tuhan dan melanggar perintah Tuhan. Belajar dari Sadrakh, Mesakh, dan Abednego ini: bagaimana kita harus mempertahankan iman dan kesetiaan kita kepada Tuhan dalam masa-masa sulit. Kita tahu bahwa Allah telah menunjukkan kesetiaan-Nya terhadap Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, maka Allah pun melakukan hal yang sama terhadap kita. Allah tidak pernah membiarkan kita berjuang sendiri melalui tantangan.
STUDI PRIBADI : Bagaimana respons Sadrakh, Mesakh & Abednego ketika diperintahkan menyembah patung yang dibuat raja ? Bagaimana respons kita terhadap masalah hidup ?
Pokok Doa : Berdoa untuk orang-orang Kristen yang hidup di tengah-tengah keluarga yang belum percaya kepada Tuhan sehingga melalui kehadirannya dapat menjadi saksi bagi anggota keluarganya yang masih belum percaya.