Bacaan hari ini: Ayub 30
“Tetapi sekarang aku menjadi sajak sindiran dan ejekan mereka. Mereka mengejikan aku, menjauhkan diri dari padaku, mereka tidak menahan diri meludahi mukaku.” (Ayub 30:9-10)
Dalam kehidupan ini, yang paling menyenangkan adalah berbagi (menyaksikan) pengalaman-pengalaman yang menyenangkan dan menggembirakan. Namun sulit bagi kita menyaksikan kegagalan, kesusahan atau pengalaman yang menyesakkan hati kepada sahabat atau orang-orang yang ada di sekitar kita.
Dalam bagian ini, Ayub kembali menyaksikan pengalaman hidupnya kepada sahabat-sahabatnya; pengalaman hidup yang menjadi sajak sindiran dan ejekan orang-orang di sekitarnya (ayat 1-15). Oleh sebab itu, kondisi itu membuat hatinya hancur ketika ia mengenang segala kesengsaraan yang menimpanya. Bahkan Ayub merasa bahwa Allah telah memusuhinya dan menghancurkanya sehingga batinnya menggelora begitu luar biasa (ayat 16-31). Bagian-bagian pasal terakhir dari kitab Ayub ini, sebenarnya menunjukkan bahwa Ayub, satu demi satu, menguraikan semua kondisi yang dialaminya, dari kemuliaan hidupnya sampai kepada kesengsaraannya, yang tidak mungkin ada seorang manusia yang dapat menanggungnya. Namun melalui pemaparananya ini, sebenarnya Ayub sedang mengajarkan kepada para pembacanya bahwa di tengah kemuliaan dan kesengsaraan hidup, hendaklah kita selalu menjaga dan memiliki kualitas iman yang tidak tergoyahkan. Dengan kata lain, setiap pembaca didorong untuk menjaga hati yang murni di hadapan Allah, meski kehidupan yang dialaminya tidak sebaik yang diharapkan.
Marilah setiap kita menyadari dengan sepenuh hati bahwa segala sesuatu yang kita alami di dalam kehidupan kita adalah merupakan karya Allah yang berdaulat yang membawa kita kepada tingkat pemahaman iman yang lebih tinggi dan murni di dalam kehidupan selama di dunia ini. Ketika kita mengalami pengalaman yang menyenangkan, bagikanlah itu kepada orang yang di sekitar kita, supaya mereka melihat iman yang benar kepada Kristus dalam kehidupan kita. Ketika kita mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan, berbagilah dengan senantiasa mengarahkan mata iman kita kepada Allah.
STUDI PRIBADI: Bagaimanakah Ayub menggambarkan pengalaman pahit yang terjadi di dalam hidupnya?
DOAKAN BERSAMA: Berdoalah untuk setiap orang Kristen supaya belajar mengasihi sesamanya dengan cara memperhatikan hidup sesama dan menggunakan kata-kata yang membangun, Amin.