Senin, 10 Juni 2019
Bacaan hari ini: Yeremia 20 | Bacaan setahun: 1 Tawarikh 17-18, 2 Korintus 12
“Aku diolok setiap orang, dihina dari pagi sampai petang. Setiap kali aku berbicara, aku harus berteriak sekuat tenaga, ‘Kekejaman! Bencana!’ TUHAN, aku diejek dan dihina setiap waktu, karena menyampaikan pesan-Mu.” (Yeremia 20:7b-8, BIS)
Yeremia dikenal juga sebagai “a weeping prophet”, nabi yang hampir selalu meratap di sepanjang hidup dan pelayanannya. Karenanya, keluh kesah yang disampaikannya di hadapan Tuhan mewakili bagaimana “galaunya” seorang Yeremia. Tekanan atas “pekerjaan” yang Tuhan berikan seolah-olah tidak putus-putus sehingga ia merasa adalah lebih baik tidak dilahirkan ke dunia ini (ay. 14-18). Secara literal, dicatatkan bagaimana ia harus berteriak sekuat tenaga untuk menegur Israel atas kekejaman, aniaya, dan ketidaksetiaan mereka, serta dalam meyakinkan Israel tentang malapetaka yang akan menimpa. Bila melihat kembali pada panggilan kenabiannya sejak masa mudanya (band. Yer. 1:4-10 dan 20:7) hingga pada saat keluh kesahnya, sebagai manusia sangatlah wajar bila seandainya Yeremia menyerah dan mengundurkan diri dari tugas yang Tuhan percayakan, karena seolah-olah ia telah gagal dan menjadi orang asing bagi bangsanya. Alih-alih menjadi lemah dan menyerah di hadapan manusia, Yeremia pada akhirnya memasrahkan dan menyerahkan dirinya kepada Tuhan, sebagaimana ditulis, “maka pesan-Mu bagaikan api yang membara di hati sanubari. Telah kucoba menahannya, tapi ternyata aku tak kuasa” (Yer. 20:9, BIS).
Panggilan untuk menyampaikan kebenaran Firman bukan hanya milik hamba Tuhan, tapi berlaku bagi setiap orang Kristen yang telah mengalami anugerah Allah, diselamatkan dalam Kristus Yesus, serta dewasa dalam iman tanpa kompromi. Apapun situasi dan resikonya tentu dengan hikmat, keberanian dan keyakinan bahwa Tuhan menyertai, dan menolong (ay. 11-13). Tidak hanya lewat kata tetapi lewat aksi dan tindakan nyata. Hidup dan belajarlah seperti Yeremia yang jujur, saleh, dan memiliki kepekaan (11:18- 12:6; 15:10-21; 17:12-18; 18:18-23; dan 20:7-18) serta meyakini panggilan kenabiannya secara mutlak (16:1-9), penuh keberanian menyampaikan meskipun diolok dan dicela. Kiranya tangan Tuhan yang kuat menyertai dan menopang para hamba-Nya.
STUDI PRIBADI :
(1) Bagaimana Anda menghidupi panggilan Tuhan untuk menyampaikan kebenaran-Nya ?
(2) Apa yang Anda lakukan bila dihadapkan situasi yang sulit/dilematis ?
Pokok Doa : Berdoalah bagi para hamba Tuhan agar mereka tetap semangat dalam memberitakan Firman Tuhan yang benar, berani untuk menyatakan kebenaran dan hidup setia di hadapan-Nya, Amin.