Rabu, 07 Agustus 2019
Bacaan hari ini: Yehezkiel 24 | Bacaan setahun: Mazmur 16-18, Yakobus 2
“Aku, TUHAN, yang mengatakannya... Aku yang akan membuatnya. Aku tidak melalaikannya dan tidak merasa sayang, juga tidak menyesal. Aku akan menghakimi engkau menurut perbuatanmu, demikianlah firman Tuhan ALLAH.” (Yehezkiel 24:14)
Yehezkiel 24
Lambang kuali yang berkarat
Mazmur 16
Bahagia orang saleh
Mazmur 17
Diburu dengan tak bersalah
Mazmur 18
Nyanyian syukur Daud
Yakobus 2
Jangan memandang muka
Ayat 1 tertulis: pada tahun kesembilan, dalam bulan kesepuluh, pada tanggal sepuluh bulan itu. Inilah waktu Nebukadnezar, raja Babel menyerang kerajaan Yehuda untuk ketiga kalinya dan mengepung kota Yerusalem, sekitar tahun 588 SM. Dan inilah serangan terakhir yang menghancurkan kerajaan Yehuda dari sejarah. Di sini Tuhan memberikan perumpamaan, bahwa Yehuda seperti daging di dalam kuali yang sedang dimasak di atas api. Secara harafiah adalah tentang keadaan mereka yang terjepit, tidak ada jalan keluar, mereka hanya menjadi “makanan empuk” buat Babel. Sedangkan secara rohani, bahwa mereka memang sedang di dalam penghukuman Tuhan (6-14) karena dosa mereka besar, dan Tuhan telah berulangkali memperingati akan dosa mereka, namun mereka tidak mau bertobat, sehingga akhirnya penghukuman itu datang.
Selanjutnya kita melihat peristiwa kematian istri nabi Yehezkiel, yang telah dinubuatkan oleh Allah terlebih dahulu kepada nabi Yehezkiel, bahkan nabi Yehezkiel disuruh untuk berlaku aneh, yaitu tidak boleh berkabung, tidak boleh menangis, tetapi hidup seperti biasa seolah tidak terjadi apa- apa. Demikian hati Tuhan, tidak merasa sakit atau sedih karena kematian kekasih Tuhan, bangsa Israel, Yehuda, Yerusalem dan Bait Allah. Orang- orang Yehuda yang tinggal di Babel juga beraktivitas seperti biasanya, mereka tidak tahu, mereka juga melakukan aktivitas seperti setiap harinya (ayat 20-24). Hanya saja, pada akhirnya mereka tahu, dan Yehezkiel dapat berterus terang kepada mereka (ayat 27).
Sebagi orang Kristen, kita haruslah hidup berhati-hati, jangan bermain dengan dosa. Mengapa demikian? Karena kita telah diampuni oleh Tuhan, melalui pengorbanan Kristus. Apabila kita hidup di dalam dosa, maka makin hari, kita makin berkecimpung dalam dosa. Tentu Tuhan akan muak dengan diri kita; mulut mengakui percaya Tuhan, umat Tuhan, tetapi kelakuan kita jauh dari Tuhan, sehingga kita tidak akan luput dari hukuman; suatu hari pasti akan menuaikan penghukuman yang adil dari Allah, karena Allah kita adalah Allah yang adil, tidak bisa disuap.
STUDI PRIBADI :
(1) Adakah dosa apa yang harus kita tinggalkan ?
(2) Karena Kristus telah mati bagi dosa-dosa kita, apakah pantas kita melukai-Nya dengan berbuat dosa?
Pokok Doa : Berdoalah bagi segenap jemaat Tuhan agar hidup tetap setia, bersandar penuh dan berharap hanya kepada Tuhan, di tengah berbagai pergumulan hidup ini.