Hamba Yang Menderita

Rabu, 08 Mei 2019

Bacaan hari ini: Yesaya 52-53 | Bacaan setahun: 2 Samuel 23-24, Roma 11

 

“Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.” (Yesaya 53:10)

Penderitaan adalah hal yang sangat dihindari oleh semua orang. Tak seorangpun ingin menjalani kehidupan dengan menderita. Karena itu orang-orang akan berusaha sebisa mungkin untuk menghindari penderitaan dalam hidupnya. Namun sebagai orang Kristen, kita melihat bahwa Tuhan yang kita sembah menanggung penderitaan ketika hidup di dunia. Penderitaan yang dialami Yesus mencakup tiga aspek.

Pertama, penderitaan secara emosional (ayat 23). Yesus datang ke dunia kepada manusia yang adalah milik-Nya, namun manusia justru menolak-Nya. Ia direndahkan dan dihina oleh orang-orang yang ingin Ia selamatkan. Bahkan Ia dikhianati dan ditinggalkan oleh murid-murid yang telah berjanji akan mengikut-Nya sampai mati. Karena itulah terjemahan Bahasa Inggris di ayat 3 menyebut-Nya sebagai man of sorrow (orang yang dipenuhi rasa duka).

Kedua, penderitaan secara fisik. Ayat 5 menggambarkan mengenai siksaan secara fisik yang akan dialami oleh Mesias. Bilur merupakan luka goresan yang diakibatkan oleh cambuk. Hal ini menggambarkan luka yang dialami Yesus ketika ditangkap. Yesus dipukul, dicambuk hingga tubuh-Nya penuh luka yang berdarah, dan juga dipaksa untuk memikul salib ke bukit Golgota.

Ketiga, penderitaan secara spiritual. Dalam ayat 6 dikatakan, “Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.” Yesus yang tanpa dosa dibuat menjadi dosa, supaya manusia berdosa dapat dibenarkan oleh Allah (2 Kor. 5:21). Yesus, yang adalah Allah dan selalu bersama dengan Bapa, mengalami saat dimana Ia harus terpisah dengan Bapa ketika Ia menggantikan manusia menanggung hukuman dosa di kayu salib.

Penderitaan yang ditanggung Yesus menunjukkan bahwa Dia adalah Allah yang mengasihi manusia dengan sempurna. Dia memberikan nyawa-Nya sendiri untuk menebus dosa kita. Melalui penderitaan Yesus, kita melihat betapa besar kasih pengampunan Allah, sekaligus betapa berat hukuman dosa yang seharusnya kita tanggung.

STUDI PRIBADI :
(1) Yesus rela menanggung penderitaan yang tidak seharusnya Ia tanggung. Apa respons kita ?
(2) Maukah kita mengikut Yesus, hidup bagi-Nya dalam segala kondisi ?

Pokok Doa : Berdoalah bagi jemaat Tuhan agar dapat mensyukuri anugerah keselamatan yang telah diterima melalui pengorbanan di atas kayu salib dengan hidup benar dan setia di hadapan-Nya, Amin.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *