Minggu, 10 Februari 2019
Bacaan hari ini: Amsal 15, Bacaan setahun: Imamat 8-10, Markus 13
“Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat.” (Amsal 15:13)
Orang-orang Israel melihat hati bukan dalam bentuk fisiologis namun dalam bentuk metaforis (bukan dalam arti yang sebenarnya, red). Bagi mereka, hati merupakan pusat kehidupan. Hati merupakan keseluruhan manusia dengan sifatnya, jasmani, intelek dan jiwa sebagai sebuah satu-kesatuan.
Salomo pada bagian ini menuliskan bahwa “…lidah yang lembut adalah pohon kehidupan…” (ayat 4), yang artinya: perkataan pun dapat memberi semangat bagi mereka yang tidak punya pengharapan dalam hidup.
TUHAN, adalah Allah yang Maha Tahu. TUHAN mengetahui isi hati kita (ayat 11). Ayat 13 hanya memberitahu kondisi hati seseorang dapat dilihat dari wajahnya dan semangatnya. Dikatakan “hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat”. Bahkan digambarkan, orang yang gembira seperti selalu ada berpesta di hatinya (ayat 15). Ayat ini ingin menunjukkan adanya sukacita besar ketika hati kita bergembira.
Orang bijak mengeluarkan pengetahuan dari dalam hatinya (ayat 7). Sedangkan orang bebal sibuk dengan hal-hal yang tidak berfaedah (ayat 14). Melalui hatinya, orang yang benar mempertimbangkan setiap hal yang akan dikatakan (ayat 28). Amsal 15 pun mengajak kita melihat bahwa hati yang gembira dapat dilihat dari mata yang bersinar (ayat 30). Seperti ada ungkapan yang menyatakan dari mata turun ke hati. Maka jika kita melihat apa yang baik, maka hati kita pun akan berada dalam kondisi yang baik.
Hati digambarkan sebagai pusat hidup manusia. Oleh sebab itu, hidup kita ditentukan dari isi hati kita. Janganlah pernah mengikuti apa kata hati, karena hati kita mungkin saja dapat menyesatkan kita. Tetapi milikilah hati yang senantiasa tertuju kepada Allah. Allah mengetahui kedalaman hati dan sanggup mengisi kekosongan hati. Ketika Allah mengisi kekosongan hati kita maka hidup kita pun penuh sukacita dan memuliakan Allah.
STUDI PRIBADI:
(1) Apa yang Saudara pelajari tentang hati dalam Amsal 15 ini?
(2) Apa yang Saudara lakukan agar hati kita tetap bergembira (bersukacita)?
Pokok Doa: Berdoalah agar hati jemaat Tuhan boleh diisi dengan sukacita sorgawi dan Tuhan menuntun hati setiap anak Tuhan, sehingga hidupnya terpancar sukacita Tuhan.