Kamis, 22 Agustus 2019
Bacaan hari ini: Yehezkiel 40 | Bacaan setahun: Mazmur 51-52, 1 Yohanes 4
”Hai anak manusia, lihatlah dengan teliti dan dengarlah dengan sungguh-sungguh dan perhatikanlah baik-baik segala sesuatu yang akan kuperlihatkan kepadamu.” (Yehezkiel 40:4b)
Setelah 25 tahun Yehuda ditawan di pembuangan, Tuhan membawa Yehezkiel melalui penglihatan ilahi ke tanah Israel, yaitu Kanaan, untuk memperlihatkan sebuah bangunan Bait Suci. Bait Suci yang sama yang Tuhan perlihatkan sebelumnya (Yeh. 10:19), di mana kemuliaan Tuhan meninggalkan Bait Suci itu, yang menggambarkan bahwa Tuhan telah meninggalkan umat-Nya yang selalu mendukai hati-Nya. Tapi Tuhan yang begitu mengasihi umat-Nya datang kembali ke tengah-tengah umat-Nya, melalui penggambaran kehadiran Tuhan kembali di Bait Suci yang sama yang diperlihatkan kepada Yehezkiel.
Terlepas dari berbagai pendapat apakah penglihatan Yehezkiel ini harus ditafsirkan secara simbolik atau harafiah, namun penglihatan ini bertujuan untuk memberikan janji dan pengharapan bagi bangsa Israel yang sedang dalam pembuangan. Sebab dibangunnya kembali Bait Suci merupakan pertanda bahwa Tuhan akan memulihkan keadaan umat-Nya. Melalui penglihatan ini, Tuhan menjanjikan bahwa umat-Nya akan kembali untuk selamanya ke tanah milik mereka sendiri.
Allah yang tidak ingin umat-Nya jauh dari pada-Nya, datang kembali untuk memulihkan relasi-Nya dengan umat-Nya. Umat Tuhan berulang kali menyakiti hati Tuhan, namun Tuhan selalu menjadi pihak yang menjadi inisiator pemulihan relasi dengan umat-Nya. Inisiatif pertama selalu datang dari pihak Tuhan. Bukankah sejak kejatuhan manusia pertama, Tuhan sendiri juga yang menjanjikan keselamatan bagi umat-Nya?
Bukan hanya pada zaman nabi Yehezkiel saja Tuhan menjadi inisiator pemulihan relasi, saat ini kita memiliki relasi yang telah dipulihkan dengan Bapa di surga. Relasi manusia dengan Tuhan telah rusak ketika manusia pertama jatuh ke dalam dosa, namun Yesus datang untuk memulihkan relasi itu, menjadi pendamai antara Bapa dan umat-Nya. Keselamatan melalui kematian Yesus adalah inisiatif Allah sendiri. Bukankah selayaknya kita yang sudah diselamatkan harus mengerjakan tugas keselamatan kita dengan setia sehingga relasi intim dengan Tuhan tetap terjaga?
STUDI PRIBADI :
(1) Bagaimanakah relasi kita dengan Tuhan saat ini ?
(2) Apa yang harus kita lakukan supaya relasi kita dengan Tuhan tetap intim ?
Pokok Doa : Berdoalah supaya setiap anak Tuhan hidup setia dan sanggup menjaga relasi yang semakin hari semakin intim dengan Tuhan, sehingga mengerti apa yang menjadi kehendak-Nya.