Kamis, 21 Februari 2019
Bacaan hari ini: Amsal 26, Bacaan setahun: Bilangan 3-4, Lukas 8
“Seperti anjing kembali ke muntahnya, demikianlah orang bebal yang mengulangi kebodohannya.” (Amsal 26:11)
Amsal yang kita renungkan hari ini menjelaskan perbedaan orang bebal dan orang bijaksana. Siapakah orang bebal itu? Amsal menyatakan bahwa orang bebal adalah orang yang tidak belajar dari kesalahan. Meskipun orang lain sudah menegur atau menasihati, tipe orang ini sama sekali tidak mempedulikan. Dalam ayat 10-11 mengatakan bahwa orang bebal adalah orang yang tidak berguna dan bertahan dalam kesalahannya. Orang bebal tidak sadar ketika ia melakukan kesalahan, ia justru mengulangi kesalahannya menjadi sebuah kebiasaan. Orang bebal digambarkan seperti hewan, yakni anjing yang kembali pada muntahnya. Maksud dari penggambaran ini adalah orang yang kembali mengulangi kebodohan yang sama berulang-ulang. Mereka justru merasa kesalahan yang dilakukan berulang-ulang ini adalah hal yang benar.
Orang yang bebal dalam pasal yang kita renungkan pada hari ini digambarkan sebagai seorang yang merasa diri paling benar, tidak membutuhkan nasihat dan pengajaran dari orang lain (bdk. Ams. 26:16). Karena mereka tidak mau mendengar dan tidak mau berubah, maka mereka tidak akan bisa melakukan kebenaran. Firman Tuhan yang kita renungkan hari ini mengingatkan kita untuk selalu memiliki kerendahan hati untuk belajar dan menerima teguran dari orang lain.
Marilah kita menghindarkan diri dari menganggap diri yang paling tahu akan semua hal. Ketika kita menganggap diri yang paling benar atau paling bisa segalanya, kita akan terjerumus dalam kesombongan. Kita perlu mengingat bahwa terkadang Tuhan bisa memakai teguran dan nasihat, baik yang berasal dari orang lain atau melalui perenungan firman Tuhan untuk menjadikan kita semakin berkenan di hadapan Tuhan dan hidup dalam kebenaran. Mari kita izinkan kebenaran Tuhan yang tiap hari kita renungkan dan juga kita dengar dalam kotbah setiap Minggu, untuk dapat mentransformasi kehidupan kita. Kiranya Roh Kudus menerangi hati kita untuk dapat selalu rendah hati dan terus belajar melakukan kebenaran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
STUDI PRIBADI :
(1) Dalam hal apa, Anda sukar mendengar teguran dari orang lain atau dari perenungan firman?
(2) Apa komitmen spesifik Anda untuk hidup dalam kebenaran Tuhan?
Pokok Doa : Doakan supaya kita memiliki hati yang takut akan Tuhan, setia kepada-Nya, dan memiliki kerendahan hati untuk menjadi orang yang terus menerus mau belajar, semakin hari semakin serupa dengan Kristus.